Lupa

24 Feb

Lupa sudah pasti bukan hanya monopoli orang lanjut usia. Anak-anak pun bisa lupa makan, lupa belajar kalau sudah asyik bermain. Biasanya kita mudah lupa kalau dalam keadaan “setengah sadar” alias mengantuk atau sibuk. Menurut data, orang Jepang paling sering kelupaan barang di dalam kereta atau taksi (ya karena inilah transportasi orang Jepang yang paling banyak di pakai).  Asyik berbicara dengan teman, bengong, mengantuk atau bahkan ketiduran menyebabkan kita tidak sadar bahwa kita ketinggalan barang (untung bukan orang ya hihihi). Dan yang paling banyak tertinggal di dalam kereta adalah payung, baju, handphone dan belanjaan.

Enaknya kalau di Jepang, jika kita tahu bahwa kita ketinggalan barang langsung begitu turun, kita bisa langsung memberitahukan petugas stasiun. Apalagi kalau kita tahu sebelumnya kita duduk di gerbong nomor berapa. Biasanya petugas akan menghubungi petugas di stasiun berikutnya, untuk mengambilkannya. Tak jarang kami tertahan sebentar karena petugas mengambil barang di gerbong yang diberi tahu, dan menahannya untuk kita. Kita bisa naik kereta berikutnya untuk “menjemput” barang kita itu.

Jika tidak langsung sadar bahwa kita ketinggalan, bisa menghubungi “Lost and Found” dan melaporkan ketinggalan apa dan meninggalkan nomor telepon kita. Biasanya sih tidak lama akan ada panggilan untuk mengambil barang tersebut.

Itu kalau kelupaan atau jatuh di kereta atau di taksi. Kalau di jalan? Biasanya sih orang Jepang jika menemukan dompet, atau handphone (saya juga pernah tuh menitipkan handphone orang yang nyangkut di baju saya ke petugas  kereta), buku, bungkusan dsb akan melaporkan penemuannya ke petugas. Jika menemukan barang itu di toko, ya kepada petugas toko. Jika di stasiun memberikan ke petugas stasiun. Di sekolah, kepada guru/petugas sekolah. Tapi kalau di jalan ya melaporkannya ke kantor polisi, seperti yang dilakukan Riku beberapa hari lalu.

Waktu aku cari data mengenai barang apa yang terbanyak “ketinggalan” atau “jatuh” ternyata aku mendapatkan data dari kepolisian Jepang. Yang menuliskan bahwa dalam tahun 2009, ada sebanyak  2.630.000 kasus penemuan barang. Yang terbanyak adalah baju sebanyak 390.000 kasus, payung 370.000 kasus, surat-surat/dokumen sebanyak 250.000 kasus. Orang yang menemukan akan diberikan surat penemuan, dan biasanya orang yang telah melaporkan kehilangan dengan memberikan ciri-ciri khusu pada barangnya, akan mendapatkan barangnya kembali. Jika kehilangan barang dan mencarinya ke pos polisi terdekat biasanya setelah diperiksa isi dan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan pengakuan si empunya dan cocok, maka barang akan dikembalikan.

Aku pernah ketinggalan dompet uang receh di stasiun bertahun yang lalu. Wah aku pikir pasti tidak akan ketemu deh, karena aku tidak taruh nama atau tanda khusus, cuma ada beberapa kartu bus dan kartu discount. Ehhh iseng tanya ke petugas stasiun, dia bertanya, “warna apa?”. Coklat kecil…. “Ada apa saja isinya?” Lalu aku bilang, “uang kecil dan kartu bus, kartu kartu”. Langsung deh diberikan dompet uang kecil itu kepada saya. Tapi waktu itu, dia menyuruh saya menelepon orang yang menemukan dan bilang terima kasih. Saya dipinjamkan telepon di situ loh. Hebat! masih bisa ketemu dompet tanpa nama di Jepang! Dan tentu saja tidak keluar biaya apa-apa (ada banyak kasus teman-teman saya juga yang masih bisa menemukan dompet. T.P san bahkan sampai 2 kali kehilangan dompet dan kembali)

Barang-barang yang ditemukan akan disimpan di pos polisi sampai 1 bulan, dan sesudah itu akan di pool di pusat penemuan barang sampai 3 bulan. Sesudah 3 bulan, jika si pemilik tidak muncul akan dibuang atau menjadi milik si penemu . Karena itu perlu mengisi formulir penemuan barang. (dan sebetulnya Riku berhak mendapat 10 yen uang yang dia laporkan waktu itu hehehhe)

Untuk keterangan mendetil mengenai lost and found di Jepang bisa melihat website kepolisian Jepang di sini. (sayang berbahasa Jepang, yang berbahasa Inggris hanya info penting saja, tidak lengkap)

Aku menuliskan ini, karena kebetulan suamiku baru kehilangan dompetnya. Baru sadar tadi malam waktu pulang kantor. Dan karena pikir mungkin ada di kantor, tadi pagi Gen pergi tanpa dompet ke kantor. Tapi cari di kantor tidak ketemu! Nah loh. Akhirnya aku yang panik telepon kartu kredit untuk memblokir kartu kreditnya. Untung dia tidak pernah bahwa kartu ATM bank (aku yang pegang soalnya 😀 ). Oleh kantor Kartu Kreditnya disuruh melapor ke polisi. Tapi aku ragu, dan rasa lebih baik Gen sendiri yang melapor ke polisi. Karena sebetulnya tadi pagi dia pergi ke kantor naik mobil tanpa SIM, jadi lebih baik dia sendiri yang menjelaskan (apakah mau berbohong atau tidak ….hihihi). Nah di telepon aku tanya, kemarin dia pergi ke mana? beli apa? mungkin waktu beli rokok jatuh tuh dompetnya. Baru dia sadar dia pergi ke toko konbini dekat kantor. Jadi dia pergi ke toko itu untuk menanyakan dompetnya …. dan A D A. Ternyata ada orang yang menemukan dan memberikan ke petugas tokonya. HEBAT ya bisa ketemu. (Iya sih uang di dalamnya ngga sampai 5000 yen hihihi) .

Memang Gen kemarin lagi sibuk sekali dan tegang karena ada audit di kantornya. Untung semua lolos dan ditambah dompetnya ketemu hari ini. Kesalahan dia hanya mengemudikan mobil dari kantor ke rumah tadi malam, dan dari rumah ke kantor tadi pagi, tanpa SIM… untung juga tidak terjadi apa-apa sehingga tidak perlu menunjukkan SIM pada polisi. Serba untung deh… (ternyata kami sudah menjadi orang Jawa nih, yang menganggap semua masih untung!)

23 Replies to “Lupa

  1. Kalau lupa dengan menaruh barang di mana sih masih mending Nechan… coba kalau lupa sama anak di rumah yang terkunci selama 4 hari seperti yang pernah kutulis beberapa waktu lalu? berabe kan urusannya? hahaha…

    Ada satu kelupaan yang sering mengundang tawa adalah, lupanya seseorang yang berkacamata menaruh kacamatanya di mana. Bolak-balik mencari kacamatanya, eh, ternyata ada di kepalanya… 😀

    Syukurlah, jika semua barang-barang Papa Riku dah diketemukan kembali… (syukurlah juga kata bermakna sama dengan untunglah ya?) :))

  2. @Uda Vizon…kalau lupa sama anak yang cerita itu mah kebangetan. Lha namanya ibu tuh, biar anak udah gede2 aja, inget terus, paling tidak setiap habis sholat didoakan agar selalu berada dijalan Nya

    @Imel…
    Kalau saya lupa pada nama orang, sekarang kadang juga lupa mau mengatakan tentang apa….hihihi makanya harus rajin nulis supaya otaknya nggak pikun.
    Tapi anak sulungku lupa melulu, berapa kali dompet jatuh eserta isinya..repotnya mesti ngurus KTP, SIM dsb nya. Adiknya juga suka ketinggalan payung, kunci…Alhasil kunci kamarnya di Bandung, nggak pake kuci..berbahaya kan?
    .-= edratna´s last blog ..Meningkatkan motivasi, mendorong prestasi =-.

  3. Mbak Imel…orang jepang itu jujur2 ya? jarang sekali mendapatkan orang jujur kalo di indonesia…coba dompet hilang weks susah banget ketemunya 😀

    aku banyak nih cerita tentang lupa…kapan2 aku buat deh ceritanya…hehehehehe
    .-= Ria´s last blog ..Kenapa mesti tertawa sih! =-.

