kuturut ayah ke kota…. (emangnya aku tinggal di desa)
naik delman istimewa kududuk di muka (boro-boro delman, di sini bajaj aja ngga ada)
kududuk samping pak kusir yang sedang bekerja (pak supir aja deh)
mengendarai kuda supaya baik jalannya (supaya jangan ngebut!)
tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuuuukkk (brummm brummm)
***********
Aku mau bercerita tentang hari Minggu yang lalu, Minggu tanggal 5 Juni yang lalu. Kami menghabiskan waktu dengan… belanja.
Tapi belanjanya bukan yang seperti dibayangkan man-teman. Karena bukan belanja harian/bulanan sebangsa makanan, atau baju/sepatu dan lain-lain. Tapi belanja untuk menunjang hobi lama dan baru deMiyashita.
Tujuan kami hari itu adalah Stasiun Nakano, karena hanya di situ ada barang yang kami cari. Jadi kami berempat naik bus, lalu naik kereta dari Kichijoji. Sesampai di Nakano kami langsung ke lantai 2 sebuah mansion (apartemen) yang penampakannya seperti ini:
Kalau bukan demi anak (dan suami) aku jelas-jelas TIDAK MAU masuk sini. Hiiii… bergidik aku lihat kumbang-kumbang dalam toples bergerak. grotesque... Ada juga kepompongnya, di dalam tanah yang masih musti tunggu menetasnya. Penampakan dalamnya seperti ini:
Memang menjelang musim panas, hobi mengumpulkan kumbang dan kupu-kupu memuncak. Aku juga lihat loh anak perempuan datang melihat-lihat. Duh aku rasa anak Indonesia tidak ada yang sampai sesuka ini pada serangga. Bayangkan sampai ada toko khususnya loh.
Sebuah poster di luar toko menunjukkan bahwa banyak kumbang ditemukan di Indonesia terutama Jawa dan Sumatra. Bahkan toko ini juga mengatur paket tour ke pulang Flores khusus untuk menangkap serangga! Kalau orang betawi bilang Edan hehehe.
Sebetulnya kami ke sini hanya mau membeli kotak kaca untuk penyimpanan kupu yang telah dikeringkan. Kira-kira sebesar B5 harganya 1500 yen.(Begitu pulang Riku langsung memasukkan kupu-kupunya yang telah kering. Keren juga euy hasilnya.
Sesudah dari toko khusus serangga ini, kami makan siang dan langsung mencari barang kedua yang kami perlukan. Yaitu album perangko. Ya, tidak setiap toko buku menyediakan buku perangko. Dan berkat perangkat GPS di HPku, aku menemukan beberapa toko buku di sekitar situ. Langsung aku telepon dan mencari toko yang tidak terlalu jauh itu. Mereka hanya punya 2 buku, padahal kalau ada tiga aku mau beli juga. Tapi ya sudahlah, yang penting ada untuk Riku dan Kai.
Sayangnya album yang ada di Jepang kebanyakan berupa clear file dengan kertas hitam berpita transparan, bisa dikeluar masukkan. Aku tidak suka yang ini, aku lebih suka buku lama, benar-benar seperti album. Tapi karena jarang sekali album yang seperti kumau itu, jadi beli saja yang ada. Sebesar B5 (22 x 17 cm) , 8 halaman harganya 1365 yen (menjawab pertanyaan mbak Devi dalam posting Dara-dara). Mahal menurutku. Dan memang sih hobi mengumpulkan perangko ini mahal, seperti yang dikatakan pak Agus Siswoyo di postingan Dara-dara. Karena sebetulnya selain mengumpulkan perangko bekas hasil surat-menyurat, kita bisa membeli perangko bekas “kiloan” atau mengumpulkan perangko baru yang belum dipakai.
Nah, dulu waktu aku masih single dan kaya (ho ho) aku selalu membeli 1 sheet perangko setiap ada perangko baru terbit. 1 Sheet berarti sekitar 10-20 perangko. Tergantung nominalnya berapa, kalau 50 yen berarti 1 sheet bisa 1000 yen kan. Dan, Pos Jepang selalu menerbitkan perangko baru sedikitnya 2-3 jenis per bulan! Belum lagi masing-masing prefektur juga bisa menerbitkan perangko khusus. Duh, tak ada habisnya jenis perangkonya, tapi yang pasti habis uangnya 😀
Untuk perangko dalam 1 lembaran itu aku memasukkan ke dalam clear file biasa saja bukan yang khusus untuk perangko, karena lebih murah. Koleksiku yang 1 sheet baru 5 album. Sedangkan yang dimasukkan ke album baru 3 album. Ini yang di Jepang. Yang di Indonesia sih banyak hehehe, sudah ada 12 album dari seluruh dunia! Setiap mudik aku pandangi dan simpan lagi. Untung tidak kena lembab, jadi kondisi masih bagus.
Jadi sepulang dari Nakano, deMiyashita langsung berkutat dengan hobinya. Ada yang masukkan perangko ke album, ada yang memasukkan kupu-kupu ke dalam frame. Kai yang terkecil meskipun baru 3 tahun 10 bulan, juga ikut-ikut mempunyai album perangko. Mana mau dia kalah dengan kakaknya 😀
Tapi sesungguhnya belanjaan kami hari ini bukan hanya frame kupu-kupu dan album perangko. Tapi juga ada satu set Lego Star Wars untuk Riku dan Kai. Riku sedang tergila-gila pada Lego Star Wars, sehingga ingin membeli yang baru terus. Dasar perusahaan juga mau untung, mereka menempatkan master Yoda,Luke skywalker dsb yang ber-light saver itu tercerai berai dalam pake yang beragam. Jadi kalau mau punya pentolan Star Wars yang lengkap harus beli semua. Huh ! Duit lagi….. jadi pilih yang paling murah 😀 (Tapi terus terang aku jauuuuh lebih suka melihat Riku bermain lego daripada bermain game Nintendo 😀
Bisa bayangkan kan hobi kami seperti itu butuh space yang banyak sebetulnya. Jadilah rumah “Kandang kelinci” kami tidak pernah beres. Dan karena Minggu lalu sudah banyak belanja, hari Minggu ini kamu tinggal di rumah saja, neres-beres rumah dan melanjutkan membereskan hobi yang tertinggal.
hahahaha…kalau rumah mbak imel kandang kelinci, Kamarku lebih parah dong namanya lubang kelinci udah lah seuprit isinya buanyak hahahahaha…
hobbyku yg paling banyak makan space di kamar adalah Buku dan sepatu hahahahaha ^^
kapan2 aku tunjukin koleksi prangko ku ya mbak…*dimana ya, mungkin dalam kardus di rumah mama di bekasi :D*
weh mahal aja ya mba 😀
bagus banget klo anak2 punya hobi offline seperti itu
dan sosok Riku dan Kai saya perkenalkan ke Reza
berharap sih dia mau meniru
dan mencoba mencari tau apa minatnya
ah aku juga pernah koleksi perangko
tapi karena pindah2 entah di mana sekarang keberadaan mereka
bisa juga sudah jadi korban banjir yang sempat beberapa x melanda itu hiks
huahaha saya juga pasti bergidik masuk toko serangga itu.. hehehe.
btw pangkalan star wars lego nya riku keren abis!!! hebat!!
Perangko dan legonya keren-keren 🙂
jadi pengen koleksi perangko lagi.
Asyikkz.. Bisa lihat nanti pas bertandang ke “kandang kelinci” paling nyaman sedunia hehe
dari smua gambar yang ada aku suka lego hihihi, maklum anakku suka lego mbak
wah..kalau museum serangga yang di Taman Mini Indonesia Indah, kecil sekali, Mbak. Tapi cukup lengkap. Banyak jenis kumbang yang belum pernah saya lihat ada di sana.
Aduh, kemana, ya semua koleksi prangkoku? Baru ingat dulu punya satu album prangko. Mungkin tertinggal di Semarang karena jika terbawa pasti aku tahu. Sayang sekali karena mungkin mbak Imel mau menerima koleksi tak seberapaku.
Mbak Imel telaten sekali ya mengumpulkan prangko. Dulu sih sering juga beli prangko edisi khusus atau nitip pascal tuk dibeliin prangko dari perancis. Tapi hanya karena merasa keren disebut filatelis padahal ga ada hati filatelis. Buktinya ga tahu kalo koleksinya sudah raib sejak lama. hehe
Dulu aku juga sempat langganan Sampul Hari Pertama dari kantor filateli Bandung, dan punya bbrp sheet. Masih ada sampai sekarang. Pernah juga kuposting dulu. Tp kini tak dilanjutkan.
aku jg suka koleksi perangko waktu kecil dan sepertinya sekarang menurun ke anakku yang besar….kupu2, seru juga ya, tp kapan hunting nya dan dimana, belum ada info….ttg Lego, itu kesukaan anakku yg kecil, tp aduh harganya mahal banget disini, kita beli yang paket2 kecil pas ada diskon gede2an aja
Wah…waktu aku kecil suka jg ngejar capung/kupu2 di sawah dan kebun lho mba EM he he
pangkalan legonya keren…..
Stttttt mana tuh NARUTO yg satu set nya wkwkwkwkw
Hehehehe gantian ntar aku bikin posting dengan koleksi punya ku ya hehehehehe
hiii … merinding deh kalau masuk itu toko, tapi kupu-kupu dalam kacanya bagus ya.
waaah keren deh hobi ngumpulin perangko, sabar dan telaten gitu ya pastinya.
kalau saya dijamin bosenan deh.
WAAAH… Enak banget ya? Kereeen..
Aku pengen ke Jepang. Semoga!
mbaaaaaa…
Riku udah bisa bedain jenis kupu???
lho…emang kupu kupu ada jenisnya juga ya???
