Family Outing

14 Agu

Sudah lama keluarga inti kami (coutriers) tidak mengadakan acara pergi bersama. Tentu saja sejak kami tercerai-berai tempat tinggalnya, kami sulit untuk bisa berkumpul dan bepergian bersama. Bepergian dalam arti bertamasya, berlibur. Aku selalu ingin mengajak mama pergi, waktu mama masih hidup, paling sedikit ke Yogyakarta dan menengok makam ibunya. Tapi kata mama, “Ah makam itu juga sudah tidak ada, sudah tidak tahu ada di mana.” Dan karena masalah kesehatan mamapun, aku tidak pernah bisa mengajak mama pergi. Terakhir kami (Papa, Mama dan 3 putri + keluarga masing-masing) pergi bersama adalah waktu kami mengadakan perjalanan ke Eropa melalui Natal dan Tahun Baru tahun 2002.

 

Family’s Journey to Germany 2002

Aku juga sebetulnya sudah merencanakan mengadakan perjalanan ke Yogya pada liburan musim panas ini, yang terpaksa kami batalkan karena mama menghadap Bapa bulan Februari lalu. Rencananya keluarga Gen dan papa-mamanya akan berlibur ke Yogya dan sepulang dari sana, mampir Jakarta, memperingati ulang tahun pernikahan ke 45 bagi Miyashita dan Coutrier. Namun tidak bisa kami laksanakan sesuai rencana. Sekali lagi kami diingatkan bahwa manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan.

Nah, pada tanggal 4-5 Agustus lalu, Papa, aku + anak-anak serta adikku Novi + keluarga, total 9 orang mengadakan outing (cukup) mendadak ke Cisarua. Rencananya Sabtu pagi-pagi kami menuju ke Taman Safari bersama Kimiyo karena dia mau mengajak anaknya ke sana, lalu bermain bersama. Sementara Kimiyo kembali ke Jakarta karena sudah ada rencana untuk hari Minggunya kami tetap di Cisarua dan menginap di hotel dekat Taman Safari yang bernama Hotel Seruni. Chris, suami Novi sering menginap di situ jika ada seminar-seminar kantornya, dan terkesan dengan besarnya hotel itu. Tapi sekali lagi manusia hanya bisa berencana, karena ternyata Ao-kun, anak Kimiyo demam sehingga terpaksa agenda ke Taman Safari dibatalkan. Kami sendiri karena sudah sering ke Taman Safari, tetap pergi ke Cisarua, tapi langsung ke hotelnya saja, dan santai di hotelnya.

 

Bermain di Cimory yang puanas terik!

HADUUUH hebohnya 9 orang mau pergi semalam aja. Aku geleng-geleng kepala lihat persiapan adikku, selimut, baju tebal, cup noodle, snack segala oreo keripik singkong dkk, susu kotak, baju ganti, dsb dsb, persis orang mau pindahan. Aku di Jepang kalau pergi semalam, paling Cuma bawa baju ganti atasan + daleman (kecuali Kai ya), semua cukup satu tas ransel yang bisa digeret. Karena makanan, minuman dsb gampang bisa beli di perjalanan, serta di hotel pasti disediakan amenities + yukata untuk tidur (jadi tidak usah bawa baju tidur). Makanya aku tertawa melihat bagasi mobil Kijang kami penuuuh sesak dengan bawaan kami.

Kami berangkat pukul 9 an, santai, karena tidak berencana ke Taman Safari. Jalanan tidak macet, lancar jaya, sesekali macet setelah keluar pintu tol karena dekat pasar. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 12, dan kami lapar! Jadi kami bertujuan ke Cimory untuk makan siang. BUT, waktu kami sampai di sana, tertulis : “Restoran buka jam 4, Toko buka”. Kami tetap mampir, pikirnya biar anak-anak bermain. TAPI panas teriiiik. Dalam keadaan lapar dan panas, semua menjadi koro-koro (bahasa Makassar berarti kesal). Jadi kami cepat naik mobil lagi dan bermaksud mencari restoran lain, apa saja yang buka.

Hotel seruni yang kami inapi semalam. Bagus tapi…. menurutku terlalu “rame” hiasannya. Hmmm perpaduan Bali dan Perancis gimana gituuuu

TAPI TERNYATA SAUDARA-SAUDARA (terutama yang kristen), jangan berpergian tanpa makan siang di bulan puasa ke arah Puncak deh! TIDAK ADA YANG BUKA! Baik resto, kentucky, mac donald di sepanjang jalan ke Cisarua itu. Kami tidak naik sampai ke Puncak Passnya sih karena langsung berbelok masuk ke arah Taman Safari. Cukup kesal aku melihat keadaan ini, karena aku pikir, bagaimana jika aku membawa turis asing saat itu? Untung saja Kimiyo tidak jadi ikut. Seharusnya ormas yang melarang pembukaan (kabarnya resto ini takut disweeping ormas tertentu) berpikir dong bahwa arah situ merupakan tujuan wisata juga. Bagaimana mau memajukan pariwisata kalau begini. Tapi sudahlah, aku hanya bisa cuap-cuap lewat status BB, yang ditanggapi teman baikku, Ika. Dia sampai menulis, “Udah mel, kamu ke Indomart, beli cup noodle apa kek, buat anak-anak supaya jangan kelaparan”. Kujawab, “Aku tidak mau makan cup noodle waktu tamasya! Maunya makan enak kok.” Dan dijawab, “WELCOME TO INDONESIA MEL!” hahahaha. Ika, ika, i will miss you when I’m back to Japan. Semoga…semoga BB ku masih bisa dipakai di Jepang 😀 sehingga kita berdua bisa “mendiskusikan” Indonesia KITA!

