Kemarin (24 September) adalah hari Tatami. Mungkin ada yang sudah tahu arti tatami, tapi ada juga yang belum. Bagi yang pernah ke Jepang sih, pasti sudah tahu…atau bagi yang pernah ke restoran Jepang tradisional , yang duduknya di lantai. Itu pasti memakai tatami (mungkin di Indonesia sudah di modifikasi ya). Nah kalau mau diterjemahkan saya sih pikir lebih baik dengan kata: tikar empuk. Karena prinsipnya memang seperti tikar yang diisi dengan rerumputan sehingga seperti kasur tipis.
Tatami itu sudah ada di Jepang sejak jaman Heian 794-1185, asli dari Jepang bukan dari China (banyak kebudayaan Jepang memang yang diserap dari China tapi untuk tatami ini khusus dari Jepang. Ukurannya sudah pasti perbandingan 2:1 (empat persegi) dengan ukuran Jepang Shaku yaitu 1 tatami = 3 shaku x 6 shaku (910mm×1820mm). Yah kalau mau dikira-kira bisa dengan 1m x 2 m. Ukuran ini memang akan bervariasi kelak dengan daerahnya. Misalnya untuk daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) atau untuk perumahan susun… ada perbedaannya sedikit.
Ruang tatami yang terkecil adalah yang memuat 4,5 tatami. yaitu mungkin sekitar 3x 3 meter kalau mau membayangkan kamar di Indonesia. Rumah Jepang sekarang biasanya mempunyai satu kamar tatami yang diperuntukkan untuk menyambut tamu pada siang harinya, dan jika malamnya tinggal menggelar kasur futon untuk berubah fungsi menjadi kamar tidur. Tapi tentu saja jika malas untuk mengeluarkan futon ini, atau untuk tidur-tidur ayam…. kamar tatami ini memang cocok sekali. Kamar tidur saya sekarang adalah kamar tatami seukuran 8 jo (8 tatami) tapi saya taruh tempat tidur di atasnya, karena terus terang saja, saya belum bisa menjadi orang Jepang yang tidur di atas futon di atas tatami. Kalau bukan spring bed, badan bisa kaku waktu bangun paginya. (kegedean sih badan kamu mel hihihihi)