*lagi lagi pertanyaan dodol…hihihi..*
Perasaan bentuknya sama semua….hihihi…
Duluuuuu….banget…
pernah juga koleksi perangko mba…
Malahan aku pernah punya perangko yang bentuknya segitiga lho…
Tapi memang tak ada yang abadi di dunia ini ya mba…
koleksiku tak bertahan lama…
Mudah mudahan deMiyashita bisa konsisten terus menikmati dan mempertahankan hobinya yaaaa…
paling suka lihat perangko yang bersambungan gambar nya itu ,Mbak EM
unik ya , keren …………. 🙂
kebayang aku kalau masuk toko khusus serangga , kayaknya bisa langsung garuk2 deh, 🙁
salam
Wahhh … kadang kelincinya ‘modern euy … terelok sejagad ya 🙂
jadi ingat koleksi perangko ku … tapi dimana sekarang ya?
hmm … banyak seri LN nya dari teman yg orang sono …
kalo ada lumayan ‘tahun serinya … 🙂
Kalau toko serangga sih memang tidak ada, tapi kalau toko yang menjual jangkrik sih ada, Bu, di Indonesia. Dulu waktu kecil seru tuh melihara jangkrik. Sampai dibikin kandangnya segala macam.
Oh iya, ada juga toko yang menjual jangkrik goreng! Hwehe. 😀
wow….jd inget dl waktu kecil pernah nyasar karena ikutin kupu2 d hutan sblh perkampungan kakek nenekku
andai ada toko serangga unik spt itu ya sis d sini,….aq jg pasti sering dateng k stu 🙁
Wah, sampai ada toko serangga. Di tempat saya keliling2 yang ada cuma museum, Mbak. Bukan toko serangga 😀
mbak EM dulu waktu kecil pernah hobi perangko tapi yah…namanya anak2 ga long lasting cuma dapat setahun…abis ga care lagi dengan tuh perangko….kalau dipikir sekarang…seru banget yah kalau bisa diterusin waktu itu
berarti sama ya modelnya ama di sini…harganya mulai 125 rb sd 400rb…
*mupeng ama legonya…kapan yak ada diskon gede2an?*
Serunya.. jadi pengen beli perangko di kantor pos.. kapan2 maen ke sana lagi ahh.. 😀
wah mengenalkan hobi seperti ini memang bagus ya mb buat anak2..jadi anak2 ga menghabiskan waktunya dengan maen game, koleksi sesuatu kayak gini malah mendidik anak. Duh tapi saya kuatir sama anak saya nanti bakalan kecanduan maen game..lha bapaknya aja tiap hari mantengin nintendo..haha
btw saya jg punya koleksi perangko dl mb..ngumpulinnya dulu jadi tukang pos di desa saya, anterin surat2 dari warga desa saya yang bekerja di luar negeri trus kirim surat ke keluarganya, biasanya saya mau nganterin asal dikasih perangkonya..xixixi…
whihhihi hebat ya disana sampe ada tempat khusus untuk pembelian alat2 penangkap serangga. hebatnya lagi sampe ada pake khusus liburan ke flores..
wuih hobi filatelis itu lucu juga ya.. tapi harusnya hobi ini di mulai saat muda ya.. 😀 klo udah umur 20 mau mulai koleksi perangko gini pasti susah nyari perangko yang lama-lama deh ya…
jaman aku kecil dulu suka banget Mbak
koleksi perangko gitu…
kalo ada soadara ke luar negeri, pasti nitip perangko deh
sampe udah punya 5 album
tapi sayang, semuanya habis terbakar
perangko agus salimnya bagus banget tuh Mbak
WOw, hebat itu ada perangko Agus Salim.. 😮
Itu… Lego di Jepang mahal ya Mbak? Kalo di Indonesia sini sih kebangetan mahalnya… satu set yang kecil aja bisa sampe 100rb lebih. Padahal cuma satu orang2an sama mobil. 🙁
Hehehe.. Mba Imelda… Di Indonesia jarang yg koleksi serangga.. Wajar.. Orang gak dikoleksi aja bnyk banget dirumahj.. Hahaha…
Filateli.. Hobi yg hampir punah yah…
Akan kmana perangko klo semua orang pake e-mail..? Hehe..
Kalau bukan demi anak (dan suami) aku jelas-jelas TIDAK MAU masuk sini …
Hahaha …
Saya ngakak koprol membacanya …
Tetapi yang jelas …
Kalau namanya Hobi … bagaimanapun sulitnya … bagaimanapun ribetnya … pasti dilakuin …’justru itu menambah keasyikan hobi tersebut …
Salam saya EM
Kalo Ibunya aja kolektor,wajar aja kalau anaknya kolektor.Selama itu bermanfaat kenapa tidak..?
Paket tour khusus untuk menangkap serangga. Alamak! 😀
Tapi legonya itu bikin gemas! Sukak!
Tak kusangka Danny juga suka lego 😛 Kupikir hanya suka wanita ;))
EM
permisi saya mau menawarkan beberapa koleksi perangko ibu saya,apa ada yg berminat?
dimana tuh beli prangko kiloannya, berapaan. lagi cari prangko murah meriah buat kegiatan disni. salam filateli
adji
berau/kaltim