Akhir-akhir ini saya suka mendengarkan lagu dari Yumi Matsutoya (dulu Yumi Arai), yang berjudul “Ano hi ni kaeritai” (harafiahnya “Aku ingin pulang ke hari itu”). Terjemahan sebebas-bebasnya oleh Imelda.
Sambil kumenangis kupandangi
foto yang telah kurobek
dalam telapak tanganku,
dan ingin menyambungnya kembali
Tanpa alasan aku menyesali senyuman kemarin
Yang terkembang bak tak ada masalah
Manusia semua bisanya lupa pada sosok remaja
Aku ingin kembali ke jaman itu, dan bertemu lagi denganmu
Di langit kota yang menyosong senja
menari-nari kenangan masa laluku
Terlihat diriku berlari
di antara lautan rerumputan
yang berkilau diterpa angin
Manusia semua bisanya lupa pada sosok remaja
Aku ingin kembali ke jaman itu, dan bertemu lagi denganmu
Jika kubuang cinta itu sekarang
Tidak ada orang yang terluka
Aku akan pulang… ke saat itu…
di antara dua pintu
Pada alamat yang sudah sedikit usang
(1) 泣きながら ちぎった写真を
手のひらに 繋げてみるの
悩み無き 昨日のほほ笑み
わけもなく 憎らしいのよ
青春の 後姿を
人は皆 忘れてしまう
あの頃の私に戻って
あなたに逢いたい
(2) 暮れかかる 都会の空を
想い出は さすらってゆくの
光る風 草の波間を
駆け抜ける 私が見える
青春の 後姿を
人は皆 忘れてしまう
あの頃の私に戻って
あなたに逢いたい
今 愛を棄ててしまえば
傷つける人もないけど
少しだけ滲んだ アドレス
扉にはさんで 帰るわ あの日に
Pernahkah Anda ingin kembali ke masa lalu? Bukan flash back, mengenang masa lalu saja, tapi benar-benar jiwa raga kembali ke masa lalu, masa yang lebih bahagia dan menyenangkan daripada sekarang? Saya rasa pasti setiap kita pernah mempunyai pemikiran itu. Ingin kembali ke hari-hari bahagia dulu, waktu kita kecil, atau remaja, pada pelukan sang pacar yang pertama (atau yang kedua-ketiga dst), atau pelukan ayah bunda yang mungkin sekarang sedang berbahagia di surga sana. Masa-masa indah itu ingin kita ulang kembali.
Jangankan kita yang sudah berusia di atas 20 tahunan yang sudah mengalami berbagai macam pengalaman hidup, Riku yang baru berusia 6 tahun saja dia berkata ingin kembali ke masa lalu. Kemarin dia bilang begini,
“Mama, aku ingin kembali ke masa lalu”
“Hah? Kenapa Riku….?”
“Hmmmm …. aku ingin kembali ke umur 2 tahun”
“Kok 2 tahun?”
“Ya, aku tidak mau belajar di SD. Aku lebih suka pergi ke Himawari (Tempat Penitipan Anak, yang sekarang Kai pergi setiap hari biasa).”
Memang seperti pernah saya tulis di posting “Kala Riku Bernostalgia“, dia pernah merindukan teman-temannya di masa lalu. Itu mungkin karena dia tidak mempunyai teman di saat TK. Tidak ada waktu untuk bermain dengan teman, karena saya tidak membiarkan dia bermain di rumah teman (saya ada bayi). Tapi sekarang dia sudah SD, dan yang pasti menurut pengakuan dia, dia sudah punya 5-6 orang teman. Sudah ada 2 orang yang sering bermain ke rumah juga. Tapi sekarang, masalahnya bukan teman lagi, masalahnya dia sudah mulai tidak menyukai “Belajar” dan menjadi besar dengan tuntutan macam-macam.
Lalu saya katakan padanya,
“Riku, seandainya kamu berusia 2 tahun, dan masih di Himawari, kamu kan tidak bisa seperti sekarang? Bisa pergi sendiri bermain ke rumah teman, atau memanggil teman ke rumah kita. Atau kamu sekarang bisa beli coklat dan kue sendiri kalau mau, asal minta ijin pada mama. Dulu, kamu kan tidak bisa pergi ke mana-mana sendirian? Ada banyak hal yang dulu kamu tidak bisa, tapi sekarang kamu bisa. Kamu harus enjoy.”
“Iya sih, tapi aku ngga mau ke sekolah…..”
Ya, tidak mau menghadapi masa depan. Takut akan apa yang terbentang di hadapan kita. Itu juga masalah setiap manusia. Riku seperti terantuk batu sandungan “belajar di SD”, dan takut/malas untuk bangun dan berjalan lagi. Kita takut untuk bangun dan berjalan lagi mengatasi pengalaman buruk/negatif kita. Ditinggal pacar, ditinggal orang tua, kegagalan karir, kena teguran dan lain-lain. Dan membuat kita berkata, “Aku ingin kembali ke masa lalu saja, masa yang lebih bahagia”.
Padahal hidup itu cuma sekali, tidak bisa di-rewind. Riku pernah menanyakan padaku, “Kalau mama bisa jadi kecil lalu besar sekali lagi mama mau jadi apa?”. Tapi hidup kan hanya sekali, kita hanya bisa berandai-andai, jika ini… jika itu… atau menyesali keadaan dan ingin kembali ke masa lalu, ke saat itu.
Nah, berbahagialah jika Anda tidak pernah ingin kembali ke masa lalu, karena berarti Anda berbahagia dengan keadaan sekarang ini. Bagi yang seperti Riku, mungkin perlu berhenti sejenak dan mengumpulkan semangat untuk memulai hari yang baru, yang seharusnya lebih bagus dari hari ini. Mari bersama-sama Riku menghadapi Senin yang menggairahkan!
Have a nice SUNday (meskipun di sini hujan dari pagi, dan sekarang mendung)
8:58