Komersialisasi Ujian

16 Feb

Kalau membaca judul begitu saja, pasti kita berkesimpulan bahwa ujiannya dijadikan ladang uang bukan? Meskipun mungkin ada saja pihak pelaksana ujian yang menjual buku contoh ujian, atau ada saja sekolah/bimbingan belajar yang mengadakan kursus tambahan untuk mengajarkan “cara-cara menjawab ujian”, itu semua masih dalam lingkungan ujian itu sendiri. Yang ingin kukatakan di sini adalah menggunakan saat-saat persiapan ujian sebagai sumber pemasukan, dan fenomena ini mungkin khas di Jepang.

Seperti yang pernah aku tulis juga, pelajar di Jepang boleh dikatakan “tidak perlu bersusah payah” supaya lulus, tapi mereka “harus bersusah payah” untuk masuk sekolah. Bukan kelulusan atau sotsugyou 卒業 yang lebih penting, tapi justru ujian masuk atau nyugaku 入学 yang lebih penting. Ibaratnya keluar mudah, masuk susah. Jarang sekali mendengar anak tinggal kelas atau tidak lulus. Dan ujian masuk ini bisa dilihat dari tingkat SD, SMP, SMA dan Universitas. Mungkin untuk SD dan SMP tidak terlalu kelihatan karena SD dan SMP adalah wajib belajar, sehingga semua pasti bisa masuk sekolah negeri. Ini dijamin!

Mereka harus BELAJAR UNTUK UJIAN MASUK yang disebut JUKEN 受験 jika mau masuk SD dan SMP swasta terkenal. Jika mau masuk SD terkenal itu, mereka harus persiapan juken sejak TK, dan jika mau masuk SMP swasta atau SMP yang menjadi satu sampai SMA (ikkan kyouiku 一貫教育) persiapan juken harus dimulai sejak kelas 4 SD. Jika berhasil masuk SMP Swasta, dia akan belajar juken lagi untuk masuk SMA waktu kelas 2 SMP (bahkan sebisanya dari 1 SMP). SEMUA SMA baik negeri maupun swasta (kecuali ikkan kyouiku ya) harus juken karena tidak termasuk dalam wajib belajar. Seperti Riku, dia sekarang di SD negeri, dan rencana akan masuk SMP negeri saja, sehingga dia akan juken nanti setelah kelas 2 SMP untuk masuk SMA, dan nanti juken untuk masuk universitas. Jadi setiap anak Jepang minimum juken itu 2 kali yaitu untuk masuk SMA dan universitas (jika mau ke universitas).

Juken Benkyou (belajar untuk juken) ini memang menjadi momok bagi setiap keluarga Jepang. Aku sendiri awalnya tidak mengerti, tapi sebentar lagi jika Riku sudah SMP, aku harus bersiap menemani Riku juken benkyou. Momok karena harus lulus untuk masuk SMA. Jika tidak lulus masuk sekolah SMA negeri pilihan,  harus bersiap untuk masuk sekolah swasta yang mau menerima tapi dengan uang masuk yang mahal tentunya. Jika tidak bisa membayar ya bersiap untuk menjadi rounin 浪人 dan bekerja. Di Jepang pun ada pekerja yang hanya lulusan SMP karena tidak bisa masuk SMA. Setiap ibu rumah tangga akan bersimpati pada rekannya yang mempunyai anak sedang juken. Satu keluarga seakan menemani jukensha, anak yang sedang belajar juken supaya bisa konsentrasi belajar ujian masuk.

Nah di sini yang aku katakan sebagai komersialisasi ujian. Masa-masa puncak belajar adalah pada musim dingin mulai bulan Desember, Januari dan ujiannya biasanya sekitar bulan Februari. Bisa dibayangkan pada musim dingin, anak-anak ini masih harus terus belajar sampai malam. Ibu-ibu akan menyediakan makanan bergizi, yang enak-enak, dan tak lupa menyediakan snack-snack sebagai teman belajar. Pada masa-masa ini hampir di setiap makanan dan snack akan tertulis : Juken gambare! 受験がんばれ (Selamat menempuh ujian) , Juken gokaku 受験合格 juken kigan 受験祈願. Seakan setiap produsen berlomba untuk mendukung anak-anak belajar. Apalagi menghubungkan dengan bentuk-bentuk tertentu, seperti yang berbentuk stick = nomor satu, atau bentuk bulat = jawaban benar (setiap jawaban benar di ujian akan diberi lingkaran). Tentu saja selain makanan dan snack, di setiap kuil juga dijual “jimat” khusus untuk juken.

