My Crown Prince. Riku Miyashita.
Hari ini 25 Februari adalah hari Rabu Abu, hari awal masa Puasa bagi umat Katolik, untuk menyambut Paskah. Sesuai namanya, pada hari ini, kami menerima tanda abu di dahi, sebagai pengingat bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Jadi perlu adanya mati raga dan pantang untuk makan kesukaan atau melakukan suatu hobby. Pagi jam 5:45 aku sudah di dalam mobil bersama papa dan mama, untuk mengikuti misa Rabu Abu, dan berdoa juga untuk ulang tahun Riku yang ke 6. Merupakan kebiasaan keluarga kami untuk memulai hari ulang tahun dengan misa.
Pagi ini aku merasa dingin karena angin yang bertiup cukup kencang. Sesudah misa sempat bertemu dengan Romo Chris yang juga menjadi contact aku di FB. Beliau dulu sering membantuku untuk urusan teks misa. Tapi berhubung kemudian aku hamil dan tidak bisa urus kelangsungan misa bahasa Indonesia di Tokyo, jadi pengiriman teks misa juga terhenti.
Sampai di rumah, Riku sudah bangun, dan menagih kado. Kemarin aku menjanjikan kue ulang tahun dan main di game center + makan sushi sebagai kado. Jadi kita bersama-sama dengan Opa Oma dan sepupunya Riku ke restoran Midori di Mayestik untuk makan siang bersama. Ternyata restoran ini mempunyai cabang (entah yang mana cabang yang mana pusat) di Pondok Indah. Dan aku pernah pergi ke Midori yang di PI bersama teman-teman alumni FSUI waktu kita reunian Agustus lalu.
Kami menempati tempat di sebelah panggung, yang kemudian didaulat anak-anak sebagai tempat bermain mereka. Pesanan Riku datang yang terakhir, padahal dia sudah lapar. Lalu aku bilang, “Ikannya musti diambil di Tokyo dulu sih…”
Akhirnya datanglah pesanan Riku. Dan seperti biasa, dia memang tidak bisa menghabiskannya. Dan merupakan tugas seorang ibu untuk menjadi Tong Sampah. Karena itu aku sendiri tidak pesan apa-apa. Anak-anak yang lain, Kei dan Sophie minta obento yang khusus dihias untuk anak-anak. Opa makan bento untuk dewasa yang berisi ikan dan udang goreng. Aku pesan oden untuk Kai, dan aku senang karena Kai mau makan banyak, daikon, wortel dan tahu.
Karena Kai capek dan hujan, kita pulang kembali ke rumah dulu, kasih tidur Kai, kemudian kita pergi ke Pand’Or di jl Wijaya. Riku sih maunya kue bergambar heroes yang dia suka, tapi di Indonesia mana ada. Jadi aku suruh dia yang pilih sendiri mau kue dengan rasa apa.
Pulang, mendapati Kai sudah bangun dan kita bernyanyi deh. Setelah selesai makan kue, Riku menagih kadonya yang lain yaitu game center. Tapi karena aku sebenarnya sakit kepala sejak pagi dan memaksakan diri pergi-pergi, jadi aku minta maaf pada Riku dan berjanji esok aku akan antar dia pergi bermain.
Malam, sekitar jam 8 WIB, (jam 10 di Tokyo) aku telpon Gen, dan membiarkan Riku berbicara dengan papanya. Kai duduk di sebelah Riku, dan jadilah si mama Imelda menjadi photografer deh.
Memang primadono hari ini adalah Riku.