JADI, aku harus mencabut tawaku tadi yang menertawakan persiapan adikku membawa cup noodle segala kan?

Sebagai solusi, kami langsung saja pergi ke Hotel Seruni, untuk cek in. DAN, kabar gembira! Restoran BUKA 24 jam!!! Muachh deh pengen aku cium tuh orang-orang hotel semua 😀 Jadi, satu alternatif bagi wisatawan non muslim, kalau mencari lunch di bulan puasa, PERGILAH KE HOTEL!

interior dan pemandangan dari kamarku yang di lantai 3

Jadi deh bersembilan masuk restoran yang amat luas, dan pesan makanan. KALAP 😀 Makanannya cukup enak loh. Ada Nasi Bali, Chicken Cordon Blue, Gado-gado dan spaghetti. Sayangnya spaghetti meat sauce pesanan Riku lamaaaa sekali baru datang, padahal spaghetti carbonaranya yang pertama datang 😀 Kasihan Riku musti menunggu lama…. “Dagingnya masih dibeli di pasar, dipotong, digiling, dibuat saus… jadinya lama Riku” 😀 Setelah makan, kami masuk kamar, dan anak-anak pergi berenang.

Boleh dikatakan kami hanya menghabiskan waktu di kamar dan di kolam renang. Tapi aku sempat beberapa kali di tengah malam keluar ke Restoran dan menggunakan internet (wifi) di sana. Soalnya di kamar tidak ada wifinya. Aku sempat mengirimkan nilai mahasiswa dan update posting TE dari sana.

berenang dan menikmati pemandangan alam. opa juga enjoy tuh

Minggunya kami keluar Hotel itu pukul 2 siang menuju Jakarta. Masih berharap Cimory buka karena mendengar desas-desus buka, tapi ternyata tidak buka. Kami langsung menuju Jakarta melewati jalan yang lancar jaya. Bulan Puasa memang surga di jalanan ke/dari Puncak…sepiiiiii. Tapi ya itu dia, jangan berharap dapat makan 😀

Kami sampai di Kebayoran Baru pukul 3 siang, dan masuk restoran Mandala di dekat pasar Santa. Aku baru pertama kali masuk restoran ini. Sebuah restoran yang kecil, khas chinese, tapi begitu ramai. Waktu kami datang, kami masih harus berdiri nunggu giliran meja kosong. Kami tetap tunggu sampai ada meja kosong, dan penantian kami terbalaskan oleh masakan yang enak-enak. Seperti kata Dodo, temanku, Sup Tahu Seafoodnya nomor satu!

 

Restoran yang sudah ada sejak aku kecil, namun aku baru pertama kalinya ke sini. Biasanya ke restoran saudaranya (Mandala Baru) di Mayestik. Sup Tahunya memang enak.

Akhir pekan dengan family outing yang singkat, tapi padat dengan pengalaman.

Ensoku

25 Apr

Ensoku memang bahasa Jepang 遠足 yang memakai kanji jauh (tooi 遠い) dan kaki (ashi 足), membawa kaki ke tempat jauh. Bisa diterjemahkan Outing atau sekedar piknik saja. Kegiatan ini merupakan kegiatan resmi sekolah, paling sedikit TK dan SD, biasanya sekali setahun. Sedangkan untuk SMP dan SMA namanya bukan ensoku lagi, dan mungkin dengan sedikit tugas semacam karya wisata gitcuuuu.

Bagi anak-anak TK dan SD yang paling disukai tentu bento (bekal makanan) dan oyatsu (snack/makanan kecil), selain kesempatan bermain di tempat terbuka. Dan untuk kebanyakan sekolah TK dan SD di kelurahanku biasanya pergi ke Taman Shakujii yang mempunyai danau sendiri atau Taman Tokorozawa Aviation Park, Kouku-Koen, bekas lapangan terbang di Saitama. Kedua tempat ini sudah sering kami kunjungi, sehingga sebetulnya tidak “baru” lagi. Tapi namanya anak-anak, asal ada teman + tempat bermain + makanan cukuplah 😀

Nah tanggal 22 April lalu, tepat Jumat Agung, bukan hari libur di Jepang, dan ditentukan oleh TK nya Kai sebagai hari pelaksanaan Ensoku tahun ini. Tempatnya dari tahun ke tahun di Kouku Koen, dengan acara tetap yaitu berpotret bersama di depan kapal terbang.

Lucunya kalau di TK Kai ini, disebut sebagai Oyako Ensoku atau Ensoku yang diikuti anak-ortu. Aku ingat dulu waktu Riku hanya satu kali aku bisa pergi karena ada pelaksanaan persis aku harus mengajar. Tahun ini pun sebenarnya jika tahun ajaran baru di universitas tidak ada perubahan, aku pun tidak bisa pergi bersama Kai. Untunglah aku masih dalam kondisi “libur” sehingga bisa mengikuti acara TK ini.

Aku berdua Kai berangkat naik kereta untuk berkumpul langsung di Koukuu Koen pukul 10:15. Setelah absen, per kelas berjalan bersama dipandu gurunya yang membawa bendera warna kuning. Tentu saja kelas lain warna lain, sesuai dengan warna topi kelas. Kelas Kai adalah Kelas Tulip dengan topi warna kuning. Aku suka merasa lucu saja, rombongan turis berkelompok di Jepang pasti dipandu dengan pemandu yang membawa bendera. Karena aku tidak pernah ikut tur di Indonesia, aku tidak tahu apakah pemandu Indonesia membawa bendera atau tidak. Ada yang tahu?

Awalnya mau pulang aja tuh, akhirnya mau foto bersama, makan bento dan main bersama

 

 

Cukup sulit untuk mengatur anak-anak untuk berbaris rapih di depan pesawat. Ada fotografer profesional yang disewa pihak sekolah untuk mengambil foto per kelas ini. Tentu saja nanti kami bisa (dan biasanya pasti) memesan foto kelas itu dengan harga yang cukup mahal 😀

Setelah foto bersama, kami pindah tempat ke lapangan yang luas untuk makan bento bersama. Kami memang harus membawa bento sendiri, juga tikar alas, snack dan air minum. Kami makan bersama salah satu teman Kai dan ibunya yang aku rasa cukup cocok sifatnya denganku. Mungkin usia kami dekat, sehingga merasa tidak perlu terlalu lengket satu sama lain seperti mama-mama muda lainnya. Bisa baca soal mama-tomo di sini.

puas bermain,...dan mengejar burung tekukur ke mana-mana 😀

Setelah makan, free time sampai pukul 1 siang karena pukul 1 siang itu kami harus berkumpul di satu tempat sebelum pulang. Waaah lumayan deh ada 2 jam untuk membiarkan anak-anak bermain. Tapi… mamanya ngapain coba? Tentu saja mamanya HARUS menjaga anaknya bermain, jangan sampai celaka, atau jatuh atau berbuat yang bahaya.

Memang di salah satu pojok ada tempat bermain untuk anak-anak seperti jungle gym, tower, tempat pasir, perosotan besar dll. Awalnya Kai takut-takut untuk memanjat dan bermain di jungle gym, tapi akhirnya dia bisa enjoy juga. Mamanya? Ya menjaga sambil memotret deh hihihi.

Emang aku sudah niatin untuk memotret hari itu, makanya meskipun berat aku tetap membawa DSLR Nikon D-80 dan  Canon G9 yang biasa. Maklum aku belum terbiasa pakai yang Nikon, sehingga jika perlu yang close-up biasanya aku pakai Canon G9nya. Malas mengganti-ganti lensa Nikonnya. Aku cukup puas dengan hasil “hunting” foto hari Jumat itu.

dalam perjalanan pulang, payah nih si Kai selalu siap bergaya kalau mau difoto 😀

Jam 1 kami berkumpul dan pulang berpencar. Kalau masih mau lanjut boleh, mau pulang boleh. Tapi Kai sudah memaksa untuk cepat-cepat pulang. Aku sih berjalan santai ke arah stasiun (yang cukup jauh), tapi tahu-tahu kami menjadi rombongan terakhir yang pulang, dan satu gerbong dengan guru-guru Kai. Aku sempat terkagum-kagum dengan vitalitas guru-guru ini terutama kepala sekolahnya, yang masih ingat pada Riku. Dia sempat tanya Riku sekarang sudah kelas 3 ya? Duuuh kan muridnya banyak gitu, kok masih ingat sih? (Mungkin karena aku orang asing yah :D)

Perjalanan naik kereta sampai stasiun dekat rumah memang makan waktu 30 menit, dan 3 stasiun menjelang stasiun rumah Kai sudah mulai kriyep-kriyep matanya. Aku ajak main terus supaya dia jangan tertidur. Kalau tertidur aku payah karena harus gendong dia. Dia sudah lumayan berat 14 kg dan aku sendiri sudah bawa ransel yang berat kan.

Sesampai di stasiun rumah, kami sempat belanja sedikit, tapi cepat-cepat karena Riku pulang jam 3, dan aku mau sampai di rumah sebelum Riku pulang. Jadi cepat-cepatlah aku mengayuh sepeda pulang ke rumah, membonceng Kai yang sangat puas bermain hari itu.

Hasil foto pemandangan yang kurasa bagus 😉