Tulisan hari ini cukup serius yaitu mengenai pendidikan Jepang. Karena aku ingin menjawab sebuah pertanyaan dari TE reader yang menuliskan seperti begini:
Baik, aku akan menceritakan sedikit tentang hariannya Riku. Riku sekarang bersekolah di SD Negeri, dan kebanyakan SD itu sama kegiatannya (tentu kurikulumnya sama, tapi mungkin variasinya berbeda).
Setiap hari Riku keluar rumah pukul 7:50 pagi. Jarak dari rumah ke sekolah berjalan kaki hanya 7 menit saja, dan sekolah baru dibuka pukul 8:15, sehingga biasanya dia menunggu di halaman sekolah. Pelajaran pertama dimulai 8:30 atau 8:45 tergantung harinya. Kalau hari Senin dari pukul 8:30 sampai 8:45 ada pertemuan seluruh murid (anggap saja seperti upacara benderanya di Indonesia, tapi tanpa upacara). Ini dinamakan Zenkochokai 全校朝会, dan isi utamanya adalah pidato dari kepala sekolah/guru. Pada hari Rabu, pada jam 8:30 -8:45 ini diisi dengan Asareku singkatan dari Asa recreation (朝レクレーション) yang mengijinkan murid-murid bermain bebas sebelum pelajaran pertama. Selain asareku dilaksanakan juga dokusho (読書)waktu khusus untuk murid membaca buku selain buku pelajaran (buku cerita yang ada di kelas/perpustakaan atau membawa sendiri dari rumah).
Pelajaran pertama dimulai oleh nicchoku 日直 (petugas harian) yang terdiri dari 2 orang (laki-laki dan perempuan) bergilir dari grup 1 berganti setiap harinya. Nicchoku ini yang bertanggung jawab untuk memulai pelajaran pada waktunya, termasuk menyuruh teman-temannya duduk dan diam sebelum memberi hormat kepada guru rei 礼 (hormat). Nicchoku juga yang membagikan kertas-kertas pengumuman kepada seluruh murid di kelasnya. Pokoknya kelancaran belajar hari itu juga ditentukan oleh nicchoku (tentu saja didukung gurunya).
Di antara jam pelajaran pertama dan ke dua serta antara pelajaran ke tiga dan ke empat ada waktu istirahat 5 menit, yaitu untuk mempersiapkan pelajaran berikutnya serta pergi ke WC. Sedangkan antara pelajaran ke dua dan ke tiga, istirahatnya 20 menit, yang bisa dipakai untuk berlarian di halaman sekolah.
Antara pelajaran ke empat dan ke lima ada waktu makan siang (12:20 – 13:00) . Makan siang yang disebut kyushoku 給食disediakan sekolah (dimasak di sekolah oleh petugas dari pemda) . Petugas kyushoku ada 5-6 orang anak berdasarkan absen (nama) . Mereka memakai baju putih seperti koki dan membagikan lauk pauk, susu, dessert di atas nampan kepada semua murid dan guru. Nasi boleh ambil sendiri semaunya. Sementara mereka makan, diiringi oleh lagu dari ruang siaran hosositsu 放送室 (ruang untuk pengumuman seluruh sekolah) . Jika lauk, susu atau desert berlebih misalnya karena ada yang absen, bisa dibagikan kepada yang mau tambah. Kadang mereka juga mengganti susu dengan yoghurt atau kopi susu, serta jika ada pesta/peringatan/acara khusus mendapatkan dessert yang agak mewah. Tentu saja untuk kyushoku ini orang tua harus membayarnya kira-kira sebesar 5000 yen (setiap angkatan/kelas berbeda besarnya). Uang kyushoku ini dipotong langsung dari rekening pos orang tua setiap bulannya. Untuk yang mau mengetahui kyushoku dan foto pakaian mereka silakan baca Makan di Sekolah.
Setelah makan siang selesai, petugas kyushoku juga yang membereskan piring dan sisa makanan untuk kemudian mengembalikan kereta dorong kelasnya ke dapur. Sementara itu dari pukul 13:00 selama 20 menit, murid-murid istirahat. Setelah istirahat mulai pukul 13:20 sampai 13:35 mereka souji 掃除 membersihkan kelasnya. Masing-masing murid mempunyai satu lap untuk meja/lemari dan satu lap untuk lantai. Dua lap ini memang harus disiapkan setiap awal semester (aku sih memang mengganti 2 lap zokin 雑巾 setiap semester karena biasanya akhir semester lap putih menjadi hitam kelam hehehe). Dengan diatur gurunya setiap minggu mendaptkan tugas yang berbeda. Misalnya ada yang bertugas membersihkan papan tulis, lemari buku, jendela/pintu, meja-meja, menyapu kelas dan mengepel kelas dan lorong, atau ada juga yang membersihkan (mengelap) rak sepatu di pintu masuk. Semua bekerja waktu souji (pembersihan) ini.
Setelah waktu pembersihan sekolah ini berakhir, mulai pukul 13:40 belajar lagi, kadang satu jam pelajaran, kadang 2 jam pelajaran tergantung jadwal hari itu. Atau kadang ada waktu khusus yang hanya belajar 4 jam saja, sehingga setelah pembersihan bisa langsung pulang. Pada hari Senin ada kegiatan ekskul (Riku ikut science) sehingga pulangnya pukul 15:40, sedangkan hari lainnya sekitar pukul 14:25 – 15:00.
Selain petugas nicchoku dan petugas kyushoku setiap semester ditentukan tugas selama satu semester yang merupakan tanggung jawabnya. Yaitu petugas jendela dan listrik mado to denki gakari 窓と電気係 (sekarang Riku bertugas ini), yang bertanggung jawab pada lampu, kipas angin/AC/heater dan memeriksa jendela sebelum dan sesudah pelajaran (termasuk waktu istirahat). Tentu saja tidak sendirian sehingga jika salah satu ada yang absen, tugas bisa tetap dijalankan teman lain. Petugas kesehatan hoken 保険, yang bertugas mengantar murid yang sakit atau luka ke ruang kesehatan. Ada petugas hiburan reku gakari レク係 yang memikirkan permainan untuk waktu istirahat bersama teman-teman. Ada petugas tanaman/ binatang ikimonogakari 生き物係 yang dipelihara oleh kelas. Petugas ini yang memberi air atau pakan. Kelas Riku sekarang hanya memelihara tanaman, dulu pernah memelihara ikan mas. Ada petugas Kesenian, Ilmu alam, Musik dan olah raga karena murid-murid harus berpindah kelas waktu pelajaran ini, sehingga petugas ini yang mengatur kelancaran pindah ke kelas kesenian, ilmu alam dan musik, serta jalannya pelajaran dengan guru lain (bukan dengan wali kelas tannin 担任).
Kira-kira begitulah kegiatan murid SD Jepang sehari-harinya. Tentu saja selain kegiatan belajar, ada pula kegiatan khusus tahunan seperti pesta seni dan olah raga. Karena aku tidak boleh memuat foto kelasnya Riku, maka aku gambarkan saja layout kelasnya Riku ya. Mohon maklum karena aku bukan illustrator jadi gambarnya seadanya ya.
Waw. Udah lama gak baca postingan K’ Imel ttg pendidikan Jepang *and i’m suddenly reminded that the first TE post i read was about Japanese school, too, hwhw*
Dari kecil sudah diajar tanggung jawab, tentu ke depannya lebih mudah diterapkan ya. Jadi inget, waktu jaman SD dulu bener2 ada tugas piket : nyapu, hapus papan, dll. Begitu SMP-SMA, petugas piket = tukang hapus papan aja, hehe.
Setidaknya, dengan adanya piket, jadi diajar untuk kerja juga, gak cuma bisa ngeberantakin&ngotorin (apalagi klo di rumah biasanya enak, ada mbak :D)
Belajar bertanggungjawab memang harus dimulai sejak dini, karena ketika terlambat menanamkan pada anak, amat sangat sulit untuk memulainya.
Sayangnya di Indonesia banyak orang yang salah mengartikan “kasih sayang” menjadi “memanjakan”.
