Kunjungan TK terakhir

29 Jan

Seperti saya pernah tulis di posting yang ini, TK nya Riku mempunyai program “Pelajaran Terbuka” yang bisa dikunjungi oleh orang tua murid. Harinya berubah-ubah, dan hari ini juga diprogramkan untuk orang tua mengunjungi kelas Nenchou (5th). Kunjungan ini merupakan yang terakhir sebelum nanti bulan Maret dilakukan Wisuda TK. Jadi aku paksakan untuk menghadiri acara ini, meskipun lama-lama mengikuti acara seperti ini membosankan (lain halnya kalau aku tidak harus membawa Kai ya, biar bagaimanapun juga susah euy).

Acara dimulai jam 10 pagi, sedangkan Riku biasanya saya antar jam 9:20. Karena tanggung untuk pulang dan kembali lagi, jadi saya langsung tunggu sampai tiba pukul 10 di halaman sekolah. Kai yang sudah bisa berjalan kemana-mana merasa bebas. Dia memang lucu, selalu senang melihat banyak orang, apalagi kakak-kakak yang berpakaian seragam. Seakan dia ingin menjadi teman mereka, “Terima gue dong!”. Dan pagi tadi karena cuaca tidak hujan (mendung sedikit) maka anak-anak TK setelah menaruh tas mereka di lokernya, berhamburan ke halaman sekolah untuk bermain. Ada yang bermain bola, ada yang membawa tali dan bermain lompat tali sendiri atau bersama-sama, ada yang bermain di jungle jim, atau ada yang hanya berlari-lari saja. Duh anakku Riku, dia memang sulit untuk bermain bersama teman lain, sehingga dia mengambil bola dan bermain sendiri. Apalagi dia tahu aku ada di situ, jadi dia maunya dekat-dekat aku terus.

Kai yang melihat kakaknya bermain bola, juga ingin ikut bermain bola. Berusaha menangkap bola meskipun terjatuh beberapa kali. Karena aku berdiri dekat pintu masuk kelas, banyak teman-teman Riku yang mengenal aku, menyapa, “Riku Mama, ohayo gozaimasu”. Ah anak-anak ini memang angels. Ada beberapa anak perempuan yang datang menghampiri, lalu berkata, “Riku Mama, lihat gigi seri aku sudah copot dan sudah timbul gigi yang baru.” “Aku sudah 2 buah gigi loh”. “Kalau aku sudah 5 dong”. Aku jadi agak sedih, lupa mengingat gigi Riku sudah berapa yang tanggal ya? …..

Jam 10 kami masuk kelas, sebelumnya aku bawa Kai cuci tangan di depan kelas. Di depan setiap kelas ada sink untuk mencuci tangan yang tingginya disesuaikan dengan tinggi anak-anak TK itu. Jadi tempat itu merupakan tempat yang menarik bagi Kai, karena dia memang paling suka bermain air. Saat itu, ada seorang anak laki-laki yang datang, Kotaro kun.
“Riku mama, konnichiwa! Riku mama bijin ne (bijin = cantik)”.
Wah, menerima pujian dari anak TK !!!! Aku tertawa dan aku bilang padanya,
“Kotaro kun arigatou. Tapi mama kamu juga cantik loh”.
Ya, memang benar ibunya cantik, berbadan mungil dan baru melahirkan anak kedua. Mungkin tinggi ibunya hanya 150 cm, tapi Kotaro sendiri badannya tinggi. Pasti dia akan tumbuh lebih tinggi jauh dari ibunya. Kotaru kun adalah anak yang tertinggi di kelas.

