Sudah baca postingan aku yang terakhir? “Tulisan ke 888 – Perang atau Damai“? Tulisan itu sebetulnya sudah aku selesaikan pukul 2 pagi kemarin, tapi karena mau menempelkan foto yang relevan, dan membuat jarak dengan posting sebelumnya, maka aku pending. Dan aku publish tulisan itu pukul 14.44 (tertulis di dashboard)
Persis sesudah aku menekan tombol enter, aku merasa aneh.. getaran. Aku memang merasa bahwa aku bisa merasakan getaran gempa beberapa detik lebih cepat dari orang lain. Lebih peka. “KITA (datang)” Dan aku panggil, “Rikuuuuu”, karena dia ada di kamar belajar, sambil aku meraih Kai yang ada di dekat televisi. Panggilan pertama, Riku tidak langsung datang. Baru aku teriak, “Jishin! (gempa)”. Pertama memang kecil dan kami bertiga masuk ke bawah meja makan. Biasanya sih gempa itu akan cepat berhenti, tapi kali ini tidak. Lama dan bertambah besar. Barang-barang terdengar mulai jatuh, dan aku hanya bisa berkata, “Wah besar…. Tuhan! Tuhan! Tolong…” Aku mulai berpikir, bagaimana jika bangunan apartemenku rubuh dan kami terkubur hidup-hidup. Kalau memang harus mati ya tidak apa-apa, tapi aku tidak ingin membuat orang tuaku khawatir. Jadi aku mau menulis email.
Aku baru ingat bahwa HP ku ada di kamar belajar. Paginya aku pakai untuk menelepon penitipannya Kai untuk membatalkan menitipkan Kai hari ini. Hari sebelumnya juga aku batalkan karena…. aku alergi parah. Muka dan mata gatal, merah dan mata berair. Belum lagi bersin-bersin. Aku ingin istirahat di rumah tanpa harus keluar menyambut serbuk bunga yang beterbangan.
Ya, jadi HP tidak ada di tanganku. Tapi…. ada laptopku di atas meja makan. Jadi aku meraih ke atas, mengambil komputer dan mencoba apakah internet jalan. Horreee jalan! Aku langsung buka Twitter, menulis “gempa….” Lalu membuka FB dan menulis, “tuhan…. semoga gempa ini tidak bertambah besar”. Saat itu yang kupikir adalah menyampaikan situasi kami kepada saudara di Indonesia. Seandainya aku harus mati pun, aku ingin menulis, “Maafkan aku”.
Mendapatkan dan memberikan informasi adalah yang terpenting dalam keadaan genting begitu. Dan dengan aku menulis di FB aku mengetahui dari dr. Yordan bahwa pusat gempa di Miyagi dengan kekuatan 7,9 SR (akhirnya yang benar adalah 8,8 SR). Aduh….
Karena goncangan mulai reda aku cepat-cepat ambil HP dan menyalakan TV. Kembali lagi ke bawah meja, sambil monitor TV dan FB. Dan aku melihat, belum sejam berlalu tsunami sudah melanda daerah perairan di Miyagi. Mobil dan bangunan bertingkat seakan mainan lego yang terbawa air. Dan aku mencari keberadaan saudara/teman-teman yang berada di Tokyo sekitarnya.
Dari FB aku tahu bahwa Whita sedang bekerja dan bisa menulis status, berarti OK. Aku juga bisa berhubungan dengan Nesta melalui FB yang sendirian di rumah. Tak lama aku mendapat email dari adik iparku di Sendai, yang menjadi pusat gempa kali ini. Dia, suami dan anaknya bersama ada di mansionnya (lantai 6). Aku lega karena biasanya suaminya jarang ada di rumah. Tapi karena dia wartawan, dia terpaksa harus pergi ke kantornya. Yang aneh, email dari adik iparku ini masuk ke email gmail, tapi tidak di email HP. Padahal dia kirim ke email HP. Aku memang mengatur supaya semua email HP diteruskan ke email di gmail. Dan untung sekali. Rupanya semua jalur telepon dan email semua provider HP mengalami kemacetan. Email yang seharusnya aku terima berbarengan dengan gmail itu baru sampai jam 3 pagi 🙁 Karenanya aku bersyukur sekali BAHWA AKU BERADA DI RUMAH DAN MEMPUNYAI JARINGAN INTERNET. Jaringan internet rumah yang FTTH (Fiber To The Home) tidak terpengaruh.
Aku juga senang begitu mendapat berita dari ibunya Gen bahwa dia tidak apa-apa. Tinggal belum ada kabar dari Gen sampai dengan pukul 4:15 sore. Yang aku juga khawatir sangat adalah keberadaan Ekawati Sudjono di Tsukuba. Ternyata asramanya porak poranda dan karena listrik padam mereka harus mengungsi ke Hall Universitas. Tapi yang sampai saat ini aku belum tahu keberadaannya adalah Fety yang berada di Chiba. Semoga dia baik-baik saja. (Persis aku publish tulisan ini aku mengetahui bahwa Fety selamat. Dia baru bisa OL sore ini krn mengungsi ke tempat teman)
Sesudah gempa dahsyat yang pertama ada beberapa kali gempa susulan yang cukup besar 3-4 kali, kemudian melemah dan melemah dengan span waktu yang lebih lama juga. Tapi ada berapa gempa besar yang terjadi di daerah lain yang dapat dideteksi beberapa saat sebelum terjadi, sehingga di siaran TV atau HP akan ada suara alarm peringatan. Ada sekitar 5 kali yang cukup membuat aku deg-degan. Tapi ternyata justru yang ada peringatannya itu tidak terasa kuat di Tokyo. Dan kalau melihat daftarnya bisa diketahui bahwa gempa-gempa itu tidak hanya berpusat di satu titik, tapi di beberapa daerah yang tersebar, termasuk Nagano dan Tochigi.
Selama itu aku dan anak-anak berada di bawah meja makan, tempat yang masih aman dalam rumah. Serasa piknik waktu aku membuat onigiri. Tidak bisa masak karena anak-anak masih takut aku jauh-jauh dari mereka, dan aku juga takut memakai gas. Tapi aku sungguh bersyukur bahwa Riku pulang cepat, karena biasanya dia pulang jam 3, ini dia sudah di rumah jam 2:30. Seandainya dia dalam perjalanan pulang waktu gempa besar itu terjadi…. tak bisa kubayangkan.
Karena masih takut gempa susulan, anak-anak tidur di bawah meja terus malam harinya. Gen sampai di rumah pukul 12:30, masuk dengan pucat dan dingin. Dia menyetir mobil selama 7 jam lewat jalan biasa (jalan tol ditutup) dan mengantar beberapa temannya (menurunkan di stasiun yang jalur keretanya jalan yaitu Tokorozawa). Dari Tokorozawa yang biasanya cukup setengah jam, makan waktu 2 jam karena macet.
Tapi Gen masih beruntung ada mobil, karena puluhan ribu orang yang bekerja di dalam kota Tokyo tidak bisa pulang ke rumahnya, karena kereta berhenti. Mereka terpaksa menginap di kantor atau tempat-tempat umum. Pemerintah Tokyo membuka gedung/SMA milik pemda dan membagikan selimut serta makanan untuk mereka yang terpaksa mengungsi itu. Dan aku juga bersyukur adikku Tina yang bekerja di Shinjuku, kemarin itu ambil cuti, sehingga tidak perlu berada terus di dalam kantor dengan rasa khawatir. Mereka yang tidak tahan untuk berada di kantor karena alasan misalnya kantornya berada di bangunan tua jadi khawatir, atau alasan-alasan lainnya, berjalan kaki sampai rumah. Termasuk papanya Gen yang berkantor di Tokyo berjalan kaki dan makan waktu 5 jam untuk sampai di rumahnya di Yokohama. Jaraknya sekitar 20 km.
Tapi pagi ini Gen terpaksa harus pergi ke kantor karena ada pelaksanaan ujian masuk universitas. Dia berangkat pukul 6:30 naik kereta. Tinggallah aku dengan anak-anak lagi di rumah. Tapi syukurlah gempa susulan sudah semakin lemah. Dan berkat saling komentar di FB dengan ibu-ibu yang tinggal di Tokyo, aku masak nasi dan lauk cepat-cepat untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik.
Banyak yang bertanya, “Tidak mengungsi?”. Biasanya sih tidak, jika pemda tidak menghimbau untuk mengungsi. Lebih baik berlindung di bawah meja daripada keluar rumah dan tertimpa keramik/kaca/pagar yang rubuh atau jatuh. Lebih baik lagi memakai helm terus. Seandainya mengungsi kami akan pergi ke SD terdekat. Di sana ada suply makanan, selimut dan air bersih. Semua informasi bisa didapatkan lewat TV atau radio. Jika diumumkan darurat dan harus mengungsi juga lewat TV. Kami harus mengikuti petugas yang akan mengiring kami untuk berlindung ke mana.
Ada sebuah puisi yang dibuat Bang Irwan Djamaluddin, sempaiku (senior) di FSUI:
teringat aku beberapa belasan tahun yang lalu
orang yang tak mengenal saling tak ambil tahu
gempa bumi datang tak memberi tahu
kansai goncang langit menjadi kelabu
sebelumnya tak saling ambil tahu
kemudian semuanya bahu membahu
saling bantu membatu
tak ada yang gerutu
suasana sendu bertambah pilu
kaum kerabat dan handai taulan semua
bimbang dan ragu bertanya-tanya
orang tua berlinang air mata
menunggu kabar anak-anaknya
yang sedang di negeri sakura
apakah terjebak dalam petaka
kini aku terenyuh dalam lara
meninggalkan negeri yang-ku suka
gempa dan tsunami bertandang ke sana
terbilang banyak kenalan kawan disana
sampai kini belum ada kabar berita
semoga semua senantiasa dalam lindunganNYa.
warga dunia menunduk-kan kepala
Dusun Jaban Sleman Jogja, 11-2011
Mari kita berdoa untuk semua teman kita baik WNI maupun orang Jepang yang menjadi korban gempa dan tsunami ini. Untuk mereka yang masih dalam pengungsian dalam dingin dan gelap karena tidak ada listrik (termasuk juga adik iparku). Aku yakin doa kita semua akan menjadi kekuatan bagi mereka. Sama seperti doa teman-teman dan saudara-saudara semua melalui pesan di FB, Twitter, pesan di TE atau email, sms bahkan telepon langsung (Nenny terima kasih banyak….). Sungguh, aku tak bisa menahan haru akan kebaikan teman-teman semua. Karena doa teman-teman aku bisa kuat juga menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Meskipun lewat koneksi internet, aku merasa aku digandeng, didukung dan didorong untuk bisa melewati semuanya. Thank you and I love you all.
*****************
Saat ini kami mendapat peringatan
1. untuk memakai payung/jas hujan jika turun hujan. Kilang minyak Cosmo Oil yang di Chiba terbakar, dan diprediksi jika turun hujan akan menjadi hujan kimia. Bahan kimia ini berbahaya untuk tubuh kita. Ternyata soal hujan asam ini hoax.
2. Karena PLTN Fukushima kemungkinan bocor mengakibatkan suply listrik akan terganggu. Diharapkan mempersiapkan senter untuk penerangan karena mungkin akan diadakan pemadaman bergilir dan usahakan penghematan listrik. (Perkembangan terakhir Minggu 8:08 ; Yang meledak adalah lapisan luar dr reaktor nuklir di Fukushima, sehingga tidak berbahaya. Thank God. Tapi mulai tgl 14 selama seminggu akan ada pemadaman bergilir selama 1-2 jam. ***dan orang Indonesia akan menjawab …Oh gpp kok kalau di Indonesia sudah sering dan lebih lama hehehe***)
Kata pakar gempa, kami mungkin akan merasakan gempa-gempa susulan selama sebulan. Untuk pemulihan daerah korban gempa juga akan makan waktu yang lama. Tapi kami percaya dengan usaha dan doa kami akan bisa mengatasi semuanya.
Puji Tuhan, Bu Em sekeluarga baik2 saja…
Setelah saya lihat peta di blognya murid saya yg di Kyoto itu, saya menyimpulkan bahwa jaraknya cukup jauh dari tempat Bu Em
Begitu saya pulang kerja dan lihat TV, saya langsung buka TE ini dan yang saya lihat juga jam postingan terakhir…
Dan bener2 waktu yg hampir bersamaan antara 888 dengan gempa itu
Trus saya buka blognya Ery Wijaya, disana ada update posting setelah kejadian tsunami itu dan mengabarkan kalau dia baik2 saja…
Barusan saya juga bikin postingan yang ada nama Bu Em disana
kami semua disini bersyukur,…. Puji Tuhan. Mbak EM sekeluarga dalam keadaan baik.
Alhamdulillah , mbak EM dan keluarga aman, langsung tulis komen baca cerita belakangan.
Dari malam blog ini dan blognya Fety belum bisa terbuka, buatku tambah deg2an.
. mau cek Fety juga ya.
alhmdulil;ha, di sini sudah ada kabar Fety, Fety juga selamat.
Makasih ya mba Imel, kemaren uda temenin aku yg panik sendirian, di FB.
Aku juga semalaman tidur(tepatnya rebahan aja) di bawah meja tapi sendiri karena meja makanku kecil gak sebesar punya di rumah mbak Imel, jadi gak muat untuk berdua 😀
Tadi siang aku ke SEIYU mbak. Kaget banget ngeliat rak mie instant, minuman, bento, dll uda pada kosong. Dan lebih hebat lagi, SEIYU siang ini dipenuhi orang-orang yg mengular ngantri untuk bayaran di kasir..
Sampai saat ini kami masih terus ikuti berita di TV tentang reaktor nuklir itu.
Sesekali terdengar juga pengumuman dari pemerintah Suginami-ku dari speaker dekat rumah tentang penghematan listrik.
Ya..mari kita tetap BERSYUKUR & BERDOA. Tak lupa berjaga-jaga selalu..
Syukurlah, mbak Imel sekeluarga sehat..baik2 saja..
Turut berduka cita untuk seluruh warga di Jepang yg terkena musibah, turut berdoa semoga semuanya cepat pulih seperti biasanya, semoga diberikan kekuatan dan ketabahan, آمِّينَ
Berita di TV, 1600 orang yg meningal, masiih juga ada yang hilang..belum lagi kekhawatiran akan radioaktif nuklir..duh…bener2 turut berduka cita …
Semoga membuat kita semua makin beriman kepada NYA ya mbak..:hati2 mbak..salam buat ‘mas’ Gen, cium buat Riku dan Kai..
Saya selama ini jadi silent reader blog mbak EM, dan lega rasanya mbak EM juga tidak kenapa2..
Saya dengar kabar gempa di jepang 8.9 skala richter itu kemarin dan langsung panik menghubungi semua teman yang sudah pulang ke jepang. Untungnya semuanya tidak apa2 karena mayoritas tidak tinggal di Tokyo. Untuk Jepang termasuk negara yang sigap menangani gempa sehingga orang orang sudah langsung punya tempat mengungsi yang aman.
Saya dengar banyak orang yang hilang dan masih belum ditemukan. Semoga korban jiwa yang jatuh tidak terlampau banyak..saya berdoa tidak akan ada lagi gempa susulan yang seperti ini..>_<
ikut berduka cita atas korban tsunami di jepang…
syukurlah ya mbak, keluarnya semua baik2 aja…
itu tsunaminya jauh atau deket dari tokyo?
semoga gak ada bencana2 lagi ya…
Ikut berduka untuk warga Jepang yang terkena musibah….
Bersyukur Imel sekeluarga selamat.
Saya mencoba beberapa kali telepon pada Imel nggak bisa, akhirnya saya coba mengirim sms..betapa senangnya saat EM menjawab bahwa semua selamat. Saya juga langsung telepon si bungsu, dan karena jaraknya jauh dari pusat gempa, aman-aman aja.
Kawatir karena Eka tak update status, syukurlah akhirnya tahu Eka selamat, juga Fety.
Dari data KBRI Jepang ada temannya si bungsu yang selamat dan berada di pengungsian.
Walau sebetulnya Jepang sudah bisa memperkirakan akan ada gempa besar (saya tahu dari cerita si bungsu sejak setahun yang lalu), juga baca Kompas hari ini, ada WNI yang cerita kalau sebulan dua kali dapat pengumuman dari kelurahan (?) agar selalu siap jika ada gempa yang mungkin akan terjadi…pada akhirnya kapan dan dimana tetap menjadi rahasia Tuhan.
Terharu melihat Riku dan Kai tidur di bawah meja, pasti akan menjadi kenangan bagi mereka seumur hidup.
Thanks God semuanya aman, kak 🙂
Kemarin, aku juga panik karena ada temenku yang di Tokyo dan gak ada kabar. Temen2ku yang lain semuanya ada update statusnya, tinggal dia yang belum. Untung aja waktu malem ada keluarganya yang di Indo kasih kabar kalau dia ok. Huahhh.. lega banget waktu itu.
Still, wish u’re safe… u and ur beloved ones 🙂
Aku berdoa mbak.. berdua Adrian.. Buat mbak, buat semua di Jepang bahkan bbrp bag di Indonesia yg terkena imbasnya.
Liat berita di tipi, it really breaks my heart 🙁
Semoga cepat berlalu ya mbak, semoga keluarga2 cepat saling dipertemukan…
Ikut berduka cita atas bencana gempa dan tsunami di Jepang..
puji Tuhan, k’Em & keluarga baik2 saja..
Setelah mendengar kabar gempa & tsunami, yg terpikir adl k’Em, mb Fety, & Narpen. Tapi stlh melihat k’Em update FB, lega rasanya. Sementara mb Fety belum ada kabar pdhl Chiba termasuk daerah yg parah mnrt brt di TV. Msh blm terhubung dgn FB mb Fey, akhirnya cm bs kirim message. Pj Tuhan td siang dapat jawaban & lega rasanya mengetahui k’Em & mb Fety baik2 aja. Terimakasih Tuhan atas perlindunganmu kepada teman2 di sana.
Di sini, sy pun mendapat byk sms, telpon, dan pesan baik di fb maupun ym yg mengabarkan gempa di jepang & menguatkan sy utk tetap tenang. Sama seperti k’Em, keberadaan teman2 baik nyata maupun maya sgt menguatkan kita di saat2 seperti ini.
Kak, Tt berdoa smg keadaan segera membaik, k’Em & keluarga selamat & sll sehat. Amin.
aku yakin T bisa tetep tenang… 🙂
jangan patah semangat ya T..
syukurlah..
dengan mbak Imel sudah apdet blog.. paling tidak kita di sini bisa tau kabar terbaru dari mbak Imel sekeluarga..
dan pastinya.. kami ikut lega mbak..
semoga segala sesuatunya segera terkendali…
ikut kebayang kekhawatiran Mbak Imel untuk keluarga, teman, yang belum ada kabarnya…
sekali lagi doa kami untuk Jepang..
EM… syukurlah kalian sekeluarga baik-baik saja. Turut berdoa untuk keluarga2 yg masih tercerai-berai semoga segera dipertemukan. Untuk yg berduka semoga diberikan ketabahan dan kekuatan.
turut berduka cita atas musibah di sana, semoga semua segera berlalu dan kembali normal dan korban tidak bertambah banyak lagi Amin….
Tante, saat denger kabar gempa tuh desya langsung kepikiran tante, coz tinggalna di Tokyo. Desya seneng banget tau kalau tante sekeluarga baek-baek aja.. syukurlah… semoga Tuhan melindungi tante sekeluarga Amin…
pas liat di tv tuh ngeri banget, jadi ngebayangin betapa paniknya tante saat kejadian itu berlangsung…
semoga Riku dan Kai tidak trauma dengan kejadian ini ya…
Tak mampu melihat semua warta yang memberitakan tentang bencana itu, ingat waktu tsunami aceh, akhirnya saya hanya mampu berdoa, semoga mba sekeluarga serta semua masyarakat yang terkena bencana, selalu diberi kesabaran dan terus bahu membahu untuk bangkit…
_salam kenal mba… _
Saya barusan hari ini mengunjungi blog ini. Tapi dari postingan comment2nya, kayaknya semua sudah saling kenal kayaknya. Wah, jadi iri saya. Rasa kekeluargaannya erat banget. Salut deh. Saya meskipun tidak kenal dgn pemilik blog ini ikut berdoa juga semoga anda sekeluarga dilindungi oleh Tuhan dan dijauhkan dari bahaya. Semoga bencana ini segera berlalu. Dan anda sekeluarga tetap sehat2 selalu. Tuhan memberkati anda sekeluarga. Amin.
Bersyukur Mbak sekeluarga baik-baik saja. Doa kami untuk semua yang di Jepang.
wow. hebat sekali tante yang bisa merasakan getaran kecil
aku sih, mungkin aku pikir aku sedang pusing, kan sering sekali pusing
tapi memang tante kan pembawaannya peka terhadap apapun 😀 pollen, dust, emotions, termasuk juga tremor
wow. hebat sekali opa Miyashita. jalan kaki 20KM
iya, akupun ikut lega denger pada selamat, terutama keluarga tante Imel
tapi kasian banget om Gen, harus ngantor lagi paginya
kok tidak ditunda yah testnya? padahal kan jalur transportasinya masih banyak yang terhambat
sudah banyak bantuan menuju Jepang dan antisipasinya sudah sangat baik. semoga semua ingat untuk selalu berserah dan saling menolong
~LiOnA~
Tabah yah mbak, semoga embak dan keluarga baik-baik saya dan selalu dalam lindungan Tuhan. Sampaikan duka kami untuk rakyat jepang. Kami turut prihatin atas apa yang terjadi disana semoga Tuhan melindungi dan menguatkan mereka.
Salam dari papua
Kami mendoakanmu dan keluarga serta rakyat jepang dari tanah air.
Salam dari papua
Pingback: Lunch Meeting «
Alhamdulilah….,Mbak M sekeluarga disitu masih aman2 saja
Syukurlah semua baik-baik saja …
Saya hanya bisa berdoa bahwa semuanya akan kembali normal kembali
Tidak ada hoax yang meresahkan
Semua komunikasi berjalan lancar
Salam dan Doa kami selalu EM
(kesian anak-anak tidur dibawah meja …)(semoga mereka sehat-sehat selalu ya EM)
Nechan… sewaktu tsunami itu terjadi, aku tengah mengajar. Entah kenapa, iseng aku cek twitter, karena sedang menunggu mahasiswa menuliskan sesuatu yang kutulis di papantulis. Aku terkejut begitu membaca beberapa tuits dari kawan-kawan mengenai gempat di Jepang. Begitu kelas bubar, aku langsung ke kantor dan nonton tv. Ternyata, kejadian benar-benar luar biasa. Yang terbayang olehku adalah Nechan dan keluarga. Dan alhamduillah, begitu melihat tuits nechan, aku langsung lega. Ternyata, nechan sekeluarga dalam keadaan yang baik-baik saja…
Aku salutkan ketenangan nechan dalam menghadapi bencana ini. Di tengah goncangan hebat itu, nechan masih sempat memberi kabar ke seluruh kerabat lewat FB dan twitter. Hal itu memiliki manfaat yang sangat besar tentunya.
Nechan… kita memang tidak pernah bisa menghindar dari bencana yang menimpa kita. Berserah diri pada Yang Maha Kuasa serta terus waspada barangkali cara yang pas untuk melewatinya.
Kami sekeluarga selalu doakan agar Nechan dan keluarga dapat melewati ini semua dengan baik dan sabar.
alhamdulillah, mba Em dan seluruh keluarga dalam keadaan baik2 saja,
dan my deepest condolences bagi semua warga yang menjadi korban tsunami.
semoga Tuhan selalu memberi perlindungan kepada kita semua!
Aku tahu berita ini dri adikku yg lg di rumah. Dia cuma sms “kak,jepang tsunami”.
Waktu itu aku pikir “ah mungkin baru warning” karena memang beberapa waktu lalu sering ada gempa n potensi terjadi
Terjadi tsunami.tp ketika sms berikut masuk(masih dri adik yg ntn tv di rmh) ktnya memang gempa besar sekali.
Akhirnya, aku coba nelpon whita tp gk bs.krn lg ada acara kntr di taman mini,akhirnya curi2 wktu untuk cek fb&twitter.ternyata bnr tsunami.
Sampai di rumah jam 10, nyalakan tv,bru aku bnr2 liat beritanya.
Mengerikan. Seperti aceh tahun 2004.
Semoga semua cepat pulih. Tuhan tidak pernah kasih ujian yg kita tidak bs pikul.kita psti bisa.
Aku sbtulnya pengen nangis liat foto kai n riku yg tidur di bawah meja 🙁
がまんしてね、ねえちゃん!
bersyukur karena mbak Imelda beserta keluarga dan Mbak Fenty selamat. saya pun sempat kawatir bagaimana nasib sahabat blogger di Jepang.
saat membaca postingan ini mendadak saya merinding dan membayangkan gimana paniknya susana waktu itu
Pertama kali tahu gempa, yang aku ingat pertama kali tentu saja mbak EM. Syukurlah bangunan di Jepang bisa dikatakan cukup tahan gempa ya mbak. Gak kebayang kalo bangunannya seperti di sini, yang baru keguncang sedikit langsung ambruk.
Semoga Tuhan selalu melindungi umatnya di mana saja mbak. Kasihan ya anak-anak tidur di bawah meja.
Saya turut mendoakan semoga seluruh keluarga mbaknya di sana selamat. Saya mengikuti ti televisi betul2 sangat prihatin atas bencana yang terjadi.
Trims
Imel, aku mendoakanmu!
Aku sempat berpikir bagaimana kabarmu sekeluarga dan Narpen..
Tapi waktu si Yessy meng-RT kabar darimu.. aku tau kamu save and sounds.
Tetap waspada!
aku sangat sedih dan prihatin dgn kejadian gempa dan tsunami di Jepang, khususnya di Sendai dan Miyagi….. aduh mb hatiku serasa separuh hilang mb liat tayangan di TV, membayangkan kejadian itu di jam kerja dan jam sekolah, dimana pasti banyak anak sekolah dan orang bekerja berada jauh dari keluarga saat itu.
semoga siapapun yg menghadapi musibah ini, dibri kekuatan oleh Tuhan dan keikhlasan dari NYA.
Puji Tuhan … beberapa teman yang aku kenal, trmsk dirimu dan keluarga dalam keadaan baik…peluk erat buat dirimu dan keluarga ya, khususnya Riku, Kai dan semua anak di Jepang …:-(
Waktu melihat tsunami Jepang di teve, sayapun langsung inget temen2 yang berada disana termasuk mbak Em. Ketika mbak sudah memberikan laporan pandangan matanya, berarti kondisi dalam keadaaan teratasi…semoga tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan yang diberikanNYA….tetap semangat dan kami turut prihatin dan berduka dengan keadaan di Jepang.
Saya juga baru menyadari setelah mendengar ulasan di radio bahwa meskipun jatuh banyak korban, tidak ada satupun tayangan yang menggambarkan mayat manusia di tv….media dan pemerintah kita harus bisa belajar dari Jepang untuk hal ini…biar tidak menimbulkan trauma pada korban2…
Pingback: Tidak Pasti | Cerita EKA
halo lam kenal ya mba. aku bw dari blognya arman. udah sering liat comment mba di blog arman.
pas berita gempa dan tsunami di jepang, aq lgs keinget mba.
syukurlah kalo mba sekeluarga gpp. 🙂
bener banget tuh apapun yang terjadi kita harus tetep selalu bersyukur dengan keadaan apapun
iya nih
EM
Salam kenal ya mbak…sering lihat namanya di blognya om NH baru sempet mampir nechh…wah serem yach mbak waktu kejadian gempa itu…untunglah mbak sekeluarga selamat…..anak2 trauma ngga mbak?