PKK yang kumaksud tentu bukan yang ibu-ibu PKK, tapi yang kepanjangan Pendidikan Ketrampilan Keluarga sebagai salah satu mata pelajaran di SD. Bahasa Jepangnya Kateika 家庭科. Dan sejak Riku akan naik ke kelas 5, menjadi topik pembicaraan ibu-ibu di pertemuan orang tua murid. Kenapa? Ya, karena di kelas 5 mereka harus belajar MENJAHIT! Aku sendiri pernah melihat pameran hasil jahitan anak-anak kelas 5 dan 6 SDnya Riku, dan wahhhh jahitannya bagus banget! Aku saja tidak akan bisa menjahit sebagus itu 😀 Gawat!
Nah, seperti tahun lalu-lalu waktu ada,pelajaran menggambar, kaligrafi dan musik, sekolah memesan alat-alat bersama. Sesuai dengan karakter anak-anak, kami orang tua tinggal memilih mau paket yang mana (karena gambarnya beda, maka biasanya anak-anak sendiri memilih yang mereka maui) sesuai karakter laki-laki dan perempuan. Tadi pagi aku melihat amplop pemesanan alat menjahit yang satu set harganya 3080 yen (sekitar 300 ribu Rp). Kita pilih mau set yang mana, dan masukkan uang ke dalam amplop itu.
Wah si Riku pilihnya klub bola barcelona tuh 😀 Keren sih. Tentu saja yang tidak mau membeli satu set bisa membeli isinya saja. Tapi karena aku sendiri tidak punya set menjahit yang bagus dan lengkap lebih baik pesan yang baru saja. Lagipula nanti bisa dipakai Kai kalau dia sudah kelas 5 kan? Lungsuran 😀 (Eh tapi setelah memilih alat jahit untuk Riku, aku jadi buka amazon, jadi kepingin beli untuk diri sendiri nih… selama ini yang penting ada benang putih/hitam dan jarum aja hehehehe)
Selain topik PKK, sesuai judulnya aku mau menulis soal OSIS nya Riku. Mulai kelas 5 mereka harus mengikuti kegiatan OSIS dan aktif di dalamnya, selain dari ekskul yang mereka pilih. Yang pasti di SD tingkat tinggi 小学校高学年 (kelas 5-6) mereka semakin sulit, semakin sibuk, dan semakin berinteraksi dengan murid/guru lain. Seperti yang pernah kutulis, dulu waktu kelas 4, Riku mengambil ekskul Science dengan praktikum macam-macam. Tapi karena tahun ini praktikumnya sama persis dengan tahun lalu, dia memilih ekskul lain. Dan ternyata di hari kedua, dia diberitahu bahwa Riku bisa masuk ekskul ilustrasi. Nah… sesuai dengan keinginan yang pertama.
Untuk kegiatan OSIS, akhirnya dia memilih ikut seksi Perpustakaan (tadinya kupikir akan memilih majalah sekolah, ternyata dia malah memilih perpustakaan). Wah cocok sekali dengan papanya 😀 yang memang kutu buku. Aku sendiri sekarang merasa aku bukan kutu buku lagi, karena sudah malas sekali membaca. Eh tapi masih suka beli buku dan simpan…. dan aku menjadi kutu beneran ya?karena membiarkan buku tertutup terus hahahaha.
Nah tadi ada pertemuan seksi perpustakaan, dan dia menawarkan diri menjadi wakil ketua! Hebat ah… Rupanya di sini di setiap kegiatan berorganisasi, menghindari pemilihan berdasarkan suara. Lebih mengutamakan kesediaan orang tersebut untuk menjalankan tugas, dan tentu dengan melihat juga kemampuan serta apakah ada teman lainnya yang lebih pantas mengemban tugas itu. Kata Riku teman-temannya tidak ada yang mau, jadi dia angkat tangan. Good boy, sama seperti mamanya, yang sering angkat tangan karena tidak ada yang lain yang mau 😀
Waktu kulihat pointers pembicaraan seksi perpustakaan itu, tentu bukan membuat anggota seksi perpustakaan itu menjadi suka baca, tapi justru lebih dari itu, membuat teman-temannya suka membaca, dan berkunjung ke perpustakaan. Termasuk di dalamnya membuat pamflet, membuat kuiz, memperbaiki buku yang rusak, dll. Semoga deh, dengan menjadi seksi perpustakaan, dia semakin cinta buku dan suka membaca.
Sebagai penutup, tadi aku mendapat pemberitahuan dari gurunya Kai, bahwa dia akan datang ke rumahku tanggal 24 April jam 14:40 😀 Berarti aku harus membereskan rumah sampai sebelum itu… masih ada seminggu! Horreeee.
Aku juga mau mengucapkan terima kasih untuk peserta Giveaway Ultah TE ke 5 yang detailnya ada di sini. Aku harus memeriksa hasil ujian 40 peserta, tapi bagi yang masih mau ikut masih bisa kok. Kuiz BD TE5 akan ditutup tgl 22 April minggu depan, jadi masih ada waktu untuk belajar dan googling 😀 😉
Aku mau tulis pendek saja deh hari ini. Tadi pagi aku baca sebuah survey tentang pelayanan di RS. Sama seperti di Indonesia, waktu menunggu di RS juga lama, apalagi jika RS yang besar. Makanya paling enak kalau pergi ke klinik spesialis saja. Selama di sini aku paling kagum dengan kecepatan pelayanan klinik di dekat universitas Waseda yang kutulis di sini dan klinik THT dekat rumah. Kalau klinik THT sih emang ngga pakai stetoskop jadi bisa ada beberapa pasien dalam satu ruangan jadi cepat pelayanannya. Juga klinik gigi dekat rumah sudah pasti kalau janji jam 5, pasti masuk diperiksa jam 5. Ini karena dokternya sudah bisa perkirakaan satu pasien 30 menit.
TAPI kalau pergi ke RS Umum, seperti waktu aku pergi konsultasi di dokter psikiater untuk panic syndromku, atau pemeriksaan kehamilan di dua RS langganan, PASTI nunggu lama. Meskipun sudah ada ancer-ancer masuknya jam berapa. Sama deh di Indonesia juga pasti mesti menunggu lama. Nah survey tadi pagi itu aku baca tentang HARAPAN pasien terhadap RS untuk menyediakan apa di RS (mungkin untuk mengisi waktu menunggu itu). Harapan-harapan itu sbb:
1. Menyediakan Wifi gratis
2. Menyediakan lebih banyak lagi bukuyang sedang populer
3. Menyediakan dokter atau suster tetap untuk konsultasi
4. Menyediakan lembaran informasi mengenai penyakit-penyakit
5.Menyediakan tayangan video mengenai penyakit
6. Menyediakan kursi atau sofa untuk mengistirahatkan badan
7. Menyediakan kursi pijat
8. Menyediakan pelayanan pijat badan
9. Menyediakan konsultasi psikolog di ruang tunggu
10. Menyediakan permainan game atau kartu
11. Menyediakan pelayanan pemberitahuan giliran lewat email
12. Menyediakan display elektronik
13. Drink Bar (macam-macam minuman gratis)
14. Memasang musik yang menyejukkan hati
Nah, aku sendiri langsung memilih nomor 11. Karena berarti kita tidak perlu berada di ruang tunggu itu, bisa keluyuran dulu sampai menerima email baru ke ruang tunggu. Aku pernah menggunakan service seperti ini di restoran Museum Fujiko (Doraemon) di Kawasaki. Mereka memberitahukan 10 menit sebelum giliran kita masuk. Maklum antrian yang mau masuk di situ banyak, dan waktu itu aku perkiraannya harus menunggu 2 jam sebelum dapat tempat. Restorannya cuma satu sih. Nah seandainya ada layanan pemberitahuan giliran lewat email itu kan, kita sebagai pasien juga bisa tenang pergi ke WC atau makan atau ngopi atau jalan-jalan atau dsb dsb deh…
Memang survey ini hanya diadakan di situ goo yang diikuti terbatas, tapi begitu aku melihat jawaban, ternyata pilihanku itu memang yang terbanyak dipilih sebanyak 23,5 % disusul dengan no 6 yang dipilih 11% dari pemilih. Soalnya kalau nomor 1 (Wifi) kebanyakan orang Jepang bisa internetan dengan langganannya sendiri tanpa perlu wifi 😀
Kalau kamu jadi pasien, apa harapanmu? atau pilih nomor berapa?
Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!
Hari ini adalah hari kedua mulai belajar di sekolah, tentu saja untuk Riku dan Kai. Kalau Kai tidak ada masalah… sama sekali. Pergi ke sekolah tanpa ba bi bu sebelum pukul 9 pagi. Aku pun tidak mengantar sampai pintu masuk TK, hanya turunkan dia dari sepeda, lalu pergi. Eh, sebelum pergi aku sempat mampir ke kantor sekolah untuk menyerahkan permohonan perpanjangan kelas (Usagi Gumi) selama semester ini. Jadi kalau kelas biasa (Yuri Gumi) belajarnya hanya sampai jam 2 siang saja, tapi bisa minta masuk ke Usagi Gumi dari jam 2 sampai jam 5 sore, dengan menambah bayaran 800 yen. Usagi gumi ada setiap hari kecuali hari Rabu. Untung aku mengajar Kamis dan Jumat, sehingga aku tadi sudah menyerahkan jadwal aku mengajar supaya bisa dimasukkan nama Kai dalam daftar kelas Usagi Gumi. Kelas tambahan ini berkapasitas 25 orang, sehingga berlaku sistem siapa cepat dia dapat. Mumpung hari kedua, aku cepat-cepat masukkan saja jadwalku.
Waktu kutanya bagaimana belajar pertama dengan Haruka Sensei, Kai mengatakan, “Tadi aku buat origami tulip, lalu baca buku. Lalu pergi ke kelas nensho (kelas yang untuk 3 tahun) untuk bantu mereka.”
“Wah asyik dong bisa jadi kakak kelas ya…”
“Tapi ngga ada yang tanya dan minta tolong ke Kai. Semua bisa sendiri”
“Ya bagus dong, Kai jadi tidak usah kerja kan?”
“Oh iya ya…. enak juga kalau tidak usah kerja”
“Ya, tapi adik-adik kan akan merasa aman, jika mereka tahu ada kakak kelas yang bisa dimintai tolong”
“He eh…”
Aku salut memang pada pendidikan di sekolah TK dan SD di sini, mereka menerapkan sistem mentoring, kakak kelas momong adiknya. Aku kadang bayangin bagaimana kalau nanti tahun depan Riku kelas 6 mentoring Kai yang kelas 1 hehehe. Tanoshimi.
Nah, bagaimana hari keduanya Riku? Katanya gurunya yang laki-laki ini galak! Nah biasanya aku percaya galak = disiplin = bisa belajar. Kelas-kelas sebelumnya terlalu banyak distraksi dari teman-temannya yang nakal dan ribut di kelas. Semoga saja di kelas baru ini, dengan komposisi teman yang beda dengan kelas sebelumnya, dia bisa lebih konsentrasi. Apalagi pelajaran pasti lebih sukar kan?
Selain suasana kelas, dia juga harus ikut kegiatan OSISnya. Dari kemarin malam dia bingung, akan masuk seksi apa. Tadi pagi aku bilang, “Loh bukannya dulu kamu mau masuk seksi majalah sekolah?”
“Hmmm ngga tau deh…”
Wah berarti dia benar-benar bingung tuh 😀 Dan tadi waktu pulang kutanya dia masuk seksi apa, dia jawab “Perpustakaan”. Bagus deh ngga jauh dari buku 😀
Tapi hari ini mungkin merupakan hari sial untuk Riku. Tadi sore waktu dia akan berangkat bermain sesudah pulang sekolah, dia jatuh dari sepeda. Aku kaget karena tiba-tiba ada orang yang mengebel. Rupanya tetanggaku yang kebetulan sedang cuci mobil, melihat Riku jatuh dari sepeda, dan tidak bangun-bangun. Jadi dia panggil aku. Aku langsung lari ke bawah dan tidak lupa mengunci Kai dalam rumah. Rupanya perut Riku kena stang cukup keras, sehingga dia kesakitan dan terduduk di aspal. Setelah aku suruh dia tunggu 10 menit dalam rumah, sakitnya mereda. Tapi dia bersikeras untuk pergi main. Ya aku bilang silakan asal tahu diri saja. Dan dia bilang bahwa dia akan menolak jika diajak berlari atau sepak bola.
Nah tahu-tahu sekitar pukul 5 dia pulang, dan menangis. Rupanya waktu dia pergi bertemu teman-temannya di taman, mereka mengajak Riku bermain bola. Lalu Riku menolak dia bilang “Aku nonton aja ya”. Waktu diajak main petak umpet juga dia tolak. Lalu teman-temannya bilang, “Kalo gitu buat apa kamu ke sini”… Waaaahhh kena deh 🙁 Riku jadi sedih kok teman-temannya tidak mau mengerti bahwa dia masih sakit perutnya, dan memilih untuk tetap berada bersama teman-temannya meskipun tidak aktif. Dia menangis terus, dan aku merasa bersyukur bahwa aku ada di rumah waktu dia pulang. Coba aku sedang kerja, dia melampiaskan kesedihannya bagaimana? Aku coba jelaskan bahwa memang banyak orang yang hanya mau memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan kondisi dan perasaan orang lain. Dan aku bilang, “Lupakan saja! Kamu mau ngapain supaya bisa lupa? Masak, main, gambar? Ayo sama mama…”
“Aku mau mama buat kue coklat, dan aku hias kuenya sebelum dimakan!”
So, beginilah wujud kue pelampiasan kekesalan Riku hari ini.
Kalau kamu kesal, apa pelampiasanmu? 😉 (Untung kalau aku pelampiasanku bukan belanja tapi masak! hehehe)
Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!
Sudah sejak awal Maret diperkirakan bahwa bunga sakura, bunga kesayangan warga Jepang akan mekar di Tokyo sekitar tanggal 5 April. Berdasarkan perkiraan ini ada beberapa orang Indonesia yang merencanakan untuk datang ke Jepang dan menikmati keindahan bunga sakura awal April. TAPI ternyata mereka harus kecewa, karena sakuranya tidak sabar lagi menunggu untuk mekar sekitar tanggal 20-an Maret, yang berarti terlalu cepat 2 minggu dari perkiraannya.
Dan bagi warga Jepang, merupakan suatu keharusan untuk melihat keindahan sakura. Kata Gen tadi pagi, “Orang Jepang sebetulnya aneh juga, mereka menanam sakura. Berbunga tanpa daun sama sekali, setelah gugur bunganya baru daun keluar. Dan berbunganya paling lama hanya dua minggu, setelah itu…dauuuun semua. Belum lagi ulat bulunya. Jadi orang Jepang memelihara sakura hanya untuk 2 minggu dibanding ‘pengorbanan’ selama 50 minggu yang lain” hehehe iya juga sih. Tapi begitulah sifat orang Jepang. Memelihara untuk sesuatu yang dinantikan, kalau perlu dengan jiwa raganya. Dirawat terus sehingga mereka tahu akan datang masanya mereka bisa menikmati hasilnya. Sifat yang menganyom, membina, merawat ini yang perlu orang Indonesia pelajari. Tidak ada hasil maksimal tanpa kerja keras lama sebelumnya. Tidak ada yang instan, atau kalau pun ada, harus dipelihara supaya bisa rutin mendatangkan keuntungan. Kalau tidak mau merawat, bagaimana bisa menikmati hasil?
Ah, pembicaraanku menjadi berat. Pokoknya orang Jepang akan membuat waktu untuk melihat bunga sakura waktu berkembang. Kegiatan melihat sakura ini dinamakan HANAMI. Yang sebetulnya arti harafiahnya HANA = bunga MI =melihat. Melihat bunga. Jadi aku tanya pada Gen, kalau “melihat bunga”, mestinya kalau ada kegiatan melihat bunga momo (peach) atau bunga lainnya juga bisa dipakai dong? TIDAK BISA! Hanami adalah melihat sakura. TITIK! Segitunya cintanya masyarakat Jepang pada sakura. Dan yang namanya HANAMI sebetulnya bukan hanya melihat sambil jalan. Biasanya mereka akan menggelar tikar di bawah pohon sakura, lalu makan dan minum atau piknik di bawah pohon sakura. Tentu saja minum alkohol juga. Dan konon mereka akan senang sekali kalau kelopak bunga jatuh ke dalam minuman mereka, seakan membawa keberuntungan untuk tahun (fiskal) yang akan datang.
Nah, sebagai orang setengah Jepang :D, tentu saja aku mencari kesempatan untuk HANAMI, dalam arti harafiah yaitu melihat sakura, bukan piknik di bawah sakura :D. Kalau melihat satu dua pohon di dekat rumah memang bisa dan ada, tapi melihat banyak pohon sakura di taman itu yang butuh jadwal. Kesempatan pertama adalah pada hari Minggu tanggal 24 Maret, waktu kami pergi nyekar ke makam keluarga di Yokohama. Di sana ada ada beberapa pohon sakura yang indah, dan di sebelahnya ada rumah tradisional Yokomiso. Dan yang paling aku suka di sana ada ladang Na no hana, hamparan bunga kuning yang aku sukai. Entah kenapa aku memang lebih suka bunga yang warnanya kuning daripada pink! hehehe.
Setelah di yokohama itu, aku janjian untuk pergi ke Taman Inokashira pada hari Senin tanggal 25, tapi batal karena hujan. Tapi pada tanggal 26 Marte itu, aku janjian dengan Sanchan, teman baruku di Tokyo untuk mengantar anak-anak kami menonton di Kichijoji. Ada film doraemon yang baru. Riku sudah cukup besar untuk aku berikan tanggung jawab menjaga Yuyu kun dan Kai, sehingga mama-mamanya bisa pergi ke Taman Inokashira untuk hanami. Jadi selama mereka menonton 1,5 jam itu kami berdua jalaaaaan terus mengelilingi Taman Inokashira!
Yang menakjubkan, waktu kami berjalan berkeliling begitu, tiba-tiba ada seorang wanita sebayaku yang menyapa. Ternyata sama-sama orang Indonesia dari Jakarta yang bersuami orang Jepang. Dia sendirian saja, sehingga kami bertiga sempat berfoto bersama. Senang juga bertemu teman baru.
Kami juga tidak lupa untuk berfoto di depan danau “legenda” Inokashira, tempat dimana kita bisa naik perahu menyusuri danau yang tepinya dirimbuni pohon sakura. Konon pasangan pacaran tidak boleh ke sini, karena setelah dari sini biasanya putus! Tapi aku tidak pernah percaya tabu-tabu seperti begitu sih.
Tapi kulihat pohon sakura yang tahun lalu rimbun, tahun ini tidak banyak bunganya. Kelihatannya banyak pohon yang sudah berdaun tanpa bunganya sempat mekar. Entah mungkin karena cuaca yang berganti-ganti sehingga tidak seperti biasanya. Setelah berkeliling satu taman, kami berjalan kembali ke bioskop untuk menjemput anak-anak dan makan all-you-can-eat di Shakeys Pizza.
Setelah tanggal 26 itu, pada tanggal 27 nya kami pergi ke rumah kakek neneknya Riku dan Kai di Yokohama. Kami mau mencoba naik jalur kereta baru yang menghubungkan stasiun dekat rumah kami, langsung sampai stasiun dekat rumah di yokohama, tanpa perlu ganti kereta. Kalau dulu kami paling sedikit harus satu kali ganti kereta, tapi sekarang tinggal duduk selama 54 menit dan turun! Praktis sekali. Kami pun menginap semalam di Yokohama, dan pagi harinya aku dan Kai sempat hanami di taman dekat rumah. Pohon sakura di sana juga bagus! Dan tidak ada orang lain, sehingga bisa menikmati sendiri.
Setelah itu kami konsentrasi untuk Jumat Agung dan Paskah. Setelah misa Paskah tanggal 31 Maret itulah, kami mau mencari makan siang, sehingga kami mengalir begitu saja ke arah Mitaka untuk mencari restoran. Eh tahu-tahu di daerah Chofu kami melihat seperti taman besar, dengan pohon-pohon Sakura yang rimbun. Sambil mencari namanya di Car Navigation kami, ternyata di situ ada Tokyo Metropolitan Jindai Botanical Garden. Kami putuskan untuk mencari parkir (untuk 3 jam sekitar 1000 yen) dan turun.
Ternyata harga karcis masuk di Taman Botani Jindai ini lebih mahal dari Taman Showa Kinen di Tachikawa (Kalau taman Inokashira gratis) , yaitu 500 yen untuk dewasa tapi gratis untuk anak-anak. Setelah masuk dan makan siang di restoran taman itu, kami mulai berjalan mengelilingi taman. Hari Minggu itu benar-benar dingin. Hujan pada pagi hari, tapi waktu kami di situ sekitar pukul 3 sudah tidak hujan. Memang bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan di taman. Tapi ada kok beberapa orang yang segila kami 😀 Dan kalau membandingkan jumlah pengunjung dengan luasnya taman, wah rasanya taman itu kosoooong sekali. Senang karena bisa berfoto tanpa terganggu dan mengganggu pengunjung lainnya.
Ada kumpulan pohon Sakura yang membuat permadani dengan kelopak bunga sakura karena banyak kelopak yang berguguran setiap tertiup angin. Anak-anak berlarian mengejar kelopak yang jatuh dan kami benar-benar menikmati kemewahan ini. Karena tidak berencana ke sini, aku tidak membawa kamera DSLRnya, sehingga kamera Canonku kuberikan pada Gen, dan aku memakai iPhoneku.
Apalagi di bagian tengah ada padang rumput yang mengundang orang untuk tiduran di situ.Diawali dengan Riku yang jatuh karena berkejaran dengan Kai, aku pikir kenapa tidak membuat foto dengan duduk di rumput. Lalu kami mencoba setting self-timer dan…click…. Ada dua foto kami sekeluarga dengan pose berbeda yang kami sukai. Sebetulnya mau foto-foto lebih banyak lagi, tapi Gen sudah kedinginan. Aku sih tidak karena memang aku pakai coat musim dingin yang tebal. Biasanya setelah akhir Maret, orang Jepang menyimpan winter coat mereka dan pakai spring coat. Aku ada sih spring coat tapi kok malas bongkar lemari untuk mencarinya. Dan untunglah aku memakai coat yang tebal, karena saat itu suhunya sekitar 6 derajat!
Kami berjalan terus mengelilingi taman dan melihat bermacam tanaman juga selain sakura. Pada waktu yang bersamaan bunga pohon momo (peach) juga berbunga, dan bagi yang tidak biasa akan menyamakan bunga momo sebagai sakura, padahal beda!
Sekitar pukul 5 sore, pihak Taman menyalakan lampu-lampu sampai jam 8, waktu taman ditutup. Sakura waktu malam disebut dengan Yozakura, juga indah… tapi aku jarang karena memang jarang keluar malam. Dan rasanya kok tidak seindah aslinya 😀 Tapi kami sempat berfoto dibawah siraman lampu di bawah Sakura sebelum pulang pada pukul 6 sore.
Senang sekali bisa menikmati Sakura sekeluarga, karena biasanya Gen terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu santai, dan timingnya pas sekali. Tanpa rencana tapi bisa menemukan taman yang begitu bagus. Dan to tell the truth, Taman Inokashira memang cuma menang karena ada danaunya saja. Untuk kerimbunan sakura, taman Jindai ini tidak kalah!
Dan hari ini tanggal 3 April hujan terus sejak kemarin, apalagi disertai angin kencang! … Tampaknya bunga sakura sudah harus berpisah dengan sang pohon. Musim hanami sudah selesai 🙁
Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!
Sebetulnya hari ini ingin menulis topik lain, tapi begitu aku melihat status Indri di FB soal International Childrens Book Day, aku merasa harus menulis sedikit tentang ini.
Pertama kali dibacakan cerita dari luar negeri waktu kecil adalah cerita-cerita berbahasa Belanda yang berisi antara lain cerita Upik Abu yang dalam bahasa Belandanya Assepoester, atau yang sering menakutkan adalah Si Topi Merah atau Roodkapje. Tapi setelah bisa baca sendiri, aku membaca buku terjemahan karangan H.C. Andersen dan Album Cerita Ternama seperti Quo Vadis, Don Quixote, Quentin Durward dan lain-lain. Dan seperti yang pernah kutulis di Dongeng, sebuah cerita aku ingat terus sampai sekarang yang amat aneh (tidak masuk di akal) menurutku yaitu Putri yang Sempurna atau bahasa Inggrisnya The Princess and The Pea. Masak ya bisa merasakan kacang polong yang ditimbun 20 kasur sih hehehe. Yah namanya juga dongeng, fiksi wajar jika tidak masuk di akal kan? Tapi ya gitu deh, aku suka dongeng dan fiksi tapi aku tetap tidak bisa menerima kalau terlalu jauh di luar nalar….dan itu juga yang menyebabkan aku tidak bisa menikmati Harry Potter (bukunya ya, bukan filmnya). Eh iya, aku juga tidak suka Alice in the Wonderland tuh, membingungkan. Kata orang Jepang aku ini kawaikunai かわいくない. hehehe. (Mungkin karena itu pula aku menganggap aneh jika perempuan suka mengkhayalkan pangeran berkuda putih :D)
Tapi sejak aku punya anak dan membiasakan membacakan picture book sebelum tidur, aku mulai banyak tahu buku-buku dan pengarang buku anak-anak internasional, yang belum pernah aku tahu/baca di Indonesia. Mulai dari karya Eric Carle yang berjudul “The Very Hungry Caterpillar”, yang PASTI ada di setiap penitipan anak/TK atau ruang tunggu rumah sakit. Aku terjemahkan judulnya menjadi “Ulat Bulu yang Amat Lapar“! atau Leo Lionni, pengarang yang juga menulis buku “Swimmy” dan “Si Kuning dan Si Biru“. Bahkan aku baru baca “The Ugly Duckling” Itik Buruk Rupa karya H.C. Andersen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sekitar 5 tahun lalu :D. Aku juga baru membaca cerita-cerita fabel dari Aesop yang berbahasa Jepang di sini. Kai paling suka cerita-cerita Aesop dan aku juga senang! Karena pendek-pendek sehingga bisa diputus jika aku sudah ngantuk 😀
Yang aku rasa aneh, di sini tidak terdengar gaungnya Dr Seus seperti yang diceritakan sahabat blogger Arman. Di Amerika konon sangat terkenal, dan kenapa ya di Jepang tidak terdengar namanya? Apakah mungkin karena dia banyak bermain kata-kata bahasa Inggris, sehingga sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang atau meskipun bisa, esensinya kurang bisa ditangkap ya? Memang sih setiap negara pasti punya pengarang/ buku anak-anak terkenal, dan justru karena itu aku ingin tahu pengarang/buku anak-anak yang terkenal di setiap negara. Hmmm perlu diteliti nih sepertinya 😀
Kebanyakan memang orang Indonesia akan lebih tahu pengarang/buku yang sudah mendunia, dan sepertinya semua hampir sama. Ya berkisar antara Andersen dan cerita-cerita disney :D. Dan memang banyak cerita Andersen yang sadis dan terkesan kurang masuk akal. Sepatu Merah misalnya, pasti tidak aku bacakan untuk anak-anak karena kaki si gadis yang suka dansa itu dipotong. Atau cerita Grimm yang Hans and Gretel… ih sadis ah… masak orang tua membuang anaknya ke hutan dan si tukang sihirnya didorong masuk tungku air panas. Well, seperti yang Grace katakan juga, cerita-cerita itu perlu dimodifikasi!
Ada tidak cerita internasional yang kamu tahu tapi belum tercantum di sini? Tulis dong, supaya aku bisa googling jika aku belum baca ;)… Terima kasih ya….
Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!
Bukan April Mop!!! 😀 Happy Birthday yang ke lima untuk TE!
Tak terasa blogku di domain pribadi yang bernama Twilight Express ini berulang tahun ke 5 tanggal 1 April ini. Biasanya aku menuliskan pencapaian blog selama ini sebagai laporan. Tapi kusadari bahwa akhir-akhir ini, terutama setahun ini, aku jarang menulis posting meskipun semangat sih masih menyala-nyala, dan imbasnya jarang blogwalking juga. Lihat saja dalam tahun 2013 ini, bulan Januari aku hanya menulis 10 posting, bulan Februari 9 posting dan Maret 8 posting. Padahal masih banyak cerita yang ingin kutuangkan di sini :(. Tapi ya begitulah kalau tidak ada waktu untuk menuliskannya.
Untuk memeriahkan ultah TE yang ke 5, aku memberanikan diri mengadakan giveaway untuk peserta umum baik blogger, maupun bukan blogger. Biasanya aku hanya mengirim sesuatu kepada komentator terbanyak atau komentator yang pas angka cantik. Tapi kali ini rasanya aku harus menyiapkan lebih terencana lagi.
Agak bingung juga mau membuat acara apa untuk giveaway ini. Yang pasti aku tidak suka membebani peserta GA dengan membuat posting misalnya tentang TE (soalnya aku sering sulit menulis tema-tema GA dari teman-teman blogger). Apalagi meminta testimoni tentang TE 😀 … maklum capricorn sulit memuji dan sulit menerima pujian :D. Akhirnya aku berkonsultasi dengan pak Marsudiyanto, dan dengan bantuan guru blog anti biasa ini, aku memutuskan mengadakan UJIAN TE atau ujian tentang Jepang!!! Cocok kan dengan profesiku? hihihihi (Padahal lebih cocok disebut sebagai kuis tuh…. saking mudahnya :D)
Pertanyaannya tidak susah kok, kalau sudah kenal lama dengan TE pasti pernah baca dan tahu jawabannya ada di mana. Untuk pembaca baru bisa search di TE langsung atau googling juga bisa.
Syarat peserta:
Semua blogger atau pembaca TE yang bertempat tinggal di seluruh dunia yang mempunyai email yang benar (jika alamat salah/bounce kemenangan akan dianulir), dan alamat yang bisa dikirimi pos dari Jepang (maaf untuk daerah pedalaman hutan tanpa kode pos dengan terpaksa tidak bisa dikirimkan :D).
Petunjuk menjawab:
1. Isikan Nama, Email dan Alamat Blog Anda di kotak yang disediakan. Bagi yang tidak punya blog bisa mengisinya dengan URL TE yaitu : http://imelda.coutrier.com
2. Untuk soal No. 1 s.d 3 pilih salah satu jawaban dengan cara klik tombol bulat didepan jawaban
3. Untuk soal No. 4 s.d 6 pilih jawaban yang sesuai, boleh lebih dari satu (satu atau lebih), dengan cara klik tombol kotak di depan jawaban .
4. Untuk soal No. 7 dan 8 tulis secara singkat di kotak yg tersedia
5. Jika sudah lengkap, klik submit. Untuk crosscheck apakah jawaban sudah terkirim dengan baik, tolong tuliskan nama dan email dalam komentar di bagian bawah, sehingga bisa dicek apakah jawaban benar sudah terkirim atau tidak. JANGAN MENJAWAB DALAM KOLOM KOMENTAR!
Jawaban Giveaway akan ditutup Senin 22 April pukul 24:00 JST, jadi ada waktu 3 minggu untuk mengikuti kuiz ini. Pemenangnya akan diumumkan pada Senin 29 April. Jika semua penjawab benar semua dan menjadi peringkat satu semua, aku akan minta tolong pak Marsudiyanto lagi untuk membuatkan kaleng pengundi deh 😀
Hadiahnya?
Untuk peringkat PERTAMA (yang mendapat nilai tertinggi) akan mendapat sebuah tas canvas dari Robin Ruth berukuran 38×30 cm.
Untuk peringkat dua, tiga dan empat, aku sediakan 3 hadiah yang bisa dipilih :
– PILIHAN PERTAMA : sebuah set bolpen frixion (bolpen yang bisa dihapus), 8 warna
– PILIHAN KEDUA : sebuah lensa mikro dan wide untuk smartphone/iPhone
– PILIHAN KETIGA : sebuah stapler eco-friendly (tanpa besi) (warna hitam atau putih)
Selamat mengerjakan ujiannya ya 😀 … Gambatte kudasai!!!! Good luck!
***********************
GIVEAWAY ULANGTAHUN TWILIGHT EXPRESS KE LIMA
Untuk crosscheck apakah “submit” sudah terkirim dengan benar, tolong tuliskan nama dan email di kolom komentar di bawah ini. Jangan sampai kesalahan tidak tersubmit merugikan Anda.
Terima kasih banyak atas partisipasi teman-teman dalam acara Giveaway TE Birthday ke 5.
Memang aku lagi mau ngedumel nih…. Aku beri nama ngendosia itu sebenarnya untuk mengacu pada teman orang Jepang yang sudah belajar bahasa dan budaya Indonesia dan menyerapnya dalam kehidupannya. Banyak loh orang Jepang yang jauh lebih tahu dan ahli tentang budaya Indonesia secara ilmiah, dan secara kebiasaan. Cukup banyak kulihat murid bahasa Indonesiaku yang sudah menyerap kebudayaan Indonesia dengan sempurna, sampai masalah jam karetnya 😀 Tak jarang aku harus menunggu kehadiran murid-murid meskipun jam kursus seharusnya sudah dimulai. Kalau memang dari kantor aku bisa mengerti, tapi yang mahasiswa dan ibu rumah tangga? Alasannya apa?Belum lagi kalau terlambat datang pada jam yang sudah dijanjikan 😀 Benar-benar sudah ngedonesia kan?
Kemarin dulu malam, aku tidur jam 10 menemani anak-anak. Tapi terbangun jam 12 dan melihat Gen belum pulang. Cukup kahwatir karena akhir-akhir ini dia kurang tidur. Jadi aku mulai membaca novel bahasa Inggris. Gen pulang pukul 2, dan tanpa makan malam langsung tidur. Yang payahnya, aku tidak bisa tidur karena novelku belum selesai 😀 Itulah kebiasaanku yang sulit dihindari, tidak bisa memutus membaca sesuatu di tengah-tengah. Sedapat mungkin aku ingin menyelesaikannya. Jadi deh aku baca terus sampai selesai. Waktu melihat jam, sudah jam 4! Wah …padahal aku harus bangun jam 6 karena Gen harus pergi ke kantor jam 7. Aku tentu harus membangunkan dia.
OK, beres bangunkan dia, dan dia bisa berangkat dari rumah sebelum pukul 7:30 pagi. Lalu aku menyiapkan sarapan untuk Riku yang tetap bangun pukul 6 pagi setiap hari… Dan terasa sih klinyengan rada pusing karena kurang tidur. Jadi waktu aku sudah menyiapkan sarapan Riku, aku bilang, “Mama bobo lagi ya….” dan masuk ke tempat tidur. Baru akan tertidur, tiba-tiba telepon berbunyi kencang… biasanya kalau siang hari aku biarkan answering machine menjawab dulu, baru ambil. Tapi karena pagi, aku takut kalau ada berita mendadak. Jadi cepat lari keluar dan ambil telepon. Ternyata dari teman lama orang Jepang yang pandai berbahasa Indonesia, yang bicara basa-basi dan menanyakan apakah aku bisa ikut survey dari temannya. Lalu kujawab tidak mau dan tidak bisa juga karena sudah penuh jadwal. Duh aku sebal sekali pagi itu, kenapa sih tidak menghubungi via email saja? Apalagi melihat jam dinding belum jam 8 pagi 🙁 Aduuuh untuk sesuatu yang tidak mendadak sepertinya tidak ada deh orang Jepang yang menelepon orang sebelum jam 8 pagi! Atau ok deh kalau hari sekolah, mungkin ada pemberitahuan mendadak. Tapi kalau hari sekolah aku juga pasti tidak akan tidur lagi jam 8 pagi. Paling cepat tuh jam 9 loh! Ini masih libur musim semi! Bad timing… dan langsung aku ngedumel….”Dasar Ngendonesia!”. Prejudice memang karena berarti aku men-cap bahwa orang Indonesia sering tidak memikirkan waktu-waktu yang tepat untuk ngerumpi 😀
Perlu waktu untuk meredam kekesalanku supaya aku bisa tidur lagi, yang akhirnya bisa tidur dari jam 9 sampai jam setengah 11. Satu setengah jam, tapi cukuplah. Apalagi waktu aku bangun, pas aku melihat Kai baru selesai membuat teh sendiri, tanpa dibantu kakaknya dengan sempurna, dan makan pagi sendiri! Anak-anakku mulai mandiri. Dia juga sudah bisa jaga rumah sendiri selama 3 jam, tanpa merasa takut. TAPI… kok ada sedikit rasa sedih merasa bahwa sebentar lagi mereka mulai menjauh dari pelukanku ya?
Selamat menikmati akhir pekan, dan selamat tidur sampai siang 😀 (Aku sih sudah bangun dari jam 6 pagi tadi dan mendapatkan langit mendung!
Bulan Maret merupakan bulan nano-nano 😀 Cuaca saja ada hangat, ada dingin, ada berangin kencang minta ampuuuun hehehe. Tapi mungkin yang paling mengejutkan warga Tokyo adalah mekarnya bunga Sakura yang lebih cepat 2 minggu dari perkiraan yang tanggal 5 April. Semua jadi kedandapan bergegas untuk melihat keindahan bunga sakura. Konsumennya bergegas mengatur jadwal untuk pergi ke taman-taman, sedangkan penjualnya kelabakan menyiapkan bahan dan membuat pamflet atau mengganti tanggal yang tertera di pamflet yang tersedia. Semua tidak mau ketinggalan untuk menikmati keindahan Sakura.
Itu baru cuaca dan kehidupan hariannya. Bagi pekerja Maret merupakan yamaba atau puncak stress dan kerjaan, karena harus tutup buku. Gen tidak pernah ada hari Libur selain hari Minggu. Bagi murid dan pelajar, Maret juga berarti penutupan tahun ajaran, yang berarti kelulusan atau kenaikan kelas.
Yang paling cepat memasuki liburan musim semi tentu saja aku 😀 Karena semua kuliah sudah selesai pada bulan Januari. Tapi berarti bulan Maret aku harus menyusun silabus untuk tahun ajaran baru yang bagiku akan dimulai hari Kamis tanggal 11 April. Selain disibukkan oleh silabus-silabus itu, aku juga menderita polen, alergi serbuk bunga, dan …. baru saja sembuh dari demam. Kelihatannya cuaca yang naik-turun ini membuat tubuhku tidak fit sehingga mudah demam. Karena itu pula aku tidak bisa mengup-date tulisan di TE padahal sedang semangatnya tuh.
Setelah aku, Kai yang banyak menikmati liburan musim semi selama 3 minggu. Tanggal 15 Maret kelasnya MOMO GUMI (Kelas Peach) selesai dan terakhir bertemu dengan gurunya Asami Sensei. Mereka akan naik menjadi nencho san dan mendapat guru baru di kelas LILY (YURI GUMI), sedangkan Asami Sensei berhenti bekerja sebagai guru TK. Tahun ini banyak guru-guru lama yang aku kenal keluar bekerja karena macam-macam alasan (hamil, berkeluarga atau sakit). Ada beberapa murid yang manja terhadap gurunya yang menangis dan memeluk senseinya erat-erat waktu berpisah, tapi si Kai cuek aja tuh. Dan sebetulnya Asami senseinya juga mengakui bahwa dirinya tidak bisa menangis seperti guru-guru yang lain…. biasanya guru TK akan menangis waktu perpisahan. Dia mengatakan nanti setelah pulang baru biasanya akan nangis sendiri mengenang hari-hari perpisahan. Bisa dimaklumi juga waktu mendengar dia baru setahun menikah dan sekaligus menjadi istri dan guru TK… tenaganya pasti habis!
Acara perpisahan di TK yang dihadiri orang tua murid itu tidak berlarut-larut. Anak-anak pergi ke aula untuk menerima badge dan topi yang baru. Kai terpilih menjadi wakil menerima topi YURI GUMI yang berwarna putih. Sedangkan ada beberapa anak juga yang naik ke panggung untuk menerima piagam karena tidak pernah bolos dalam setahun. Kai langsung berkata, “Nanti di kelas Yuri aku mau menerima piagam…” Tapi berarti tidak boleh bolos…dan itu rasanya tidak mungkin 😀 Karena tahun ajaran Kai mulai tanggal 9 April dan selama seminggu itu mereka pulang pukul 11 siang! Padahal aku harus mengajar dan tidak bisa bolos 🙁 Jadi biasanya aku boloskan Kai, untuk ikut bersamaku ke universitas atau aku titip ke rumah mertua. Setelah murid-murid kembali dari aula, orang tua murid memberikan kenang-kenangan berupa album kenangan/foto buatan masing-masing orang tua murid serta karangan bunga. Satu yang kupelajari di sini, jika di Indonesia orang tua sibuk memikirkan akan membeli hadiah apa yang patut diberikan kepada guru-guru dari anak-anaknya, di Jepang biasanya orang tua TIDAK MEMBELI JADI. Hadiah buatan tangan lebih diapresiasi oleh guru-guru yang memang biasanya TIDAK BOLEH menerima hadiah berupa BARANG atau UANG dari orang tua murid. Jadi untuk membuat buku kenangan dan membeli bunga, aku hanya perlu mengeluarkan uang 100 yen saja!
Kelas Riku selesai tanggal 22 Maret lalu, dan orang tua tidak hadir di sekolah. Rapor mereka yang disebut AYUMI diberikan kepada murid-murid langsung untuk diserahkan kepada orang tua. Rapor Riku? Yah biasa-biasa saja… masih sama seperti dulu hanya ada 3 penilaian untuk setiap pelajaran yaitu : Bagus – CUKUP – kurang. Thats all! Tidak ada ranking juara kelas juga 😀
Perpisahan di sekolah memang macam-macam. Ada yang merasa sedih ada yang merasa senang. Senang tentu saja karena bisa menyelesaikan satu tahap kehidupan dan memasuki tahap yang lebih baik. Nah warga Tokyo pada 18 Maret berpisah dengan jalur kereta yang bernama TOYOKO line, yang menghubungkan Shibuya dengan Yokohama (Minato Mirai). Dulu sebelum menikah, aku selalu memakai jalur ini untuk pergi kuliah. Sehingga rasanya sedih juga membayangkan stasiun Shibuya yang dulu itu tidak ada lagi. Stasiun Toyoko yang di shibuya itu ditutup karena jalur ini diperpanjang/disambung sehingga warga Saitama yang mau ke Yokohama bisa naik satu kereta yang sama tanpa harus ganti kereta. Nah yang kurasa hebat adalah pemindahan rel kereta yang tadinya ada di atas tanah, dipindahkan ke bawah tanah. Dan supaya tidak mengganggu pemakai kereta jalur ini, pemindahan rel itu dilakukan HANYA dalam 3 jam saja! Yaitu dilakukan waktu kereta terakhir berhenti sampai kereta pertama berangkat. Di seluruh dunia, hanya JEPANG yang berani melakukan pemindahan rel kereta dalam waktu sesingkat ini. Canggih!
Sebagai penutup, aku ingin menulis juga bahwa aku merasa senang dapat BERPISAH dengan alergi serbuk bunga! 😀 Tampaknya begitu aku sembuh dari demam hari Jumat lalu, puncak beterbangannya serbuk pohon pinus lewat sehingga aku sudah bisa jalan-jalan TANPA kacamata dan masker! Horreeee….
“Jadi Lelaki itu Susah” atau bahasa Jepangnya “Otoko wa tsurai yo” merupakan film komikal kehidupan Jepang terkenal di seluruh dunia yang menceritakan soal pejalan yang bernama Torajiro. Aku pun ingat pernah menonton film Torajiro ini pertama kali di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta tahun 1988-an, selain film Kurazawa Akirayang “Seven Samurai”, “Ikiru ( To Live)” dan pertama kali juga mengenal aktor Takakura Ken dengan filmnya ”Shiawaseno kiiroi hankachi – Saputangan Kuning Pembawa Bahagia”.
Kenapa judul postinganku hari ini justru berjudul “Jadi Monsieur itu Susah” bukannya “Jadi Lelaki itu Susah”?
Ya, ini adalah komersial atau iklan sebuah minuman yang bernama “Orangina” yang merupakan parodi dari Si Torajiro. Pemeran Torajironya Richard Gere sebagai orang Perancis, sehingga iklan ini diberi judul ”ムッシュはつらいよ”. Ada beberapa sekuel yang menggambarkan keabsurbannya Monsiur, yang selalu ditertawakan anak kecil kribo, yang kurasa justru maskotnya orangina (belum ketemu tuh namanya siapa :D).
Tadi pagi di TV ada lagi iklan itu. Ceritanya si Monsieur minta tolong pelayan untuk memberikan minuman ke wanita muda yang duduk di tempat lain di sebuah Cafe. Tapi pelayan itu salah kasih ke seorang wanita yang lebih tua di meja sebelahnya. Dan si wanita tua itu menyambut pemberian sehingga… tentu saja harus berkomunikasi dengan dia. Terpaksa deeeeh. Si anak kecil kribo ini menertawakan situasi ini. Lalu Riku bertanya, kenapa sih anak itu ketawain?
Hmmm rupanya dia belum mengerti jalan cerita iklan itu. Lalu aku jelaskan,
“Si Monsieur itu kan mau ‘menggoda’ (nampa ,mendekati) gadis cantik itu, dengan mengirim minuman lewat waiter. Tapi si waiter salah kasih”
“Tapi kan bagus dia kasih ke wanita yang lebih tua, kan seumuran dengan monsiur itu”
“Hahaha Riku, namanya LELAKI itu, selalu suka dan perhatian pada wanita yang LEBIH MUDA. Jadi jarang sekali ada pria yang suka dengan obasan atau obaasan :D. Nanti kalau Riku besar juga, akan lebih suka dengan wanita yang lebih muda deh… Itu sudah psikologinya laki-laki…”
“Ngga ah, kalau sudah menikah kan tidak bisa suka pada yang lebih muda…” (Jreeeng!)
“Mungkin saja, tapi namanya manusia ada kalanya melihat wanita muda yang cantik kemudian tertarik. NAH suka saja boleh, tapi jangan lebih dari itu. Selalu ingat pada istri yang sudah kamu pilih sendiri kan? Kamu kalau jadi ojiisan (kakek-kakek) juga mungkin suka pada wanita muda. Wajar tuh. NAH kebalikannya wanita itu biasanya lebih suka pada ojisan ojisan 😀 yang lebih tua. Tau kenapa? Karena yang ojisan itu punya duit biasanya. Jadi mau aja kalau ada ojisan yang suka padanya 😀 Makanya kadang-kadang Riku lihat sendiri kan di TV banyak perempuan bunuh pacarnya yang ojisan untuk dapat uangnya. Riku udah gede jadi mama kasih tau ini. Tapi itu UMUMNYA, tentu tidak semua”
Dan Riku diam saja, sambil menunggu iklan yang sama untuk dia perhatikan :D. Tapi sampai dia harus pergi sekolah, iklan itu tidak muncul.
>Riku (10th) dalam dua minggu ini memang terasa sekali dewasanya. Berawal dari Senin tanggal 4 Maret. Seperti biasa aku harus mengajar bahasa Indonesia malam hari di Sekolah RI Tokyo. Biasanya Riku dan Kai ikut, lalu aku titipkan pada Mas Syarif, penjaga SRIT. (Cerita tentang mas Syarif ini juga lucu, rupanya dia sudah mendengar suaraku 14 tahun lalu waktu aku jadi DJ siaran Radio di InterFM, jadi dia sudah kenal aku, padahal akunya baru ketemu dia tahun lalu). Tapi tanggal 4 kemarin dia bilang dia mau coba tinggal di rumah sendiri. Apalagi papanya berjanji akan pulang cepat sehingga waktu dia sendirian di rumah tidak begitu lama. Jadi sudah 2 kali dia tinggal di rumah sendirian malam hari.
Selain itu hari Minggu kemarin dia membuat kami terkejut lagi. Sekitar pukul 4 kami mau mulai makan malam (karena belum makan siang jadi sekaligus makan malam saja supaya bisa tidur cepat). Tapi sebelum itu kami harus kembalikan DVD pinjaman dari Tsutaya (Rental DVD). Lalu tiba-tiba Riku berkata, “Udah biar aku sendiri saja naik sepeda mengembalikan DVD itu…” Kami berdua bengong, soalnya cukup jauh tempatnya ….. Duh Riku tanomoshii… (Bisa diandalkan). Sekalian saja aku titip beli susu di toko konbini. Setelah dia kembali, karena kami berdua minum wine, Riku bilang, “Aku juga mau minum dong… ” Jadi aku suruh dia beli minuman soft drink untuk dia dan adiknya. Tapi karena kami juga mau makan snack, akhirnya aku berikan uang 1000 yen dan berkata, “Ini uang 1000 yen boleh kamu belikan apa saja, soft drink, snack, coklat atau kacang-kacangan. Terserah. Kamu kan sudah bisa berhitung jadi boleh beli apa saja maksimum 1000 yen. Dan dia kembali dengan 1 botol Coca cola besar, potato chips, krupuk Happy Turn’s dan salami + kembalian 192 yen. Wah dia sudah hafal kesukaan papanya, salami :D. Untuk “upah”nya dia mendapat kembaliannya 192 yen untuk uang saku :D(Dan Gen berkata, “jangan sampai lain kali kamu cuma belanjakan 300 supaya bisa dapat semua kembaliannya ya hahahahhaa”)
Ahhh anakku ini sudah besar, dewasa dan tanomoshii
Pelajaran kelas 4SD nya Riku, dengan hari ini tinggal 3 hari. Besok kami libur di Jepang untuk merayakan Spring equniox, Shunbun no hi 春分の日, higan di musim semi. Seharusnya kami pergi nyekar, tapi papa Gen musti pergi dinas ke Sendai, jadi kami di rumah saja. Semoga hari minggu papa Gen tidak usah ke kantor, sehingga kami bisa pergi ke Yokohama untuk nyekar. Dan hari Jumat adalah hari terakhir Riku sekolah. Tahun ajaran baru dia akan naik kelas 5, dan kelasnya akan diacak… semoga dia dapat teman-teman yang baik, juga guru yang baik, karena kelas 5 dan 6 tentunya lebih susah dan lebih butuh konsentrasi untuk belajar. Soal bimbel, dia akan mengikuti test dulu pada hari sabtu untuk menentukan kelas mana yang cocok untuknya. Well, mulai April harus lebih giat belajar! Demikian juga denganku 😀 belajar menjadi istri orang Jepang yang kyoiku mama 😀
Kyoiku mama (教育ママ kyōiku mama?) is a Japanese pejorative term which translates literally as “education mother”. The kyōiku mama is a stereotyped figure in modern Japanese society portrayed as a mother who relentlessly drives her child to study, to the detriment of the child’s social and physical development, and emotional well-being…. see more
Oh ya ternyata, postingan kemarin itu angka cantik loh! Posting ke 1234! Lalu kemarin juga bisa mencapai komentator dengan angka cantik 25252 yaitu Niie, yang berkomentar di Setengah Dewasa!
Lalu membuatku teringat bahwa TE akan berusia 5 tahun! Perlu dipikirkan acara khusus nih :D. Ada saran? 😉