Selama satu jam kami bisa melihat jalannya pelajaran di kelas Riku. Setelah bernyanyi-nyanyi dengan iringan piano (setiap kelas ada pianonya, dan guru TK wajib bisa bermain piano!) selama 30 menit. pelajaran dilanjutkan dengan bahasa Inggris. Pantas tadi pagi Riku bertanya pada saya, “Mama bahasa Inggrisnya doragon apa? ”
“Dragon!”
“Loh kok sama?”
“Ya sama, banyak loh bahasa Jepang yang memakai bahasa Inggris”
“Kalau tora apa?”
“Tiger”

Jadi waktu gurunya tanya, “What animal do you like?”, Riku menjawab Tiger. Waktu pulang aku tanya, kenapa Riku tidak jawab Dragon? Bisa tahu jawaban dia apa?
“Kan aku tidak yakin apa dragon itu binatang atau bukan, jadi aku jawab tiger aja!”
Aku kaget…. dan aku bilang sama dia,
“Riku benar! karena pada kenyataan tidak ada dragon kan?”
Phew…..

Akhirnya satu jam melihat jalannya pelajaran di kelasnya Riku selesai. Satu jam yang pernuh perjuangan untuk menyeret Kai agar tidak mengganggu jalannya pelajaran. Kai serasa ingin jadi murid, langsung duduk di sebelah Riku. Kebetulan aja tempat duduk itu kosong, karena si empunya sakit tidak masuk. Waktu pelajaran bahasa Inggris, anak-anak duduk di lantai dan membentuk lingkaran. Kai langsung menghampiri dan ikut duduk dalam lingkaran!!!!! DUH DUH DUH… Karena kasihan jika mengganggu, saya langsung seret Kai keluar kelas dan membiarkan dia bermain air di tempat cuci tangan. Tapi kalau dipikir Kai tidak nakal. Dia hanya mau ikut belajar. Tidak seperti anak kecil lainnya yang lari ke sana ke mari berseliweran. Sayang sih masih harus menunggu  2 tahun lagi untuk memasukkan Kai ke TK. Karena TK di sini dimulai dari umur 3 tahun.

Hari Olahraga

12 Okt

Setiap tahun Jepang memperingati hari Olahraga 体育の日 pada bulan Oktober. Sampai beberapa tahun yang lalu selalu jatuh tanggal 10 Oktober, karena pada tanggal 10 Oktober tahun 1964, Olimpiade musim panas ke 18 dilaksanakan di Tokyo. Tokyo Olimpic 東京オリンピック 1964 ini selain menjadi yang pertama untuk Jepang juga yang pertama untuk Asia.  Kemudian sejak tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 10 Oktober ini sebagai Hari Olahraga. Dan sejak tahun 1966 sampai 1999, 34 tahun pelaksanaan hari olahraga ini, curah hujan lebih dari 1 mili hanya 5 kali saja. Berarti, setiap tanggal 10 Oktober PASTI cerah.

Nah salahnya sepertinya sejak tahun 2000 deh…. Karena sejak tahun 2000 ini dipindah tanggalnya, supaya hari Senin bisa libur, jadi bisa libur berturut-turut dari Sabtu-Minggu-Senin. Tanggal 10 yang lalu hari cerah (meskipun saya sakit) dan tanggal 11 yang rencananya dilaksanakan acara olahraga di TK nya Riku hujan dna diundur … Hari ini tanggal 12 akhirnya cuaca bersahabat. AKIBARE 秋晴れ (hari cerah di musim gugur). Lapangan tempat pertandingan hangat, tapi kami yang duduk di sekitar track di bawah pohon, benar-benar menggigil. Karena tidur cuman 2 jam, kepalanya saya kurang tajam, untuk mempersiapkan diri bahwa hari ini akan dingin, jadi cuma pakai baju satu lembar…. Brrrr. Untung saya selalu siapkan baju ganti untuk Kai, sehingga bisa didobel jadi dia tidak kedinginan.