  4. kalau ditempat aku kayaknya jarang deh, dompet yang hilang ditemukan kembali dalam keadaan utuh.

    Benar kata Ria, orang Jepang jujur…..
    kalau di Indonesia susah nyarinya.

  5. Pingback: Manfaat SMS Banking

  6. Tiga bulan setelah pindah ke Australia, aku kehilangan dompet di dalam bis.
    Bukan, bukan dicopet tapi lebih karena aku yang sukanya duduk sambil setengah tidur tak sadar kalau dompetku jatuh dari saku belakang.

    Kutunggu sehari, dua hari, seminggu sampe kutelpon perusahaan bisnya dan dibilang tak ada barang diketemukan.

    Ah, aku telah salah menilai bahwa semua luar negeri pasti baik 🙂
    .-= DV´s last blog ..Makeup, lebih tepatnya kosmetik =-.

  7. Ngacung di[ojokan kelas.. Aku tuh sering lupa, nama orang. Sering tiba2 lagi dimana disalamin orang.. “Pak Nug apa khabar..?” wah.. paling kagok tuh. Kan mau lau nanya balik ” Iya, kamu siapa y namanya..?” Ntar dikira sombong. Padahal aku asli lupa… 🙁

    Tapi kalo nama cewek2 yg bening2 gitu sih biasanya aku langsung HAPAL… Jiakakakak.. 😀

    *Ngumpet dibalik tembok, berlindung dari sandal2 dan dompet2 orang yang tertinggal, berterbangan..:D

  8. aku pernah lupa kunci motor.
    kebiasaan naro help dijepitin di motor, jd otomatis hrrs buka tempat duduk motor trs jepitin di situ. Hbs itu biasanya aku langsung ngeloyor aja pergi. Kunci motornya masih cementel di bagian badan. Untungnya selama ini selalu kejadian di mall, dan cara ngambilnya sama ky di jepang, kunci motor apa, klo ada gantungan kuncinya bentuknya ky apa, kalo sesuai sama ciri2 yang disebutin baru deh dikasih kuncinya (gk lupa nunjukkin STNK jg tentunya) heheheh. Untung gk lupa bentuk gantungan kuncinya hihihihihi
    .-= wita´s last blog ..Si Hijau Lumut: Kisah Sebuah Jaket =-.

  9. Wah, kalau sampai kehilangan barang di Indonesia, siap-siap ikhlas deh…hampir pasti hilang beneran…hehe..

    Aku punya kebiasaan buruk…naruh barang di sembarang tempat.
    abis itu, heboh nyari barang itu karena lupa naruh dimana 🙁
    payah deh, soalnya lupa melulu untuk disiplin naruh barang di tempat yang pasti. 🙂
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Tongseeng..!! =-.

  10. Jadi semakin penasaran Ime-chan, apa yang menjadi basis kejujuran orang Jepang? Di buku Pak Ajip juga diceritakan betapa orang Jepang sangat jujur. Apakah ada sanksi sosial atas ketidakjujuran? dsb..
    .-= Hery Azwan´s last blog ..My Roommate =-.

  11. Wah, emang seperti itu ya orang jepang, bener2x jujur kah rata2x? Hebat sekali sampai bisa menemukan kembali barang yang uda ketinggalan.
    .-= lowongan kerja´s last blog ..HRD – Generalist Vacancy Oil Company =-.

  12. nyambung comment uda :

    ada cerita dari sopir taksi nih, pernah ada penumpang ibu dan anak..kebetulan perjalanan jauh, dan ibu-anak ini tertidur ditaksi, begitu sampai rumah, si ibu langsung bayar taksi, turun dan masuk rumah (lupa ama anaknya yang masih tidur ditaksi)…eh si taksi gak ngecek juga..udah agak jauh baru nyadar ada penumpang gelap didalamnya…so si sopir kembali lagi balikin anak itu..n si ibu cuma nyengir-nyegir doank
    .-= Afdhal´s last blog ..Sepuluh =-.

  13. Wah bisa gawat juga yah kalau dompet sampai ilang cuman kelalaian maupun lupa..,

    Tapi mau bagaimana lagi, memang beginilah manusia… Hehehehehehe…, Setidaknya telah berusaha semaksimal mungkin agar kejadian tersebut tak akan terulang kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *