Sport Day

7 Okt

Dalam pojok bahasa Inggris acara ZIP di chanel TV Nihon beberapa hari yang lalu, diajarkan bahwa undokai 運動会 itu dalam bahasa Inggrisnya adalah Sport Day, tapi menurutku lebih tepat diterjemahkan Sport Meeting, karena Sport Day lebih tepat untuk menerjemahkan Taiiku on hi 体育の日, yang akan diperingati tanggal 8 Oktober besok.

Hari Sabtu, 6 Oktober kami pergi ke acara undokainya Kai di TK nya. Sebetulnya aku cukup khawatir dengan kesehatan Kai, karena beberapa hari sebelumnya dia batuk-batuk dan Kamis kemarin demam, sampai aku terpaksa membatalkan kelas hari Jumatnya. Aku memang agak memaksa dia supaya jangan libur selama ini, karena aku tidak mau kejadian seperti tahun lalu karena Kai nangis terus selama pelaksanaan sport meeting di TK nya, sampai kami malu diliatin orang-orang.

Pagi harinya aku bangunkan pukul 7 pagi supaya dia ada waktu untuk sarapan, dan nonton tv, sekaligus bisa mempersiapkan hati untuk pergi. Sambil aku menyiapkan bekal makanan untuk kami berempat, karena ada acara makan ‘piknik’ bersama di lapangan TK. Tentu saja buat yang mudah, dan seperti biasanya dibuat ibu-ibu lainnya, yaitu onigiri. Bedanya bekal makanan (bento) tidak pernah kubuat lucu-lucu, karena kupikir toh dimakan juga. Enaknya punya anak laki-laki ya begitu, tidak pernah iri lihat bento teman-temannya yang lucu-lucu hehehe.

Kami berempat akhirnya berangkat pukul 8:25, karena anak-anak harus berkumpul di TK jam 8:45. Jalan kaki ke TK nya Kai sebetulnya cukup 15 menit, lebih cepat naik sepeda cuma 6 menit. Tapi kami sudah diimbau sedapat mungkin jalan kaki, karena parkir sepedanya kecil. Maklum deh kalau pertandingan olahraga, undakainya TK itu satu anak yang datang minimum 3 orang, belum kakek-nenek nya kalau mau datang hehehe. Aku dulu heran sekali karena kupikir, “Duuuh kok kakek nenek sampai ikut nonton sih… kayaknya over deh…”Dan dapat jawaban dari Gen, “Tentu saja, ini kan pertama kalinya cucu mereka bersosialisasi, tampil di depan umum, jadi biasa di undokai TK itu penuh nuh nuh….”

Kai bersama teman-temannya. Ada 4 kegiatan termasuk lari

Dan aku kemarin bisa merasakan kebanggaan itu, sekaligus terharu. Tahun ini aku duduk saja terus, tidak berdiri dan bergerak ke sana kemari. Kamera kami berikan pada Riku, karena dia kecil, jadi mudah berkelit masuk ke depan dan mengambil foto sedekat mungkin. Papanya masih jalan-jalan melihat Kai berdiri di mana, tapi aku cukup melihat dari kejauhan.
“Mama, aku tidak usah menjadi yang pertama kan?”
“Tidak usah. Kalau bisa, bagus. Tapi mama sudah senang kalau Kai mau ikut acara, dan tidak nangis. Enjoy saja”
“Nanti mama janji belikan kado untuk aku kan?” (dia mau sabuk plastik dari Kamen rider yang harganya tidak mahal)
“Iya kan mama sudah janji, Jadi berusahalah”

Dan di situlah aku, duduk di bawah pohon di tikar plastik yang kami bawa dari rumah, sambil menahan p*nt*t tidak merosot, karena kami kebagian tempat yang miring. Tapi beberapa kali aku harus menghapus air mata, melihat defile anak-anak usia 3 sampai 5/6 tahun ini berbaris, dan ada yang bermain pianika dan genderang. Ah terharu, meskipun aku tahu Kai tidak terlalu antusias dengan acara ini, aku melihat kerjasama di antara anak-anak dan guru. Mereka yang sekecil itu sudah belajar untuk “mendengar”, menyimak, menaati dan berpartisipasi. Pantas saja kakek nenek mau melihat cucu-cucu mereka, karena sebetulnya aku juga sempat berbisik dalam hati, “Ma… lihat cucumu itu yang lahir tidak sampai 2000 gr dan di inkubator 1 bulan itu… sudah besar dan bisa mengikuti acara seperti ini” Ah, pastinya mama juga ikut bangga yah di surga sana.

Beberapa kali aku harus menelan keharuan dan menghapus air mata, waktu melihat seorang guru tua, wakil kepsek TK yang tetap aktif padahal rambutnya sudah memutih (aku pernah tulis kan bahwa kepala sekolahnya berusia 80 th-an) dan ibu itu mengingatkanku pada mama. Selalu dikucir dan selalu tersenyum. Juga waktu melihat senam ritmik yang dibawakan seluruh murid nenchou (Kelas atas usia 5-6 tahun) yang membentuk formasi-formasi sampai pada piramida manusia. Memang hanya 3 tingkat, tapi ini TK loh. Dan ditutup dengan lomba lari estafet gabungan anak-anak terpilih, guru dan orang tua murid. Penutupnya tentu ayah-ayah yang berusaha berlari secepat mungkin agar kelasnya yang menang. Mengharukan.

“piknik” di lapangan sekolah

Sayangnya setelah acara penutupan kami tidak bisa berfoto dengan gurunya Kai, karena semua buru-buru pulang. Ya, saat bubar itu hujan mulai menetes dan cukup besar. Kebanyakan tidak membawa payung, sehingga semua berlari pulang. Kami hanya ada 1 payung lipat, sehingga aku dan Kai berdua pakai payung, sedangkan Riku memakai tikar plastik di atas kepala. Untung saja hujan cepat berhenti. Dan kami beristirahat di rumah. Bukan kami yang berlari dan berolahraga, tapi kenapa ya menonton saja pun capek? Katanya orang Jepang karena kitsukau 気遣う capek hati menjaga tindakan di depan orang lain. Mungkin kalau bahasanya abg sekarang ya JAIM!

 

Sekolah dihias dengan bendera dari berbagai negara, dan masih ada bendera Rusia hehehe. Memang TK ini sudah berusia lebih dari 30 tahun

Tahun depan Kai tahun terakhir. Akan ada pertandingan estafet, ada senam ritmik, lebih sulit, lebih membutuhkan latihan. Semoga dia pun bisa mengetahui bahwa tanggungjawabnya sebagai TK nenchou itu semakin sulit, dan bisa mempersiapkan memasuki dunia baru, dunia sekolah dasar. Gambatte ne Kai kun! (Dia marah kalau pakai -chan :D)