Hari ini adalah hari terakhir Golden Week, yang juga merupakan Hari Anak-anak. Aku sudah pernah menuliskan tentang peringatan hari Anak-anak ini di Bouya dan di Hari Anak-anak, juga tentang Koinobori. Kali ini aku hanya mau tulis sedikit yaitu tentang Kashiwa Mochi.
Kashiwa mochi ini merupakan mochi yang disuguhkan pada hari Anak-anak. Mochinya sebetulnya biasa saja, ada yang putih, merah muda, hijau (yomogi) dengan isi pasta kacang merah. Tapi istimewanya mochi yang dibungkus dengan daun Kashiwa, yang bentuknya khas, dan biasanya tidak dimakan.
Mengapa harus dibungkus dengan daun Kashiwa (Daimyo Oak)? Sebetulnya ini juga perlambang, karena daun Kashiwa itu terkenal tidak rontok di musim gugur. Biasanya pohon merontokkan daun di musim gugur, kemudian di musim semi daun baru tumbuh. Tapi khusus Kashiwa daun tua akan terus menempel pada batang pohon sampai daun baru tumbuh. Ada waktu daun lama dan baru tumbuh bersama, dan itu diharapkan terjadi juga pada laki-laki. Supaya tidak mati sebelum anaknya cukup besar. Atau sebagai pengertian lain, bisa menyiapkan generasi penerus dulu sebelum lengser. Karena itu di halaman rumah Bushi (kaum samurai) pasti ditanam pohon Kashiwa ini.
Jadi kashiwa mochi sebagai perlambang harapan kepada anak laki-laki agar tetap kuat dan umur panjang.
Kalau kue mochi saya suka Bu…
Tapi pasti beda ama yg disini…
Sampai jumpa di GW berikutnya… 😀
yakin ini akan jadi GW terakhir mba? 😀
Padahal lagi seru2nya hehehe
itu daun bentuknya lucu,
terus mochi nya itu sama ga ya rasanya sama mochi2 yg dijual disini? 😀
soale pernah ketemu mochi eh isinya kok pait … hiks
GW nya memang terakhir tapi laporannya masih ada kira-kira 2 kali lagi kok 😀 Sabar hehehe
Aku baru pulang ke rumah malam ini dan besok ngajar. Posting ini tulis cepat-cepat dari komputer pinjaman 😀
Semoga besok malam bisa tulis lanjutannya ya 😀
EM
ok deh klo gitu
siap2 pantengin TE 😀
Pohon Daimyo Oak (Quercus dentata) ternyata masuk dalam data base IUCN Redlist sebagai pohon berstatus Least concern. semoga dengan tradisi menggunakan daun Daimyo Oak sebagai pembungkus mochi justru bisa menggerakkan warga untuk melestarikan pohon ini.
Kalau soal menjaga lingkungan (pohon) aku bisa jamin bahwa Jepang bisa melakukannya. Waktu ada pohon berusia ratusan tahun tumbang saja, diadakan berbagai cara untuk menahannya agar tidak mati 🙂
EM
lucu banget mochinya dibungkus daun… 😀
Sama ya dgn budaya Indonesia, dari tanamanpun bisa diambil filosofinya sendiri yg berkaitan dgn kehidupan manusia.
Saya suka mochi, apalagi kalau mochinya dilapisi wijen, enak 🙂
Tapi belum pernah mencicipi mochi isi kacang merah.
Kalau di Indonesia dan kalau nggak salah, Hari Anak bulan Juli.
Iya mochi di Indonesia kebanyakan cukup tahan lama. Kalau di Jepang harus makan dalam 1-2 hari. Soal hari Anak Indonesia aku juga pernah tulis 2 th yal
EM
Filosofi selalu bisa didapat dari apa saja yang ada di kehidupan kita ini. Tapi daun itu memang bikin tampilan mochi jadi sangat cantik…. sama halnya kalau kita makan kue lemper yang dibungkus pakai daun pisang, dan bukan plastik….
Iya, dan daun pisang di sini muahaaal banget 1 lembarnya 100.000 rupiah 😀
EM
Mochinya ga di makan, Bun? trus digimanain?
*hehe klo di sini sudah pasti abis itu siih 😀
Mochinya ya dimakan atuh. Itu kan fotonya dr wiki
EM
Baru tau loh mbak EM, makna daun Oak itu…
kalau di bungkus ke makanan aromanya gimana ya mbak EM??
Daun Oak tidak begitu beraroma lely, jadi tidak pengaruh ke mochinya
EM
mbak EM…beda yah sama mochi yang di Indonesia…?
Btw…hutang saya…udah dibayar mengenai liputan di snow bay yah….
Sedikit beda. Kalau mochi Indonesia kecil-kecil dan isinya kacang kan?
EM
ada di tulisan terakhir maksudnya….
Wah iya selalu dulu di ceritakan sama mantan bosku ttg golden week, tapi ini jadi tambah pengetauannya baca ini, dan selalu ada filosofi yg di terapkan oleh orang jepang ya, dan itu mungkin yg buat mereka punya nasionalisme tinggi ..
Palingan aku makan moci yang di cianjur itu mba…
ditaronya di kotak anyaman gitu tapinya…
daun nya lucu juga itu bentuknya ya…
*menelan ludah*
Saya baru kali ini lihat langsung bentuk asli mochi yang terbungkus daun.. 🙂
Selama ini cuma lihat dari manga Kobo-chan. 😆
oooh begitu ceritanya… kashiwa.. disana Mochi nggak dibalurin sama sejenis tepung yah? wah enak dong, kalo makan nggak belepotan… hihihi
“Jadi kashiwa mochi sebagai perlambang harapan kepada anak laki-laki agar tetap kuat dan umur panjang.”
Berbahagialah penulis blog ini karena memiliki dua bocah laki-laki 😀
(eh, tiga ding? :p )
Satunya lagi sapa? Kamu? 😛
EM
Saya suka ceremonial yg penuh arti ini, pnh dg simbol yg sgt folosofis utk hidup manusia
May Riku and Kai be gentlemen to inspire other men and also women out there
~LiOnA~