Buah kecil empuk berwarna merah dengan biji di bagian luarnya. Saya punya cerita sedikit tentang stroberi, yang diingatkan papa waktu saya pulang beberapa waktu yang lalu. Ini terjadi mungkin waktu saya kelas 5 SD. Saya pertama kalinya pergi tanpa orang tua untuk darmawisata bersama teman-teman sekolah + guru dengan tujuan Cibodas. Dan waktu itu saya dibekali sedikit uang. Sampai dengan SMP, saya tidak pernah memegang uang saku atau uang jajan. Jadi kami juga dilarang jajan (Mungkin karena itu kami terlalu steril dan akhirnya adik saya sakit typhus)
Karena selalu menerima oleh-oleh jika papa pergi ke luar kota/luar negeri, jadi saya juga mau membelikan oleh-oleh. Tapi apa sih yang ada di Cibodas? Begitu mau pulang naik bus, ada banyak anak-anak penjual asongan yang datang mengerumuni kami. Mereka menjual kalung/gelang dari bambu, atau wortel dan stroberi. Nah karena saya juga belum pernah lihat stroberi asli ya akhirnya saya beli dengan harga yang cukup mahal (maklum tidak biasa beli jadi tidak bisa menawar). Dan dengan bangganya saya memberikan oleh-oleh itu pada orang tua begitu sampai di rumah. (padahal setelah dicoba makan duuuuh kecuuuuuut banget. Yah abis kecil-kecil dan warna kuning merah gitu pasti kecut lah. Sampai terpikir daripada beli ichigo lebih baik beli wortel deh hehhehe)
Hari ini adalah hari ICHIGO (strawberry dalam bahasa Jepang). Kok ada hari ichigo segala? Karena ichi = 1 dan go = 5. Jadi 15 Januari dibaca ii ichigo, stroberi yang baik. huh ada ada saja jepang. Nah, stroberi di Jepang setiap tahunnya diproduksi sekitar 200.000 ton, dengan waktu produksi dari bulan November sampai Juni (Ya karena musim panas, stroberinya sedikit dengan jenis yang kecut itu). Di Jepang sendiri ada 157 jenis/nama stroberi yang terdaftar. Saya sering melihat nama/jenis yang banyak terdapat di pasaran dan bentuknya besar serta rasanya manis adalah Toyonoka atau tochiotome. Stroberi yang saya beli di Cibodas itu pasti tidak masuk “hitungan” deh… atau mungkin bisa dibilang stroberi burung sebagai padanan pepaya burung atau pisang burung (buah-buahan yang dimakan burung saja, tidak dikonsumsi manusia)
Stroberi sendiri tentu saja ada yang manis sekali, tergantung mutu/ harganya. Tapi memang biasanya di sini juga makan stroberi dibubuhkan susu kental manis. Yang pasti stroberi memang cocok dengan susu sehingga banyak pula kita temukan produk permen (susu) stroberi atau susu stroberi. Dan stroberi memang paling cocok menjadi hiasan kue dnegan whipping berwarna putih yang diberi nama strawberry shortcake. (FYI satu kue stroberi shortcake yang berdiameter 18 cm harganya 3000-an yen — kayaknya ada yang mau beliin kue ini soalnya ya…wita heheheh)
Ada satu cerita yang menarik yang saya dengar di televisi, yaitu seorang peniup flute. Dia berkata bahwa dia punya “larangan” untuk tidak makan sesuatu sebelum konser. Ternyata dia tidak makan stroberi. Alasannya? Biji stroberi yang terdapat di permukaan itu saking kecilnya bisa menyelip di antara gigi dan membuat dia tidak nyaman untuk meniup flutenya. Kalau menurut saya ada satu lagi yang menyebabkan saya cukup berpikir dulu sebelum makan ichigo, yaitu jika dia berada dalam kue mochi. Ya akhir-akhir ini ada trend baru kue mochi ichigo “Ichigo Daifuku”. Tapi sensasi waktu mengunyah dan rasanya? Kenyal, juicy dan manis…. Hmmm lumayan untuk dicoba. Mau coba? Sayang karena tidak tahan lama saya tidak bisa membawakan sebagai oleh-oleh untuk Anda semua….
sumber informasi dan foto; wikipedia japan.