Waktu aku membaca tulisan sahabat blogger, Arman, dia mengatakan bahwa mereka punya tradisi memulai tahun baru yaitu dengan makan yang enak-enak sehingga diharapkan selama tahun itu bisa makan enak-enak terus… sebuah tradisi yang amat sangat bisa dimengerti. Karena aku juga berpikir tradisi Jepang juga begitu, yaitu dengan menyediakan masakan khusus tahun baru yang namanya osechi ryori, yang menurutku itu memang mewah! (Tentang osechi, bisa baca di sini)
Kemewahan di awal tahun baru bukan hanya soal masakan, tapi juga kemewahan untuk mendapatkan waktu libur, benar-benar libur, khusus untuk makan, minum (sake) dan TIDUR! Benar-benar kemewahan bisa tidur kapan saja selama 3 hari awal tahun, karena biasanya tidur pun bagi orang Jepang merupakan hal yang sulit didapatkan. Bukan rahasia lagi kalau waktu tidur orang Jepang adalah yang terpendek diantara 17 negara maju. Padahal kalau melihat rata-rata orang Jepang tidur 6,8 jam sudah cukup. Tapi dibanding negara Perancis misalnya yang tidurnya 7,2 jam, beda 49 menit itu amat besar gap nya. Pada kenyataannya orang Jepang “umum” (pekerja) hanya tidur 5 jam per hari.
Tapi orang Jepang mempunyai beberapa tradisi yang dilaksanakan untuk mengawali tahun baru. Hatsumode (sembahyang pertama), Hatsuuri/fukubukuro (penjualan pertama dan kantong keberuntungan) , Otoshidama (angpao), hatsuyume (mimpi pertama), hatsu hinode (melihat matahari terbit pertama), kakizome (tulisan kaligrafi pertama) dll. Banyak yang sudah pernah aku tulis tahun lalu (dan lalunya). Kalau mau mengetahui dengan detil, silakan klik term di atas.
Tanggal 1 Januari 2011 deMiyashita dilewati dengan bermalas-malasan. Hmmm sebetulnya tidak untukku, karena anak-anak sudah bangun sejak pukul 8 pagi, jadi aku harus menyiapkan sarapan untuk mereka. Biasanya kami makan makanan osechi mulai sarapan, tapi karena papanya belum bangun, aku siapkan makanan lain dulu, sambil aku mempersiapkan osechi ryori. Tahun ini aku yang harus menyiapkan semuanya sendiri karena untuk pertama kalinya kami tidak menginap di rumah mertua di Yokohama. Kata mereka (ibu mertuaku) , “sekali-sekali kita pisah-pisah menyambut tahun barunya yuk, mau istirahat tahun ini”. Dan ternyata menyambut tahun baru sendiri di rumah sendiripun (bukan rumah mertua) bisa kok mengikuti tradisi Jepang… sapa dulu dong ibu RT nya hihihi. cihuuuy.
Sekitar jam 11 siang aku mendapat telepon dari tante Christine, koordinator komunitas Indonesia yang bergereja di Meguro. Memang biasanya tahun baru, kami tidak mengadakan misa, tapi karena tahun ini banyak pastor di Tokyo, kami sepakat untuk berkumpul dan makan-makan sederhana. Tante Christine membuat mie bakso dan nasi kuning. Nah, kupikir aku mau memasak ayam panggang saja untuk lauknya nasi kuning. Jadi mulai jam 12, aku membumbui ayam dan memanggangnya.
Jam 5 sore aku berangkat sendiri dengan Kai ke gereja untuk mengikuti misa pertama. Riku menemani papanya di rumah. Tanggal satu diawali dengan bukan hatsumode (sembahyangnya di Kuil) tapi hatsu misa (sembahyangnya di gereja). Jalanan sepiiiiii, jadi aku bisa sampai dalam waktu 45 menit (yang biasanya 1 jam). Berdua Kai di mobil, dia bercakap-cakap layaknya orang gede aja. Aku menikmati sekali waktu itu.
Dalam misa yang dihadiri 30-an orang kami tidak lupa berdoa untuk negara Indonesia yang selama tahun 2010 banyak dilanda musibah. Bagaimana kita bisa mendapatkan berkat Tuhan kalau kita tidak berdoa memohon padaNya? Jadi aku sangat setuju sekali kebiasaan bersembahyang di awal tahun, baik itu hatsumode atau hatsumisa, apapun namanya. Dulu kami (waktu masih single) sering pula mengadakan misa tengah malam, sehingga pergantian tahun justru dirayakan di gereja.
Selesai misa, tentu saja kami langsung menyerbu mie bakso buatan tante Christine. Yang maunya sederhana tapi ternyata ada saja yang membawa makanan buatannya sendiri. Makanan berlimpah. Bihun goreng, salada udang, ayam panggang + nasi kuning, roast beef dll. Belum lagi ada tiramisu buatan Lisa….wah pokoknya yummy deh. Kai adalah satu-satunya anak kecil yang hadir di pertemuan itu, sehingga menjadi obyek “pelecehan” a.k.a. godaan para dewasa. Tapi meskipun begitu dia sangat berkonsentrasi terutama waktu makan mie baso, karena mie memang makanan favorit dia. Mamanya sampai mengambilkan mie baso 3 kali mondar-mandir untuk dia. (Asal jangan dipikir itu buat mamanya aja deh….hihihi. Mamanya cuma makan satu porsi kok 😀 **beladiri.com** )
Seperti yang Kai bilang waktu kami makan siang di hari pertama, “Kazokutte ii ne, Kazoku daisuki!” (Keluarga itu asyik ya…. aku suka sekali “keluarga”). Mengawali tahun baru dengan kebersamaan keluarga dan kebersamaan manusia dengan Tuhannya, deMiyashita menyambut deretan angka cantik 1-1-11 dengan penuh semangat dan keceriaan.
Akemashite Omedetougozaimasu (Selamat Tahun Baru)