Kalau bahasa Indonesia memang artinya para dara (gadis) , tapi masak sih aku mau menulis soal Tiga Dara? (ada yang kenal ngga yah hehehe)
Dara-dara adalah onomatope bahasa Jepang, atau kata berasal dari bunyi-bunyian yang menunjukkan suasana santai, tidak mengerjakan apa-apa. Ongkang-ongkang kaki 😀 kalau mamaku bilang. (Masih ada yang pakai istilah itu tidak ya?)
Nah, deMiyashita melewati hari Sabtu lalu dengan ongkang-ongkang kaki, santai di rumah. Tadinya papa Gen berencana untuk ke kantor, jadi aku sudah prepare untuk melewati hari bersama anak-anak membuat prakarya apa saja. Tahu-tahu papanya membatalkan ke kantor, jadi Riku dan Kai amat gembira dan mereka bertiga pergi ke taman untuk jalan-jalan dan kalau ada kupu-kupu mau menangkapnya. Mereka pulang pukul 2 siang dan membawa kue Jepang yang mewakili bulan Juni. Namanya Minazuki and Wakaayu. Minazuki adalah nama kuno bulan Juni. Ayu adalah nama ikan air tawar yang dipanen bulan Juni. Jepang selalu menikmati setiap bulan, demikian juga kulinernya.
Tapi sebelum mereka pergi, Riku dan Kai merendam perangko bekas. Ya, mereka ingin memulai hobi baru (lagi) gara-gara menonton film Chibi Maruko chan Minggu lalu yang menceritakan Maruko chan menyimpan perangko hadiah dari gurunya. Nah, kesempatan aku mengajari mereka cara mengumpulkan perangko yang merupakan hobiku sejak SD!
Pertama mereka merendam dalam air, lalu setelah perangko lepas dari sampulnya, dikeringkan di kain. Sebetulnya cara penguapan lebih bagus (seperti yang biasa dilakukan Imoe) tapi karena penguapan makan waktu dan bahaya buat anak-anak juga, jadi aku pakai cara merendam di air saja. Lagipula perangko Jepang bagus buatannya, tidak tipis dan mudah luntur seperti perangko Indonesia (jaman dulu) hehehe.
Jadi sesudah mereka kembali dari taman, perangko itu sudah kering dan bisa dimasukkan ke dalam album. Sayangnya mereka belum punya album, dan kami terlalu malas untuk pergi ke toko buku membelinya. Jadi dipending sampai keesokan harinya.
Sementara Riku dan Kai “bermain” dengan perangko bekas, Gen membaca buku dan aku? Aku membuat clipping! sambil membereskan tumpukan koran yang sudah menggunung. Jadi di harian Asahi Shimbun, ada kolom kecil yang bernama “Shitsumon Doraemon”, sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan umum, yang jawabannya juga ada dalam harian tersebut, tapi harus cari sendiri di halaman berapa. Karena bisa menambah pengetahuan umum tentang Jepang juga buatku, jadi aku pun mengumpulkan dan membuat clippingnya. Semoga berguna untuk Riku dan mamanya :D. Sepertinya sekarang sudah tidak jamannya membuat clipping ya hehehe.
biasanya aku nulisnya “ongkang ongkang kaki mbak” 😀
ohya mengenai hobby prangko, aku masih punya dari jaman aku SD sampai sekarang huhehehehehe…dan dulu senangnya bukan main kalau punya prangko yang usianya tua banget. biasanya sih prangko2 ini aku kumpulin kalau papa suka kirim surat dari luar negeri ketika berlayar…rasanya gimana gitu 😛
kalau sekarang, “ongkang-ongkang kaki” itu hal yang mahal ya Ri? berganti dengan “pontang-panting kaki”, hehehe… 🙂
Kayaknya kalau hobby mengumpulkan perangko tidak bisa kutularkan ke anak-anak deh. Soalnya, sudah sangat jarang dapat surat. Kalaupun ada, itupun sudah menggunakan stempel saja, tidak pakai perangko lagi… Ini kemajuan apa kemunduran ya? 😀
Sabtu kemarin? hehehe… kami ada acara khusus… Nechan tau kan? 😉
Berdua saja dengan Uni, ya Uda?..hihii…senangnya..
saya juga bikin kliping semacam itu mbak.. biasanya yang dikliping berita tentang F1
Dulu aku bikin kliping tentang artis cowok kesukaanku.
Nugi Nugraha, adiknya Katon Bagaskara.
Beneran deh…;I
Hwaaaaa! Ada Doraemon…!
😀
Itu makanan apaan, Bu, yang bentuknya ikan itu? Kelihatannya enak. Hwehe. 😀
Ah, jadi keinget teman SMP yang hobi koleksi perangko juga. Banyak dia punya. Sudah ada tiga album waktu itu! Salut sama orang yang bisa menekuni hobinya semacam itu.
Yup, hobi ini membutuhkan banyak pengorbanan. Korban menghabiskan banyak waktu, banyak biaya (jatah jajan harus dikurangi demi beli perangko), dan juga bisa dianggap sebagai orang egois karena terlalu asyik dengan benda mati dan nggak respons teman-teman.
kuenya kayaknya enak deh :d
dulu sempet ada keinginan buat koleksi perangko, eh ternyata saya gg suka nulis surat, jadinya koleksinya dikit banget deh hhehhe jadi batal deh hobinya
senangnya kalau anak-anak mau diajak kegiatan yang berguna seperti itu *ngiri nih*
salam kenal….
Dua minggu ini saya kebanyakan Dara-dara. Habis setelah kecelakaan yang menimpa saya dua minggu lalu tangan kanan saya belum fit benar. Jangankan untuk mengendarai motor, megang mouse kelamaan aja masih sakit.
aku masih klipping resep masakan mbak, tapi praktek masaknya ? nggak janji deh he.he..
dara dara? kirain mbak Imelda mau cerita cewek-cewek di Jepang hehehe.
wah pamer koleksi prangko… saya bisa kepikiran lagi nyari koleksi perangko saya yang keselip di rumah ikhs
Bagus juga tuh mbak, apalagi disaat sekarang perangko sudah hampir tak laku. Hitung2 amal membantu penjualan prangko 😀
Semenjak saya tak surat2an dan hilangnya sahabat pena, perangko seperti menjadi asing bagi saya. Sedikit aneh, tapi itulah kehidupan dengan roda yang berputar 🙂
aduh sampai lupa kapan terakhir ngumpulin perangko, sepertinya waktu SMA. sekarang jarang yang masih hobby filateli gitu seperti yang riku ama kai lakukan apalagi banyak surat dikirim via email tanpa perlu perangko.
soal ongkang-ongkang kaki, saya bikin kerajinan boneka atau aksesori dari kain flanel
jadi inget masa kecil.. dulu saya juga koleksi perangko lho mbak. sampe beralbum2. paling seneng kalo dapet perangko yang berseri. 🙂
dan saya cara ngelepas pernagkonya juga sama tuh direndem air… gak pernah pake cara diuap. hehe
wah, masih ada yang kliping hehehe
tapi bagus juga ya mba, buku bekas terpakai,
mbaca informasinya udah bisa fokus krn itu doang isinya hehehe
emang di jepang masih banyak perangko yang beredar ya mba?
setau saya di sini udah susah, saya juga dulu tukang ngumpulin perangko,
tapi lama2 ya melempem hehehe
Anak saya lagi koleksi postcard, perangko lagi ditinggalkan 🙂
Kalau saya, kliping resep masakan (sampai kini), tapi jarang dipraktekkan.
Senang ya Mbak EM, kalau masih punya hobi yg bisa disalurkan, seperti Riku yg mengumpulkan perangko 🙂
Wah, Mbak EM rupanya msh suka bikin clipping, aku dulu kayaknya terakhir bikin clipping, cuma ketika ada tugas sekolah aja ..hehehehe…
setelah itu, ya gak pernah lagi
salam
mba Imeeeeeeel…
maapkanlah diriku yang baru mampir lagiiiiii….
sangat sulit menahan godaan setumpuk novel, berbagai macam chanel menarik di tv kabel, dan drama korea 49 days yang direkomendasi sama Arman *jadi kesimpulannya ini semua adalah salahnya Armaaaan…hihihi…*
Dan aku adalah orang yang sangat dodol dalam membagi waktuuuuuu….hihihi…
Tapi sekarang mah diriku sudah insyap mbaaaaa 🙂
What a creative weekend mbaaaaa 🙂
Dulu juga aku pernah koleksi perangko siiiih…
tapi sekarang albumnya udah pada ilang 🙁
Dan sekarang Kayla koleksi penghapus pensil yang lucu lucu gitu…
Tapi penghapusnya sering di makan in Fathir karena bentuknya gemes in…hihihi…
ass,
wah jadi ingat dulu buat kliping seperti itu
salut banget ,Riko dan Kal masih mau mengumpulkan perangko lama
Tips buta Riku Mbak, sebelum perangko dimasukkan ke album, bubuhi dulu belakangnya dengan bedak/talc agar tidak menempel 😀
(albumnya kayak jaman kita dulu gak ya?)
Betul, jaman sekarang apa-apa bisa liat di internet, jadi dah jarang yang membuat klipping 🙁
Eh buat kok buta sih, salah ketik 😳
..
itu rasa kue-nya kayak gimana ya..
bentuknya cantik..
..
kalo dulu bikin cliping karena ada tugas sekolah aja..hehe..
sekarang jaman IT jadi nyimpennya udah di HDD, gak di kertas lagi.. 🙂
..
filateli dan klipping… hobi yg semakin memudar yah Mba…
perangko Jepang emang cantik2…
Budeku pernah kesana seminggu, dan oleh2 yg kuminta hanya perangko! dulu dijual yah perangko2 bekas (masih nempel di kertas amplopnya, hanya amplopnya yg digunting sampe sebesar perangko).. apa skrg msh ada yg jual itu disana yah Mba Imelda?
mbaaakkkk…berapa ya harga album perangko di sana, dan penampakannya kayak apa?
*ada temen yg mau pulang, kali aja bs nitip*
soalnya anak2 juga kuajak ngumpulin perangko, tp album sekarang gede2 banget…kaget jadinya, soalnya pas aku kecil dulu album imut2 deh…
oya, perangko Indonesia sekarang gambarnya bagus2 banget looohhh, khas Indonesia
)ka kayak jaman dulu paling banter anggrek ama pres dan wapres… 🙂
jadi inget minggu kemaren kan ada tugas bikin kliping ttg Betawi…
setengah mati susah nyarinya, padahal dah 10 bulan koran tuh kubuka2…komen adikku “hari gini masih tugas kliping, ampuuunnn deehhh, nyari aja di mbah google”
tapi ya…akhirnya cuman dapet 2 artikel, itupun tentang tokoh silat betawi sama upacara pernikahan betawi 🙁
Whaaaaaa… Masih rajin membuat kliping. Hebat! Kebiasaan klipingku sudah luntur. Apalagi alasannya kalau bukan internet. Padahal kliping punya dimensi tersendiri. Malu sama Pramoedya Ananta Toer yang hingga usia 80-an tahun masih rajin dan disiplin kerja kliping sepanjang hari (iya, karena dia nggak kenal internet 😀 )
Sebetulnya lebih mudah kalau ada filenya saja, bisa search berdasarkan kata kunci, apalgi kalau kita buat folder-folder khusus. Tapi tidak semua tulisan ada data filenya kan?
EM
dara-dara itu klo menurut bahasaku adalah leyeh2 ato goler (bahasa darimana coba??) hehhe aku juga hobi banget ngoleksi perangko waktu SD. Dulu sempet punya 3 album (2 album kecil 1 album besar) caranya sama kayak riku direndem air trs diSETRIKA (hbs gk sabar nunggu kering) hihihi wah shitsumon doraemonnya lucu jg yah, klo aku dulu suka bikin clipping sailor moon hahaha
dara-dara itu klo menurut bahasaku adalah leyeh2 ato goler2 (bahasa darimana coba??) hehhe aku juga hobi banget ngoleksi perangko waktu SD. Dulu sempet punya 3 album (2 album kecil 1 album besar) caranya sama kayak riku direndem air trs diSETRIKA (hbs gk sabar nunggu kering) hihihi wah shitsumon doraemonnya lucu jg yah, klo aku dulu suka bikin clipping sailor moon hahaha
wah ngedobel gini, 🙁 diapus aja neechan, lg eror nih koneksinya
Hahai, ada filatelis kecil nih.
Hati-hati lho mbak, hobi ini termasuk mahal. Saya dulu sejak SD nahan nggak jajan gara-gara pengen beli perangko baru. Hahaha.
BENAR! Hobi mahal. Nanti aku ceritakan di posting berikut 😀 hehehe
EM
Saya ingat dulu suka kliping masakan dari kompas minggu…karena masakannya cocok untuk masakan sehari-hari di rumah. Dan berguna bagi keluarga baru yang tak bisa masak seperti saya…sayangnya kliping tsb tak diteruskan, apalagi saya berpindah rumah kontrakan, kemudian beberapa kali pindah rumah dinas…..
Hobi baru Riku dan Kai mengumpulkan perangko, jika bisa dipertahankan bagus sekali.
halo Ibu Imelda, salam kenal saya dimas, 25th asal Bandung, Indonesia.
kebetulan saya memiliki hobi yang cukup sama dengan Ibu yaitu hobi mengkolesksi perangko (Filateli).
salah satu perangko luar negeri yang saya senangi yaitu perangko dari Negara Jepang, tempat Ibu berada saat ini (^_^)
Tetapi di sini cukup sulit untuk mencari perangko dari Jepang, jadi jika ibu tidak keberatan kita bisa saling bertukar perangko, kebetulan saya memiliki cukup banyak perangko Indonesia dari masa Pendudukan Belanada hingga Th 1999.
oh iya ini alamat email saya, untuk mempermudah berkomunikasi