Hari Buku Anak Internasional

2 Apr

Sebetulnya hari ini ingin menulis topik lain, tapi begitu aku melihat status Indri di FB soal International Childrens Book Day, aku merasa harus menulis sedikit tentang ini.

Pertama kali dibacakan cerita dari luar negeri waktu kecil adalah cerita-cerita berbahasa Belanda yang berisi antara lain cerita Upik Abu yang dalam bahasa Belandanya Assepoester, atau yang sering menakutkan adalah Si Topi Merah atau Roodkapje. Tapi setelah bisa baca sendiri, aku membaca buku terjemahan karangan H.C. Andersen dan Album Cerita Ternama seperti Quo Vadis, Don Quixote, Quentin Durward dan lain-lain. Dan seperti yang pernah kutulis di Dongeng,  sebuah cerita aku ingat terus sampai sekarang yang amat aneh (tidak masuk di akal) menurutku yaitu Putri yang Sempurna atau bahasa Inggrisnya The Princess and The Pea. Masak ya bisa merasakan kacang polong yang ditimbun 20 kasur sih hehehe. Yah namanya juga dongeng, fiksi wajar jika tidak masuk di akal kan? Tapi ya gitu deh, aku suka dongeng dan fiksi tapi aku tetap tidak bisa menerima kalau terlalu jauh di luar nalar….dan itu juga yang menyebabkan aku tidak bisa menikmati Harry Potter :D  (bukunya ya, bukan filmnya). Eh iya, aku juga tidak suka Alice in the Wonderland tuh, membingungkan. Kata orang Jepang aku ini  kawaikunai かわいくない. hehehe. (Mungkin karena itu pula aku menganggap aneh jika perempuan suka mengkhayalkan pangeran berkuda putih :D)

Tapi sejak aku punya anak dan membiasakan membacakan picture book sebelum tidur, aku mulai banyak tahu buku-buku dan pengarang buku anak-anak internasional, yang belum pernah aku tahu/baca di Indonesia. Mulai dari karya Eric Carle yang berjudul “The Very Hungry Caterpillar”, yang PASTI ada di setiap penitipan anak/TK atau ruang tunggu rumah sakit. Aku terjemahkan judulnya menjadi “Ulat Bulu yang Amat Lapar“! atau Leo Lionni,  pengarang yang juga menulis buku “Swimmy” dan “Si Kuning dan Si Biru“. Bahkan aku baru baca “The Ugly Duckling” Itik Buruk Rupa karya H.C. Andersen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sekitar 5 tahun lalu :D. Aku juga baru membaca cerita-cerita fabel dari Aesop yang berbahasa Jepang di sini. Kai paling suka cerita-cerita Aesop dan aku juga senang! Karena pendek-pendek sehingga bisa diputus jika aku sudah ngantuk 😀

Yang aku rasa aneh, di sini tidak terdengar gaungnya Dr Seus seperti yang diceritakan sahabat blogger Arman. Di Amerika konon sangat terkenal, dan kenapa ya di Jepang tidak terdengar namanya? Apakah mungkin karena dia banyak bermain kata-kata bahasa Inggris, sehingga sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang atau meskipun bisa, esensinya kurang bisa ditangkap ya? Memang sih setiap negara pasti punya pengarang/ buku anak-anak terkenal, dan justru karena itu aku ingin tahu pengarang/buku anak-anak yang terkenal di setiap negara. Hmmm perlu diteliti nih sepertinya 😀

Kebanyakan memang orang Indonesia akan lebih tahu pengarang/buku yang sudah mendunia, dan sepertinya semua hampir sama. Ya berkisar antara Andersen dan cerita-cerita disney :D. Dan memang banyak cerita Andersen yang sadis dan terkesan kurang masuk akal. Sepatu Merah misalnya, pasti tidak aku bacakan untuk anak-anak karena kaki si gadis yang suka dansa itu dipotong. Atau  cerita Grimm yang Hans and Gretel… ih sadis ah… masak orang tua membuang anaknya ke hutan dan si tukang sihirnya didorong masuk tungku air panas. Well, seperti yang Grace katakan juga, cerita-cerita itu perlu dimodifikasi!

Ada tidak cerita internasional yang kamu tahu tapi belum tercantum di sini? Tulis dong, supaya aku bisa googling jika aku belum baca ;)… Terima kasih ya….

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!