Sejak hari Sabtu aku sudah merasa kurang enak badan. Sepulang kerja Sabtu kemarin itu, Gen juga merasakan keanehan pada tenggorokan dan hidung. Hmmm mulai deh keluarga kami masuk angin karena udara memang mulai mendingin, selain dari waktu istirahat yang kurang. Karena itu hari Minggunya kami sama sekali tidak keluar rumah, pakai untuk dara-dara (santai-santai di rumah) makan yang benar dan minum obat. Ada satu perkembangan dari Kai (6th). Dia yang tadinya selalu hanya bisa tidur kalau bersamaku, mulai hari Sabtu kemarin dia sudah bisa tidur sendiri dan tidak mencariku. Yatta….(Horee) Tapi yang membuat aku terharu tadi waktu dia bilang “Oyasuminasai” padaku, aku jawab “Selamat tidur… ” dan dia tambahkan, “Mama juga cepat tidur ya. Nanti sakit…” huhuhu…. terharu biru deh. Padahal kemarin pagi aku sudah senang sekali waktu aku bilang, “Aduuuh pinggang mama sakit” lalu dia bilang, “Sini aku pijat!” dan aku manja ke dia minta dipijat. Enakan loh!~~Oyabaka edition (edisi ortu pamer)~~
Tadi pagi dini hari aku terbangun jam 3 dan sulit tidur lagi. Udara semakin kering tanda musim dingin tambah mendekat. Yang tadinya hidungku pilek, jadi kering dan sulit bernafas. Aku masak air dan membuat teh hangat. Tidak mempan. Lalu aku cari vicks vaporub oleskan di leher, tetap tidak mempan. Hidung mampet ini membuat aku tidak bisa tidur lagi, dan membuatku langsung membeli mesin pelembab humidifier di amazon. Tadi sore sudah sampai dan aku masukkan aroma oil dari vicks vaporub sehingga kami bisa mengisap uap peppermint untuk melegakan pernapasan.
Karena aku kurang tidur, begitu pulang mengantar Kai ke TK, aku minum obat dan tidur sampai siang. Makan siang menghabiskan sisa bakmi bakso yang kubuat kemarin dan membuat badan yang kedinginan menjadi cukup hangat. Apalagi waktu keluar rumah ternyata di luar itu hangat karena terkena matahari. Tapi waktu Kai minta bermain di halaman sekolah, terpaksa aku tolak karena berdiri di luar untuk waktu yang lama bisa tambah membuat masuk angin. Untung anakku ini bisa mengerti, dan mengajakku pulang. Kami sempat mampir ke konbini Circle K untuk membeli jus buah dan snack.
Begitu sampai di rumah, aku tidur lagi. Kai bermain game di sebelahku. Ah, shiawase bahagianya masih bisa memeluk Kai yang hangat. Aku tertidur lagi 1 jam sampai Riku pulang sekolah pukul 4. Merasa cukup sehat, aku tanya pada Kai apakah dia bisa jaga rumah sekitar 1 jam, karena aku mau belanja. Dan ya, dia bisa sehingga aku punya cukup waktu untuk belanja. Tujuan utama untuk belanja sayuran dan buah, karena sebetulnya freezerku penuh dengan daging-dagingan. Sepertinya aku cenderung menjadi vegan nih, karena sudah bosan makan daging euy. (Mungkin lebih bosan ke masak dagingnya sih)
Pergi ke toko sayur langganan, wah borong deh. Coba lihat buah yang kubeli. Persediaan untuk seminggu lebih nih. Mulai dari apel, pear korea, pear yamagata yang disebut La France, grape fruit, orange (seperti sunkist), mikan (jeruk mandarin), lemon tiga jenis, jeruk sudachi (Citrus sudachi) dan Shikuwasa (Citrus depressa), Yuzu (Citrus junos), kaki atau buah kesemek dan 3 jenis buah anggur. Semoga buah-buahan ini bisa mengusir bibit penyakit dari rumahku deh.
Tapi sebelum pulang aku sempat mampir ke toko bunga. Sebetulnya keranjang depan dan belakang sepedaku sudah penuh sekali. Tidak boleh belanja lagi. Tapi kok aku ingin sekali membeli bunga untuk ditaruh di meja makan. Sempat melihat kembang sepatu tapi sudah pasti tidak bisa kubeli karena ukurannya cukup besar sehingga tidak bisa lagi disumpelin di keranjang sepeda. Jadi aku beli cyclamen yang kecil. Tapi memang sempat ragu mau membeli cyclamen pot atau buket bunga potong mini yang cantik dan tidak mahal. Tapi aku putuskan untuk membeli cyclamen saja 2 pot kecil. Tahu-tahu si ibu penjual bunga memberikan buket mini itu sambil berkata, “Ini untuk kamu sebagai orang asing di Jepang pasti sudah banyak berusaha dan beradaptasi. Gambatta ”
Aku pun sudah menjadi setengah orang Jepang (tidak bisa menerima begitu saja) dengan berkata, “Jangan bu, saya memang tadi sudah mau beli kok. Saya bayar saja”.
Akhirnya aku beli buket itu setengah harga +diberi setangkai mawar putih. Aku sempat terpana dengan kejadian itu, karena sebegitu lamanya aku tinggal di Jepang, baru kali ini aku diberi bunga dan mengingatkanku bahwa kamu itu orang asing dan pasti tidak mudah untuk hidup di Jepang. Ya, aku tahu kadang aku memaksakan diri menyelesaikan dan mengerjakan semua dengan sempurna. Kadang saja aku membiarkan segala sesuatunya dan tidur seharian, seperti hari ini. Si ibu itu menyentuh hatiku, dan memberikan semangat baru lagi.
Sambil tersenyum aku menaruh bunga-bunga itu di atas belanjaan di keranjang sepeda, dan waktu baru akan menaiki sepedaku, seorang lelaki bertanya padaku, “Maaf Anda tahu tukang kunci di mana?”
“Tukang kunci? Setahu saya masih jauh dari sini….”
“Katanya ada sekitar sini”
“Kalau begitu coba jalan sedikit lagi, lalu ada pertigaan. Coba tanya pada toko di situ apakah dia bisa buat kunci atau tidak”
“Terima kasih”
Rasanya kontradiksi sekali, baru diingatkan bahwa aku orang asing, eh sudah ada yang bertanya padaku layaknya aku orang Jepang 😀 Well, hidup itu memang penuh kontradiksi ya.