Acara undokai (pertandingan olahraga) di TK Riku ini dimulai pukul 9:15, sesuai rencana, diawali dengan “mini marching band” yang disusul dengan “defile” peserta, 3×3 kelas TK… kelas Nensho 年少 (3 tahun), kelas Nenchu 年中 (4 tahun) dan kelas Nencho 年長 (5 tahun). Wahhh …. anakku pegang pianica dan katanya sih “No problem ma!”. Padahal sebetulnya aku harus melatih dia selama liburan musim panas lalu. Tapi …. wong mamanya ngga bisa alat musik, gimana musti ngajarin. Niatnya sih di jakarta beli pianica tapi ngga jadi. Dan setelah pulang dari mudik itu, sekitar 10 hari menjelang hari H, baru aku latih dia 1 kali hihihi. gomennasai.


Setelah pembukaan, untuk kelasnya RIku, ada pertandingan lari dengan satu kaki diikat dengan kaki papanya. Bahasa jepangnya Ninin sankyaku 二人三脚 (dua orang 3 kaki…bahasa Indonesia nya apa ya?). Kemudian ada parabaloon, memakai kain terpal berbentuk lingkaran membuat bentuk-bentuk balon, mengikuti irama lagu Dreams Come True…gaya deh. Yang menjadi neck (kendala) bagi Riku selama ini adalah relay (estafet) karena larinya lambat (maklum ndut sih)… but akhirnya bisa diselesaikan no problem. Dan terakhir adalah senam seluruh kelas Nencho… membuat bermacam bentuk seperti “suberidai” 滑り台(perosotan), Gunung Fuji, Pyramid, dll. Riku berada di tingkatan ke dua, padahal anak yang berdiri di atasnya kurang bisa menjaga balance. Dia selalu mengeluh…mama…tangan kaki aku skait loh…tapi aku akan berusaha.

Well son, you’ve done your best, and I am proud of you.

Foto di kanan adalah foto seorang teman Riku yang kakinya memakai alat bantu, karena terkena penyakit “moya-moyabyou” (semacam serangan stroke pada anak-anak dan biasanya anak perempuan…. saya pernah bahas di multiply tapi nanti detilnya kalau sudah terkumpul akan saya posting di kesempatan lain). Kami sebetulnya heran dia tetap datang dalam acara ini (mungkin kalau orang Idnoensia sudah “tahu diri” tidak akan hadir) Tapi…. semangatnya dan semangat IBUnya…. Kelas Riku tidak akan bisa menjadi juara, karena anak ini sudah tentu tidak bisa lari. Namun dia didampingi gurunya “gambaru” berusaha, berjalan sepanjang track dengan pandangan mata semua pengunjung….dan mau tidak mau kita semua bertepuk tangan memberi semangat, di setiap langkahnya.… saya tidak bisa menahan air mata… dan semua orang tua kelas Riku juga menangis melihat dia. Satu yang saya senang menyekolahkan Riku di sini, karena tahun lalu pun ada beberapa anak yang memang tidak mampu, tapi tidak ada satupun orang yang menghalangi keikutsertaan anak-anak yang kurang mampu begini. Saya tidak tahu apakah di sekolah (TK) lainnya begini atau tidak, tapi saya suka sekolah ini. Dan saya suka masyarakat Jepang, yang masih mau sabar mengahadapi orang yang lemah dan mempunyai kendala-kendala demikian. Semoga anak-anak Indonesia yang kurang mampu dan mempunyai kendala-kendala seperti ini bisa tetap menikmati pendidikan.

Hubungan dari hantu ke hantu

12 Okt

Ada yang masih ingat? semoga masih ada, karena berarti seumuran saya atau pernah menikmati buku yang sama. Ya, hubungan dari hantu ke hantu ada dalam cerita Trio Detektif, yang terdiri dari Jupe, Pete dan Bob. Yaitu hubungan telepon untuk mendapatkan informasi. Ketiga anggota akan menelepon lima temannya, dan jika kelima temannya tidak tahu, mereka diminta untuk menelepon lima temannya yang lain, berantai terus sehingga, nantinya akan ada seseorang yang mengetahui info tertentu yang akan menelepon ke markas mereka. (Hmmm sambil tulis begini kok saya jadi teringat MLM hehehe).

