Berfantasi waktu Natal? atau mungkin lebih tepat bernatalan di dunia fantasi. Christmas Fantasy adalah suatu program di Tokyo Disneyland yang berlangsung setiap menjelang Natal. Dan tahun ini dimulai tanggal 8 November sampai 25 Desember 2010.
Kebetulan Gen mendapat bonus akhir tahun, jadi kami sepakat mengajak anak-anak ke Disneyland sebagai hadiah Natal. Dan setelah diatur-atur jadwalnya, kalau mau mengikuti Christmas Fantasy itu, harus pergi tanggal 12, karena minggu depannya tgl 19 Gen harus pergi ke Okinawa. Sedangkan tanggal 25 hari Natal sudah pasti harus ke gereja dong …. masak misa natal di Disneyland :D. Untuk bulan Desember ini Gen hanya libur hari Minggu dan minta cuti Sabtu tgl 25. Susah deh jadi orang Jepang hihihi.
Jadi Minggu pagi aku bangunkan semua jam 7 pagi (sedangkan aku sendiri sudah bangun dari jam 4! Ngga bisa tidur 🙁 …..)Sarapan, siap-siap dan akhirnya kita berangkat jam 9 pagi dari rumah. Mengambil jalan tol dalam kota Tokyo yang muacet, kami sempat melihat pembangunan Sky Tree yang sudah melampaui 500 m. (Mau tahu tentang Sky Tree silakan baca di Tuti Nonka’s Veranda ya).
Untung mobil kami memakai Car Navigation GPS sehingga bisa mengetahui kalau ada kemacetan, dan kami disarankan untuk turun dari Tol mengambil jalan tikus. Akhirnya kami sampai di parkiran Tokyo Disneyland (TDL) ini pukul 10 teng!. Cuma….. aduh parkirnya kan guede banget, jadi jauh deh untuk berjalan sampai pintu masuknya. Jaraknya 1 km sendiri. Jadi kami belok jalan kaki ke stasiun terdekat dan naik monorail Disney Resort yang gerbongnya berhiaskan Mickey Mouse. Dari jendela sampai pegangan tangannya mickey deh.
Sampai kami membeli karcis masuk TDL itu, Riku tidak menyadari bahwa kami mau bermain di TDL. Karena kami hanya berkata, ingin mampir pipis baru pergi ke toko boneka, bukan bermain di TDL. Jadi begitu kami masuk, dia bersorak kegirangan (well, dia tahu karcis masuk TDL itu mahal dan aku selalu bilang …”Ngga ada duit” hihihi) . Langsung dia bilang, “Mama…papa arigatou….”. Sedangkan Kai? Dia langsung lari kian kemari dan begitu melihat si Donald Duck, dia langsung menghampiri dan menyentuhnya. Padahal sekelilingnya banyak orang yang berebut untuk berpotret bersama Donald. Untung saja si Kai ini cekatan, jadi tanpa menunggu lama langsung bisa berfoto bersama. Hebat deh! Soalnya dulu waktu Riku seusia Kai, dia takut sekali dengan boneka-boneka sebesar manusia ini. Nangis! hahaha.
Memang untuk berfoto dengan boneka yang “populer” seperti Winnie Pooh harus antri! Karena tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk berpotret dengan Pooh, kami langsung masuk ke gerbang TDL nya. Dan seperti biasa, kami bisa melihat pohon Natal besar di tengah-tengah World Bazaar (kompleks toko-toko souvenir deh). Jadi teringat dulu aku pernah siaran langsung di sini. Radio InterFM mengudara dari booth khusus dengan world christmas, dan aku memasang lagu natal berbahasa Indonesia!
Di kejauhan terlihat Cinderella Castle sebagai latar. Benar-benar seperti berada di dunia fantasy yang bernuansa Natal. Dan saat ini aku juga teringat pada sahabat blogger Arman yang katanya akan pergi ke Disneyland bulan Desember ini. Ternyata kalau baca laporan dia, mereka pergi Jumat Sabtu, sedangkan aku hari Minggunya. Tempatnya memang lain sih hehehe.
Nomor satu yang kami buat apa? Tentu saja kami menolak rengekan anak-anak yang mau belanja. Belanja itu terakhir karena aku tidak mau nenteng-nenteng belanjaan ke mana-mana. Karena sang supir mau beli popcorn rasa caramel, jadi deh kami pergi mencari kios yang menjual popcorn itu dong. Dasar TDL, di mana-mana ngantri! Untuk beli popcorn aja musti antri. Jadi Gen antri untuk beli, sedangkan aku mencari tempat untuk duduk menonton parade yang rupanya akan dimulai sebentar lagi.
TDL kali ini menurutku istimewa untuk Kai. Karena dia sudah bisa mengerti tokoh-tokoh kartun yang ada, selain juga berbagai tindakan dia yang memang menunjukkan bahwa dia sudah “gede”! Antara lain, dia sudah bisa bersiul! Aku juga kaget kok dia memonyongkan bibirnya..ternyata sudah keluar lumayan siulannya. Aku tahunya juga dari Riku yang berkata, “Mama Kai hebat loh (dalam bahasa Indonesia)… Sudah bisa kuchibue (siul)”.
Kai juga enjoy sekali menonton parade dan menunjukkan kegembiraan dengan bertepuk tangan, sedangkan Riku ikut berdansa tangan mengikuti skaters yang menari. Memang di acara Disney Channel 365 (TV Cable) sering ditayangkan acara-acara yang berlangsung di TDL sehingga dia cukup “ahli” soal Disney hihihi.
Di parade siang hari ini kupikir hebatnya adalah bahwa semua penari bergoyang memakai sepatu roda. Demikian juga yang berada di atas mobil hias. Duh tanpa sepatu roda aja aku ngga bisa goyang, apalagi kalau pakai sepatu roda ya? Jatuh gubrak terus hahaha (Makanya kamu ngga bisa kerja di Disneyland mel! hihihi)
Setelah menonton parade, dan menerima popcorn yang dibeli papa Gen, kami menuju ke arah Toon Town melewati Cinderella Castle. Memang tahun ini kami tahu diri dan tidak mau maksa untuk mengejar naik atraksi yang ada. Masalahnya tidak semuanya bisa menerima Kai yang tinggi badannya belum 100 cm. Jadi kami harus mencari yang semua bisa naik. Salah satunya adalah Merry Go Round. Aduuuh seumur-umur aku datang ke TDL yang sudah tidak terhitung itu, belum pernah aku naik merry go round. Kemarin itu pertama kalinya deh. Dan kami berempat bisa enjoy, naik kuda kayu berputar-putar.
Setelah Merry Go Round, kami antri di Pinokio. Di tempat-tempat seperti Pinokio, Snow white antriannya tidak sepanjang tempat lain yang lebih besar. Cukup 35 menit saja. Kalau yang lain minimum 100 menit!!! Kebetulan aku baru saja membacakan cerita pinokio pada Kai, sehingga Kai mengerti jalan ceritanya. Meskipun di dalam atraksi itu kami harus melewati bagian-bagian yang gelap, dia tidak menangis. Hanya menyembunyikan kepala di kursi hahaha.
Dari tempat Pinokio itu, kami menuju Toon Town. Di sini kita seperti masuk dalam buku komik yang bercerita tentang tiga babi, Donald, Mickey dan Goofy. Dan di salah satu pojok ada tempat bermain khusus untuk balita. Yang membuat aku terbelalak di sini, meskipun tempat itu kelihatannya terbuat dari semen, tapi EMPUK! rupanya memakai bahan khusus yang membuat cushion pada tanah sehingga tidak sakit jika terantuk. Hebat deh!
Anak-anak tidak bosan bermain di sini, dan kami membeli makan siang di cafe Toon Town itu. Menunya memang sedikit dan porsinya kecil. Pizzanya berbentuk Mickey sedangkan kentangnya juga sedikit. Emang cocok buat anak-anak :D. Papanya harus sabar dengan mengganjal perut saja.
Puas bermain dan makan di Toon Town, kami bergerak lagi dan melewati racing car (dari Eneos kalau tidak salah). Riku ingin sekali ikut di sini. Aku juga baru pertama kali menaiki racing car di sini, dan kupikir ada batas umur/tinggi, ternyata no problem. Jadi deh Riku dengan aku (aku biarkan Riku yang pegang setir) dan Kai dengan papanya (tentu saja Kai yang pegang setir). Waaah si Kai seneng sekali karena bisa menyetir! hahaha. Begini deh kalau punya dua anak laki-laki hehehe.
Nah jam 4 sudah mulai capek deh, sebelum pulang ingin jalan-jalan di kawasan Western. Riku ingin naik Jungle Cruise, dan kebetulan antriannya “hanya” 25 menit! Yes… langsung deh antri di sini. Tapi tiba-tiba Gen teringat kejadian 2 tahun yang lalu. Persis di tempat ini Riku muntah! Untung waktu itu aku cepat mengeluarkan plastik, sehingga tidak mengotori tempat itu. Jadi kami siap-siap kalau-kalau kejadian itu terulang. Untung saja sampai naik kapal tidak ada kejadian. Kejadiannya sesudah turun dari kapal hahaha. Riku ini memang dari bayi sering muntah, jadi aku selalu siap membawa plastik dalam tas 🙂
Nah, sesudah itu mau kemana lagi? Bener-bener deh Disneyland kali ini kami santai sekali dan tidak mau terburu-buru. Tapi untuk pulang rasanya juga sayang, karena jam 4:30 sudah gelap. Sayang rasanya kalau tidak melihat parade lampu Dream Light, yang jadwalnya pukul 7:30. Tapi untuk jalan dan antri lagi aku sudah tidak sanggup. Punggungku memang akhir-akhir ini sakit yang cukup mengganggu kegiatan. (Tapi gendong ransel jalan terus, ngga ada porter sih di sini hihihi)
Jadi untuk “killing time”, kami memutuskan untuk makan malam. Weleh makan kok killing time ya? Soalnya aku ingin sekali masuk sebuah restoran yang bernama Crystal Palace. Ingin lihat dalamnya bagaimana. Ternyata restoran itu buffet style, 90 menit dan cukup mahal 2500 yen untuk dewasa, all you can eat selama 90 menit. Hmmm masih murah sih menurutku untuk ukuran TDL (mahal menurut Gen karena dia bilang toh kita tidak bisa makan sebanyak itu….. dan memang benar juga). Tapiiiii untuk bisa masuk restoran itu kami harus antri 80 menit. Ketawa dulu ahhhh. So, orang Indonesia kalian kalau ke sini harus belajar antri dan sabar yah 😀
Jadilah kami masuk restoran itu dan makan sampai acara parade lampu dimulai…rencananya. Ternyata di dalam restoran itu puanasss sekali heaternya sehingga membuat kami mual dan Riku ngantuk. Bahaya deh kalau Riku sudah tidur. Suliiiiit sekali untuk ngebanguninnya. Jadi kami memutuskan untuk keluar setelah 60 menit berada di dalam restoran itu. (Lamaan antrinya kan hihihi).
Begitu keluar restoran, Riku dan Kai langsung masuk ke dalam barisan orang yang berdiri untuk menonton parade lampu. Dan aku berdiri di belakang anak-anak, cukup pas tempatnya karena bisa mengambil beberapa foto dengan kamera digital seadanya… (seandainya ada DLSR yah hihihi) . Electrical Parade itu memang indah! Meskipun sambil menonton begitu aku juga berpikir seberapa banyak listrik yang dipakai untuk ini ya? Tapi memang kami juga membayar mahal untuk hiburan ini. Seimbanglah.
Selesai menonton parade, kami bergerak ke arah gerbang untuk belanja dan pulang. Masih sempat juga menonton Kembang Api yang diluncurkan dari belakang Cinderella Castle. Sayang posisi kami tidak bagus untuk membuat foto. Kembang Api ini juga pertama bagi Kai, dia otomatis bertepuk tangan dan berteriak “Sugoi….(hebat)”.
Kami keluar dari parkir sudah jam 9 malam, dan macet! Anak-anak tidur kecapekan dan aku juga ikut tertidur setelah tanya Gen dia ngantuk apa tidak. Kalau dia jawab ngantuk ya aku harus melek dan ajak ngobrol supaya dia tidak tertidur. Tapi begitu dia jawab, “tidur aja…” Ya aku bobo deh di mobil. (Bobo di mobil itu nikmat loh hihihi) Sambil aku janji dalam hati, besok pagi aku antar kamu ke kantor deh…gantian 😀
Meskipun capai tapi tanggal 12-12 itu kami lewati dengan menyenangkan. Next kapan lagi bisa ke sini ya? Jika Kai sudah lebih besar, lebih kuat dan lebih mengerti pasti kami yang tergopoh-gopoh mengikuti kecepatan kaki anak-anak deh hihihi. Kali ini pun Kai berjalan terus, tanpa minta gendong, padahal cukup berat untuk seorang anak usia 3,5 tahun.