Padahal yang namanya “memanjakan” akan makin menjauhkan rasa tanggung jawab
Saya dulu juga dapet tugas piket membersihkan ruang guru, mencuci gelas, dan membuatkan teh untuk guru, tapi ga sampai seperti Riku tanggung jawabnya lebih besar 🙂
aku rasa tugas-tugas semacam itu menyenangkan bagi mereka,
belajar bertanggung jawab dengan cara menyenangkan.
trus yang hari senin tanpa upacara itu
aku setujuu banget..! **xixi, krn bagiku senin itu siksaan 😛
Aku senang mendengar cerita detail MbakImelda tentang kegiatan Riku di Sekolah.Kayanya aku nggak tahu sedetail itu deh tentang kegiatan ankku di sekolah. Jadi malu juga he he..
tapi kegiatannya memang sangat beragam ya Mbak.. bagus banget buat pengalaman anak-anak..
belajar tanggung jawab memang mestinya dari kecil ya. aku ingat, dulu waktu SD, tugas bersih-bersih kelas masih berlangsung dengan baik. waktu SMP masih lumayan. tapi begitu SMA, kacau. kelas kotor sekali. (atau mungkin karena sekolah negeri ya? entahlah. aku kurang tahu soal itu.)
semuanya serba teratur jadi enak dilihat
di sekolah andrew juga tiap senin pagi pada ngumpul di lapangan untuk dengerin pengumuman dari kepala sekolahnya. ini kayaknya emang rata2 sama ya di semua negara. cuma kalo di indo lebih ribet aja karena upacaranya lama dan banyak tata caranya. hahaha.
dan di sekolah andrew juga anak2 ada yang bagian ngelap meja, tapi gak sampe nyapu/vakum sih. gak tau ya ntar kalo udah grade yang lebih tinggi.
kalo di indo tugas piket paling hapus papan ya, gak bersih2 kelas. saya rasa balik lagi karena tenaga kerja di indo harganya murah. jadi ada petugas kebersihannya sendiri kan.
Gak juga ah, Bang. Dulu pas sekolah, petugas piket juga termasuk menyapu lantai. Sepekan sekali malah dipel, tapi yang ngepel satu kelas semua. Biasanya hari Sabtu, kalau tak salah ingat.
Pas SD, ada beberapa kelas yang di depannya ada tamannya. Itu jadi tanggung jawab kelas itu. Ya menyirami, mencabuti rumput-rumput liarnya, dsb.
Pas SMP, tiap kelas ada taman kecilnya di depan. Tanggung jawab tiap kelas untuk menanam tanaman, memeliharanya, dsb. Tiap akhir cawu biasanya ada lomba kebersihan dan kerapian kelas, dan taman itu adalah salah satu aspek penilaian.
Dari dorama atau anime yang saya tonton, kurang lebih sama semua layout kelasnya ya, Bu. Bagus juga sistemnya, melatih masing-masing murid untuk bertanggung jawab.
akupun mengajarkan ke ade aku yang masih TK !! memang harus di ajarkan dari kecil yaa biar dia lebih di siplin,sesambil nunggu aku punya anak dan mengajarkan nya 😀 hehe
Sejak membaca novel Toto Chan, Gadis Kecil di Jendela, aku sudah sangat terinspirasi dengan pendidikan Jepang, terutama untuk tingkat dasar.. Terlihat sekali kalau semuanya direncanakan dan disiapkan secara matang.. Postingan Nechan ini semakin menginspirasiku… Terima kasih, Nechan… 🙂
betul tanggung jawab harus diajarin dari kecil…. dan itu benar benar harus ditanamkan.. dan tentunya nanti dirumah lebih sulit lagi… apalagi kalau di indo… disekolah di ajari seperti itu, di rumah tinggal teriak pembantu hehehehehhe
Tiga hal mBak EM:
1. Salut pada system yg diterapkan di Jepang utk pendidikan dasar. Mereka diajari utk “mengurus” kelasnya sendiri
2. Dulu waktu sekolah (SD-SMA) masih ada piket yg bersih2 kelas, nyapu, bersihin meja, etc. Tapi kalo aku lihat dari comment2 di atas kok kayaknya tinggal menghapus papan tulis saja ya 🙁
3. Salut jg utk perhatian mBak EM ke proses pendidikan Riku (Kai tentu jg). Di sini tidak banyak lho yg peduli dengan aktivitas anaknya di sekolah. Pasrah ke sekolah begitu aja
Salam saya,
Padat banget yaa bu kegiatannya, yang bikin seru tuh ada acara lap2 gitu, kalau disini mah, mana mau murid2nya, yang ada yang piket cuma nyapu lantai dan beresin meja guru…
jangan2 waktu SD dulu diwajibkan duduk berpasangan dengan anak laki2, aturan itu warisan jaman pendudukan jepang yang awet. emang bagus sih, daripada sebangku sama sesama kan malah rumpi terus ya #eh masih sd mah blom tau rumpi kali ya 😀
tapi soal jam belajar itu, beda banget sama di sini, dari jaman dulu kan jam belajarnya pasti sama setiap harinya. soal bersih2 kelas juga, justru pas bersih2 biasanya bisa lirik2 anak kelas sebelah hahaha
Sekolah dan keluarga saling bermitra dalam menanamkan tanggung jawab ya mbak
Wow…
lumayan padet juga jadwalnya yah mba…
tapi kedengerannya sih menyenangkan semua deh…
Dan anak bener bener diajarin buat tangggung jawab,
terutama bagian bagi bagi makanan itu lho…
Dulu jaman SD, paling aku kebagian piket nyapu2 kelas doang, itu pun ngerjainnya males malesan…hihihihi…pantesan sampe sekarang suka males nyapu yah?…hihihi…
sama seperti pengalaman kawan blogger lainnya, aku juga waktu msh SD belajar bersih bersih kelas, bikin teh buat guru, masak dan dijual buat murid murid
yg spt ini aku salut mbak, belajar bertanggung jawab sejak dini, krn seperti kata pak Mars kalau telat susah memulainya
jepang memang dahsyat. pembelajaran untuk bertanggung harus diterapkan sejak dini.
salam.
Seru banget ya sekolahnya…
Pas aku SD, piket aja nggak terlalu disiplin. Jadwal piket jadi agak gak guna gitu. Sedih… T.T
Imel, betapa indahnya jika sejak TK/SD pendidikan dilakukan secara disiplin, dari hal-hal kecil. Saat TK, anakku ada dua kali makan seminggu di sekolah…rasanya senang, anak-anak belajar makan sendiri, dan berbagi dengan temannya.
Dulu…di SDku tiap kelompok dapat satu petak tanah (2×2 meter), boleh ditanami apa saja..tugas murid adalah menyiram tiap hari. Dan zaman itu belum ada ledeng atau air pompa…jadi ya membawa ember dan menimba sendiri dari sumur…untuk disiramkan ke tanaman.
Guru ngecek gigi dan tubuh anak-anak seminggu sekali…yang sakit diberi pengantar ke RS…
Sebetulnya ini hal mudah, dan bisa dilaksanakan ya, kenyataannya dulu bisa, namun ya harus dibuat sistem nya.
Sejak dini diajarin disiplin, belajar keras dan tanggungjawab. Dan saya yakin sistem pendidikan mereka berkelanjutan dari mentri pendidikan yang satu ke mentri pendidikan selanjutnya Jadi pantas mereka maju. Lha, kalau di kita ganti mentri pendidikan ganti lagi programnya, bikin blue print sendiri sendiri…
Waaaah… Makasih Imelda san….
Luar biasa ya, jadwalnya padet banget untuk ukuran anak SD. Dengan jadwal yang seperti itu, jadi setiap anak sudah terdidik untuk selalu disiplin ya.
jadi kebayang seperti apa sebenarnya kondisi yang saya lihat di film dan yang saya baca di buku dan manga
Jaman aku dulu pasti ada giliran piket, baik nyapu, ngepel, bersihkan papan tulis, dll. Tapi jaman anakku sekarang tugas itu dilakukan oleh OB. Yang dikerjakan anak-anak hanya bergiliran menghapus papan tulis.
Mestinya anak memang diajarkan mengerjakan tugas-tugas seperti itu yaa 🙂
kalau dulu waktu aku sekolah juga dapet jadwal piket.. yang beda mungkin cuma makan siang karena di sekolah negeri di Indonesia rasanya gak ada yang ngasih makan siangnya ya mbak..
tapi gak tahu deh sekarang,, katanya banyak sekolah yang menggunakan jasa OB jadi anak-anaknya lumayan jadi males-malesan untuk bersih-bersih kelasnya masing masing..