Selama aku hidup di Indonesia, aku jarang merasa kesal jika hujan. Mungkin karena di Indonesia, hujan hanya sebentar. Hujan lebat…lalu tak berapa lama berhenti. Oleh orang Jepang hujan yang tiba-tiba seperti itu disebut “suko-ru“, japlish dari bahasa Inggrisnya Squall.
Tapi di Jepang itu menyebalkan. Kalau dibilang akan turun hujan, maka siap-siap saja akan turun hujan sepanjang hari meskipun itu hanya rintik-rintik. Apalagi jika menjelang spring, sehingga dikatakan harusame (spring shower).
Tidak pernah hujan kencang? Tentu saja ada, apalagi di hari-hari ini, akhir September/Oktober, merupakan bulannya badai topan taifuu 台風. Nah, kalau ini jika sedang deras-derasnya, jangan harap bisa membuka payung tanpa payung itu rusak dan tetap “kering”. Sudah berapa payungku rusak karena hujan semacam itu.
Nah, hari sabtu tanggal 3 Oktober yang lalu, adalah hari sport meeting untuk SDnya Riku. Ada hari olah raga yang tepatnya jatuh tanggal 10 Oktober. Sehingga memasuki bulan oktober sampai pertengahan oktober, setiap tahun sekolah-sekolah berlomba membuat “sport meeting” ini atau yang dalam bahasa Jepang di sebut dengan Undokai 運動会. Tapi menurut ramalan cuaca memang hari Sabtu tanggal 3 oktober itu akan turun hujan. Hari Jumat (2 okt) pun hujan, sehingga merepotkan aku yang harus mengajar juga, menitipkan Kai, menjemput Riku dan Kai….sehingga baru pulang sampai di rumah jam 7 malam. Aku sudah berharap agar pagi-pagi turun hujan saja, karena diprediksikan hari Minggu tanggal 4 cerah. Jadi sudahlah, semestinya undokai nya pindah ke tanggal 4 saja. BUT, itu bukan wewenangku untuk memutuskan.
Jadi waktu aku terbangun pukul 4 dan hanya terdengar suara angin tanpa hujan, aku mulai bingung. Jam 6 terik! Matahari muncul dan tak ada tanda akan hujan. Cepat-cepat aku membuat bento (bekal makanan) karena tahu pasti undokai akan dilaksanakan. Sebetulnya menurut perjanjian, setiap keluarga yang ragu undokai itu akan dijalankan hari itu atau tidak, bisa mengecek dengan datang ke sekolah, melihat bendera yang terpasang. Jika terpasang berarti undokai jadi, sedangkan jika tidak terpasang, batal.
Tapi dengan cuaca begitu cerah pada pukul 7, sudah pasti dilaksanakan. Lagipula aku malas untuk bersepeda ke sekolah hanya untuk melihat bendera (kalau ada guru yang cakep sih boleh aja hihihi). So, jam 8 pagi, Riku berangkat ke sekolah membawa bento dan baju olah raga. Aku sendiri keluar rumah jam 8:15 karena aku musti ikut briefing pagi (selaku anggota panitia). Nah… saat itu mulai hujan rintik…padahal aku tidak bawa payung. Hmmm kalau melihat langit di atas, lagaknya akan turun hujan cukup lama. Jadi terpaksa aku kembali lagi ke rumah (sudah tengah jalan tuh). Berlari!…. dan akibatnya cukup fatal, karena aku lupa kaki kiriku masih sakit karena kejang otot kemarinnya (menggendong Kai cukup lama dalam bus yang bergerak). Waktu aku menjejakkan kaki di undakan tangga…wadowwww sakit rek.
OK… ambil payung, sambil teriak ke Gen bahwa aku akan telepon, undokainya jadi atau tidak. Rencananya sih akan dimulai jam 8:50 dengan upacara pembukaan. Gen akan datang dengan Kai persis sebelum upacara pembukaan.
Sampai di gerbang sekolah, seksi aku baru saja mulai briefing. Telat deh! Tapi …. semua bingung, karena hujan seakan bermain petak umpet. Kadang hujan, berhenti, reda, hujan lagi. Wah gimana nih?
Tapi diputuskan akan tetap dilaksanakan, dengan perubahan jadwal. Wahhh bingung …. bingung deh. Akhirnya upacara pembukaan berhasil dimulai. saat itu cerah! Sampai ke senam pemanasan masih cerah. Tapi waktu akan mulai tarian dan yell pembuka…..hujan tanpa malu-malu turun membasahi bumi.
Jadi deh, kepala sekolah mengumumkan supaya anak-anak kembali ke dalam kelas, dan acara diundur sebentar untuk melihat keadaan hujan, apakah akan lama atau tidak. Ternyata setelah ditunggu 30 menit, tetap hujan, sehingga kepsek memutuskan acara undokai itu diundur ke hari Minggu. Mbok yo dari tadi loh pak! hehehe.
Kami pulang ke rumah, dan sesudah makan siang, bobo lagi deh…….
Cuaca hari sabtu itu memang kurang ajar… atau dia ingin bercanda dengan kita. Ciluuuk baaaaa….