Tapi yang saya mau ketengahkan di sini bukan hubungan hantu ke hantu yang berfungsi untuk mendapatkan informasi. Lebih ke suatu jaringan antar orang tua murid (atau anggota suatu RT/RW) yang sudah disetting sebelumnya untuk memudahkan komunikasi. Saya tidak belum pernah mendengar ada jaringan yang teratur seperti ini di sekolah di Indonesia. Tapi di sekolah Jepang, TK dan SD (Saya belum tahu apakah SMP dan SMA) mempunyai suatu bagan jaringan hubungan telepon berantai yang dinamakan Renrakumou, yang sudah ditetapkan untuk menyampaikan pengumuman dari pihak sekolah atau suatu kegiatan dari sekolah. (Orang tua) ketua kelas misal A-san akan menghubungi B-san melalui telepon, lalu B-san akan menghubungi C-san, dst. Jika warganya banyak maka akan dibagi menjadi 3 regu, sehingga A-san akan menghubungi B, K, dan S san , baru kemudian menyebar, dan terakhirnya akan kembali ke A-san lagi.  Saya tidak tahu, mungkin sudah ada yang mempraktekkannya di Indonesia. Tetapi ini suatu sistem yang amat sangat bagus menurut saya. Karena hemat biaya telepon, hemat waktu juga.

Nah ceritanya tadi pagi…. eh sudah berganti hari ya… kemarin pagi (Sabtu pagi), saya mendapat telepon dari orang tua murid yang sebelum saya di jaringan yaitu Kobayashi-san, dnegan satu kata… YARIMASU (dilaksanakan). Apa yang dilaksanakan? Sport meeting. Setiap tahun menjelang Hari Olahraga yang tahun ini jatuh tanggal 13 Oktober, di setiap sekolah , TK dan SD Jepang pasti diadakan pertandingan-pertandingan olahraga. Nah rencananya hari Sabtu ini, TK nya Riku akan mengadakan class meeting (istilahnya kami dulu).

Memang sudah perjanjian bahwa jika cuaca tidak pasti akan dihubungi lewat jaringan telepon sekitar jam 6:30. Sesudah menerima telepon, saya membuat bekal makanan untuk dibawa, dan sekitar jam 7 saya turun ke bawah untuk buang sampah. Ternyata… hujan…dan melihat langit saya punya perasaan bahwa hujan ini akan berlanjut terus. Jadi saya agak malas-malasan untuk bersiap-siap sambil berharap akan ada telepon lagi membatalkan acara. Eeeee ternyata jam 8 ada telepon, dan pengumumannya…diundur satu jam …weleh…kok tidak diundur besok aja sih?

Jadi kami berangkat dari rumah jam 9:30 ke TK nya Riku bersama Melati-san… Dan di TK nya Riku tentu saja sudah penuh dnegan keluarga dari murid-murid yang menunggu DALAM HUJAN!!!. Dan kita harus menunggu keputusan dilaksanakan atau tidaknya sampai dengan jam 10:30…. beteeeeee. Sambil ngomongin kejelekannya orang Jepang dnegan Melati, kami menunggu dna menunggu… sambil maki-maki, masak tidak bisa ambil keputusan sih… jalan atau ngga? Mending aku saja yang jadi kep seknya hihihi.

Akhirnya jam 10:30 diputuskan BATAL dan diundur besok …huh… dan sebagai pengobat capek, kami akhirnya makan di resto Royal Host dekat rumah padahal ada bekal makanan banyak hehehhe. Trus pulang ke rumah aku sempat buat puding mousse coklat dan PIZZA untuk makan malam… Melati san otsukaresama,terima kasih sudah mau menemani kami dalam hujan sejak jam 8:15 pagi.

Saturday School’s Visitation

14 Jun

Hari ini aku harus ke TK nya Riku karena ada acara khusus bagi orang tua untuk mengunjungi sekolah. Kalau mendung akan melihat murid-murid mengerjakan prakarya, tapi kalau cerah akan ada semacam sport day. Nah, hari ini cerah sekali. Berarti aku harus gendong Kai terus, dan ikut bertanding juga. Gimana caranya ya???

Untung saja di kelasnya Riku, ada beberapa temannya Riku yang papanya juga tidak bisa hadir. Sebtulnya acara ini diadakan hari Sabtu dengan maksud supaya papanya bisa ikut datang. Tapi yah, tidak semua papa-papa libur hari Sabtu. Dan aku juga sudah biasa kok urus apa-apa sendiri. Cuman ya itu kasian aja Rikunya. Belum lagi masalah dengan Kai. Tahun lalu, aku juga datang sndiri. Waktu itu ada pertandingan gendong anak relay. Jelas aku tidak bisa, karena waktu itu sedang hamil 6 bulan. Mana bisa gendong Riku yang 20 kg lebih. Untung saja gurunya Riku, Maiko sensei mau gendong Riku gantiin aku. (Dalam hati aku minta maaf…. karena berat tuh. bukan anak sendiri lagi hihihi).

Tahun ini pertandingannya masih “wajar”. Riku harus merangkak melewati kaki aku, kemudian aku lewat Riku dan Sensei yang berpegangan tangan, lalu kembali Riku merangkak lagi. Tadinya aku pikir yah, kalau terpaksa, aku sambil gendong Kai pun masih bisa. Untung ada Tanaka san yang menawarkan gendong Kai selama aku ikut pertandingan itu. Dia sendiri, suaminya datang sehingga suaminya yang ikut acara pertandingan itu.

Setelah acara sport selesai, kita masuk ke kelas untuk berkenalan dan pembagian tugas untuk acara Sport Day tanggal 11 Oktober yad. Untuk kelas Nencho (Kelas 3 TK) biasanya ada pertandingan relay lari. Dan ada acara khusus pertandingan lari dari orang tua. Papa 2 orang, Mama 2 orang. Aku mah ogah hehhee.

Karena besok hari Ayah, murid-murid menyerahkan kartu yang mereka buat untuk papanya. Di kelas mereka memberikan kepada papanya. Papanya Riku ngga ada jadi diwakili aku. Kartu itu namanya Otsukai Ken (Gift Card) tapi giftnya berupa tindakan yang akan dilakukan untuk papanya, misalnya kartu pijat,kartu bangunin papa, kartu main dengan papa dll. Jadi kalau papanya mau dipijat bisa keluarkan kartu itu, dan Riku harus pijat papanya. wah sayang sekali waktu Hari Ibu tidak ada kartu begituan. Kan mama juga mau dipijat hehehe.

Gambar hasil karya Riku : My Father (kacamatanya tidak terlupakan)

BTW saat ini jam 1 siang, udah capek…tapi hari ini aku ada meeting di gereja, rapat oikumene. Jam 7 malam. Harus bawa 2 unyil…. Lord give me strength!!

NB 1: Aku tertidur 3 menit sambil pegangin botol Kai. Eeee Riku masuk dan bangunin aku. DIa bilang ada kebakaran kelihatan tiang listrik mengeluarkan asap. Duuuh anakku mama sakit kepala, mau bobo dibangunin hanya untuk cerita. Pas aku nulis ini, aku bilang sama Riku “Aduh mama sakit kepala. Kamu sih bangunin mama.” Lalu dia bilang “Maaf mama, abis Riku mau cerita ada kebakaran itu sih!!!”. Aku langsung peluk dia. He wants to tell me something that thrilled him!! I should appreciate him.

NB 2: Tadi pagi aku sempat bilang :GEMPA! soalnya aku lihat air di akuarium bergerak. Ternyata benar. Dan gempanya di SENDAI, di tempat adik iparku yang baru melahirkan itu. Skala 6 Jepang (maybe 7 Richter). Untung mereka tidak apa-apa. Saat ini dilaporkan ada 2 meninggal. Tapi si NOBU (暢) nama sepupu Riku dan Kai, pas sedang menyusu ketika gempa. Kata Ryoko, Nobu gigit dan tidak mau lepas.