Suatu hari ada seorang ibu Indonesia yang meneleponku dan bertanya padaku tentang bunga apa yang bisa dipakai sebagai hiasan pengantin, baik untuk handbuoqet maupun ruangan gereja. Masalahnya pernikahan itu akan dilakukan pada musim panas, di Jepang. Bulan Agustus, pas terik-teriknya matahari. Dan bunga-bunga yang biasa kita lihat yang dipakai sebagai hiasan itu, tidak hidup di musim panas. Kalaupun ada pasti cepat layu. Tentu ada bunga-bunga yang masih hidup di musim panas, dan yang cukup besar dan tahan lama yaitu Bunga Matahari.
Bahasa Jepangny bunga Matahari adalah Himawari ひまわり, beragam jenisnya (konon sampai 70 jenis) dan beragam ukuran juga. Ada yang memang kecil-kecil bunganya, tapi tentu ada yang sampai sebesar mukaku 😀 (emang sebesar apa sih ya? hehehe). Batangnya tinggi, dari 50 cm sampai 390 cm…wah setinggi rumah dong! Aku belum pernah lihat yang setinggi 3 meter begitu deh.
Sudah lama sebetulnya aku ingin pergi ke taman yang penuh dengan bunga Matahari. Tapi baru terwujud tahun lalu, karena kebetulan waktunya juga pas, sesudah kami kembali dari mudik. Yang lucu, kami pergi ke Kiyose Sunflower Festival 2014 itu siang hari dan di sana secara kebetulan bertemu dengan sepasang teman Indonesia yang tinggal di Chiba dengan kedua anaknya.
Taman ini cukup luas. Konon di tanah seluas 24.000 meter persegi ini ditumbuhi 100.000 batang bunga Matahari dari berbagai jenis. Yang menarik waktu kubaca di sini, ternyata tempat festival ini sebetulnya adalah tanah milik pribadi (bukan milik pemerintah daerah) sehingga hanya boleh dikunjungi pada waktu diadakan festival saja. Untuk tahun 2015 ini adalah dari tanggal 16 Agustus (Minggu) sampai 30 Agustus (Minggu). Harga tanda masuknya gratis, tapi di sana disediakan tenda makanan dan bibit tumbuhan yang dijual dengan harga murah.
Tempatnya memang agak jauh dari stasiun sehingga harus naik bus, dan berjalan kaki 10 menitan sampai taman tersebut. Kami naik mobil dan disediakan tempat parkir di dekat taman (tentu saja berbayar…tapi aku lupa berapa).
Tapi benar deh, melihat hamparan bunga kuning seluas itu, senang rasanya. Yang kuperhatikan memang banyak kupu-kupu dan lebah/serangga yang mendekat untuk mengisap sari bunga. Aku sempat mengambil foto kupu-kupu yang bukan asli Tokyo hinggap di bunga Matahari itu.
Sayangnya aku tidak keburu mengirimkan hasil jepretanku untuk mengikuti festival foto yang diadakan pemda setempat. Lupa!
Selain Kiyose Himawari Festival, tentu saja banyak tempat yang mengadakan festival bunga Matahari di sekitar Tokyo. Waktu mencari informasi, ternyata di Showa Kinen Koen (Tachikawa) pun ada dan bahkan tengah berlangsung. Tapi… karena akhir-akhir ini Tokyo benar-benar panas (realFeel sampai 41 derajat), aku mikir-mikir dulu deh untuk keluar rumah 😀 Kalau tidak penting sekali, mending ngadem di rumah 😀