snack untuk pelajar yang sedang juken

Yang kasihan, ujian masuk itu biasanya diadakan pada hari Sabtu atau Minggu (karena hari biasa tentu masih ada sekolah biasa). Tapi tanggal 8-9 Februari  dan 15-16 Februari kemarin di Tokyo turun salju lebat sehingga menyulitkan peserta ujian untuk pergi ke tempat ujian. Minggu yang lalu waktu aku berusaha ke gereja, aku melihat seorang peserta ujian bergegas masuk ke mobil papanya, karena tidak ada bus yang bisa dipakai. Dan kemarin aku membaca pengumuman di TV bahwa pelaksanaan ujian masuk diundur dari jadwalnya. Ah, bisa dibayangkan betapa anak-anak Jepang yang sedang juken panik dengan cuaca seperti ini. Tapi terus terang, aku senang melihat semua pihak seakan mendukung peserta ujian, meskipun sampai komersialisasi segala. Aku tidak tahu apakah ada produk-produk di Indonesia yang khusus mencetak bungkus khusus untuk anak-anak menghadapi ujian UAS misalnya. Atau “panik belajar” ini hanya milik keluarga siswa saja?

Well, selamat mengikuti ujian….

Kitkat khusus untuk pelajar yang sedang juken

9 Replies to “Komersialisasi Ujian

  1. Lihat di salah satu Manga (Kareshi Kanojo No Jijyou mereka memang gila-gilaan persiapan untuk ujian masuk dan saling bersaing ketat untuk bisa di peringkat pertama (tokoh utamanya) dan yang lain asalkan bisa lulus sudah bahagia. Kebayang bagaimana itu rasanya Mba kalo pas anak lagi persiapan ujian. Saya membayangkan saya sendiri yang ujian aja grogi..

  2. Untung saya sudah lulus ujian sehingga Emak nggak pernah panik.

    Di Indonesia saya belum pernah melihat ada bungkus snack khusus menjelang ujian. tapi buku panduan menghadapi ujian dan himpunan soal ujian banyak dijual di toko buku.
    Semoga Jeng Imel siap menghadapi segala tantangan yak.
    Salam hangat dari Surabaya

  3. tidak perlu bersusah payah untuk lulus,
    tapi harus bersusah payah untuk masuk sekolah

    Wah … ini luar biasa ya EM …
    dan hal ini dimanfaatkan oleh sementara pihak untuk menangguk keuntungan secara ekonomis …

    Ini dalam bahasa marketing disebut “using momentum” … menggunakan momentum …
    Sama halnya dengan piala dunia … atau turnamen-turnamen olah raga lainnya.
    Pasti ada yang tiba-tiba menjual kostum … menjual merchandise … barang-barang promosi yang bertanda logo kejuaraan tersebut …

    Atau … produk anu edisi Piala Dunia … produk itu edisi Piala Eropa … dsb

    Salam saya EM

    (16/2 : 15)

  4. Persiapan ujian bukan hanya sang murid yang sibuk belajar, orang tua sibuk menyemangati dan memfasilitasi ya mBak.
    Ada juga jimat untuk juken….menarik juga loh mbak mengandalkan kekuatan ‘lain’
    Salam

  5. Wah baru tahu aku di di Jepang kayak gitu. Kalau di sini mah, paling komersialisasi agama yang bakal terlihat waktu hari besar. Waktu ujian mah nggak ada, selain tempat ujian yang dikerubunin penjual. Lol

  6. Dulu saya tiap mau ujian, ini cerita nyata, slalu minta dibelikan makanan ‘enak’ dan aku milih beli snack2 gurih berMSG :))

    Kebayang nggak Mel kalo dibalik kemasan itu ternyata ada MSG nya? 🙂 Bagus buat ujian? 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *