Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran

15 Okt

Tawuran? Siapa sih orang Indonesia yang tidak tahu tawuran? Suatu kegiatan yang pasti tidak bisa menjadi kebanggaan jika diceritakan.

Sebetulnya aku pernah menanyakan pada Gen, suamiku, apakah di Jepang ada tawuran? Lalu dia malah balik bertanya, apa itu tawuran, untuk apa tawuran? Kenapa bisa tawuran? Kujawab : “Ya misalnya ada beberapa pelajar yang mungkin mempunyai masalah dengan ceweknya, atau temannya di sekolah lain. Lalu mereka berkelahi, kemudian membawa teman-temannya, sehingga menjadi perkelahian antar sekolah. (Sambil menjawab begini aku jadi lebih kecut lagi, karena menyadari alasan tawuran yang begitu sepele)

Dijawab suamiku: Tentu saja tidak ada tawuran di Jepang. Kami tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain, kecuali belajar. Kalaupun ada ada yang tidak mau belajar, bergabung dengan ‘gangster’ biasanya tidak membawa nama sekolah (hebat ya ternyata pelajar kita, ‘cinta banget’ sama sekolah sampai bawa nama sekolah …sayangnya dalam kegiatan negatif). Juga kalau mau menjadi furyo (anak tidak baik) tidak ajak-ajak teman, dan kalaupun mau ijime (bully) temannya itu biasanya dilakukan dalam kelompok kecil, tidak bersatu satu sekolah (hebat lagi nih pelajar kita, rasa ‘bersatu’nya kental sekali sampai main keroyokan). Pacaran? Kalau mau pacaran ya berduaan saja kan? Kalaupun diganggu atau diputusin, semestinya itu masalah berdua saja, jangan bawa orang sekampung 😀

Benar deh, rasanya malu sekali menanyakan pada suamiku, apakah ada tawuran di Jepang. Dan aku memang tidak pernah melihat ada ribut-ribut di Jepang. Kalau seorang yang ‘ngamuk’ sampai menusuk orang yang lewat (disebut torima) memang ada, tapi yang sampai berkelahi berkelompok? Ya paling kerjaannya gangster seperti di film-film, dan itupun kami masyarakat biasa tidak tahu, karena itu antar-gang dan waktu malam.

Seperti jawaban Gen bahwa pelajar Jepang TIDAK ADA WAKTU untuk tawuran itu benar sekali. Sejak SD sampai SMA mereka dituntut untuk belajar dan belajar. Sesudah waktu sekolah, ada kegiatan esktra kurikuler, sehingga pulang ke rumah sudah sore. Baru pulang (atau tanpa pulang) sudah harus pergi ke bimbel (bimbingan belajar) untuk belajar lagi. Dan untuk pelajar SMA, ada pula yang perlu arbaito (kerja paruh waktu) untuk membantu perekonomian rumah tangga, atau sekadar untuk uang saku/tabungan mereka. Tabungan untuk membeli sesuatu yang mahal, atau malah untuk berwisata ke luar negeri. (Sering orang Indonesia berpikir bahwa banyak turis Jepang datang ke Indonesia itu karena mereka kaya, padahal mereka mengumpulkan uang sen demi sen untuk bisa berwisata ke luar negeri)

Jadi kehidupan pelajar di Jepang sampai SMA itu padat sekali. Karena mereka harus berusaha keras jika mau masuk universitas. Jika mereka tidak pintar, mereka tidak bisa masuk universitas top yang akan menjamin mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus. Jadi diibaratkan mereka bersusah payah untuk masuk universitas, dan setelah menjadi mahasiswa barulah boleh merasa lega. Sudah terkenal di sini bahwa masuk universitas itu sulit, tapi keluar (lulus) universitas itu mudah, jauh lebih mudah daripada masuknya. Saat mahasiswa mereka bisa lebih bebas bermain, dan bekerja part time juga lebih keras dan lebih lama dengan gaji per jam (sistem gaji di Jepang memang per jam) yang lebih tinggi (misalnya untuk pelajar SMA 700, untuk universitas 800). Banyak mahasiswaku yang bekerja sampai tengah malam, pulang ke rumah jam 2 pagi, tidur dan kuliah pagi harinya. Karenanya banyak pula mahasiswa yang tidur dalam kuliah 😀 kasihan ya :(.

Jadi kupikir, untuk bisa mencegah dan menanggulangi tawuran, salah satunya adalah membuat pelajar/mahasiswa itu TIDAK ADA WAKTU untuk berkelahi dan tawuran. Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan individual atau kelompok yang menuntut disiplin, kerja keras masing-masing pelajar atau bahkan kerjasama dan rasa persatuan demi menjunjung nama baik sekolah. Ada beberapa kegiatan pelajar yang pernah kutulis seperti domino taoshi, tapi khusus untuk tulisan ini aku ingin memperkenalkan 3 kegiatan yang baru-baru ini kuketahui.

1. Ujian percobaan bersama seluruh negeri. Memang pelaksananya adalah institusi bimbingan belajar terkenal, dan dilakukan untuk berbagai tingkat SD, SMP, SMA di seluruh negeri. Yang bagusnya test seluruh negeri ini bisa diikuti oleh peminat dengan gratis! Ini dipakai untuk mengukur kemampuan diri sendiri (ditunjukkan dengan ranking ke berapa dari jumlah peserta), meskipun memang akhirnya akan dibujuk untuk mengikuti bimbingan belajar di tempat mereka (yang tentu saja bisa ditolak). Jika ada test seperti ini, tentu setiap anak akan berusaha untuk mencapai nilai yang lebih tinggi lagi. Dan yang mengherankan aku yaitu waktu melihat iklan test bersama seluruh negeri untuk SMA. Jadi test itu hanya ada 1 jenis untuk semua kelas, kelas 1,2 dan tiga mengikuti ujian yang sama. Dan ada kemungkinan meskipun dia baru kelas 1 bisa lebih tinggi rankingnya daripada pelajar kelas 3. Dengan kemampuan seperti ini dia bisa tobikyu, lompat kelas, atau bisa masuk ke universitas favorit yang biasanya sulit penerimaannya.

2. Piramid manusia. Ini adalah kegiatan murid kelas 1 sampai 3 di sebuah SMP. Mereka mau memecahkan rekor dengan mendirikan piramid manusia 10 tingkat yang terbentuk dari 137 orang! Untuk itu perlu hitung-hitungan, besar kecilnya badan (berat badan) siswa yang di bagian bawah, lalu perlu juga menentukan posisi sehingga beban berat siswa-siswa bagian bawah tidak terlalu banyak. Perlu perhitungan dalam berapa menit bisa selesai, dan yang terpenting perlu latihan bersama. Aduh waktu melihat betapa mereka kesakitan (resiko patah tulang dsb) dan ketabahan mereka untuk tetap berlatih DEMI mencapai suatu tujuan, aku benar-benar salut pada semangat mereka! Semangat bersatu seperti ini yang perlu ditularkan pada pelajar di Indonesia. Semangat kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Tentu saja tujuannya bukan tawuran 🙂

Foto ini kuambil dari TV… lihat usaha mereka untuk bisa membuat piramid setinggi itu. Perlu latihan berbulan-bulan!

3. Kuis SMA/Universitas. Ini adalah acara di televisi. Aku selalu mengikuti acara kuis SMA dan/atau universitas ini yang ditampilkan sebagai acara variety. Kadang pertanyaannya benar-benar tidak masuk di akal, karena pertanyaan baru diajukan sedikit, mereka sudah bisa menjawab dengan tepat! Otak mereka itu kok seperti komputer ya?  Dan memang dulu di TV ada acara seperti ini “Cerdas Cermat” ? tapi kok sayangnya sekarang tidak ada lagi CMIIW.

Pertanyaannya misalnya :  (Aku copas dari statusku di FB waktu sambil menonton acara itu ya)

 “Tuliskan siapa saja penerima nobel kesusastraan yang bukan orang jepang!” Dan SMA Kaisei bisa menulis 40 NAMA ….

Sebutkan sebanyak-banyaknya nama gunung dgn ketinggian 8000m dpl selain everest, dan dijawab 13 nama oleh SMA Kaisei

 Pertanyaan mengenai lukisan GAUGUIN: jawabnya Paul Gauguin: D’ou venons nous? Que sommes nous? D’ou allons nous? (where do we come from? What are we? Where are we going?), 1897-98, Museum of Fine Arts, Boston.

Pertanyaan dari NASA “Brp derajat panas permukaan matahari”? dijawab 5,51 X 10 pangkat3 =5510 dan dijawab semua sekolah dengan BENAR!!!! gilaaaaaaaa gimana hitungnya tuh? Kita googling memang ada jawaban seperti itu, tapi tidak dibertahu hitung-hitungannya kan?

Dan selalu ada pertanyaan dengan menggunakan huruf hieroglif dan cina kuno… Memang ada patternnya, tapi itupun harus bisa dikuasai 3 orang wakil SMA itu.

Imelda on August 31: “Sedang menonton acara Cerdas Cermat SMA Jepang 高校クイズ, dan selalu kagum dengan kepintaran siswa-siswa ini di segala bidang. Tahun ini yang ke 32. Tidak heran kalau negara ini bisa maju, acaranya seperti begini :)”

Menggunakan tenaga, menggunakan kepintaran, menggunakan energi yang postif untuk menghabiskan waktu luang, aku harapkan bisa mencegah dan menanggulangi tawuran di Indonesia. Jangan buang waktu dengan percuma dengan tawuran. Habiskanlah waktumu untuk yang positif sehingga remaja Indonesia bisa berkata, “Maaf, saya tidak ada waktu untuk tawuran!” Jadilah remaja yang SIBUK!

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu: Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran.