Ini adalah terjemahannya bahasa Jepang Idou Kyoushitsu 移動教室 yang harafiahnya memang Idou = bergerak, Kyoushitsu= kelas. Tapi maksudnya sebenarnya pindah kelas…. hmmm tapi bukan orangnya yang pindah kelas, tapi kelasnya yang berpindah. Bingung kan 😀 Jadi kelasnya berpindah bukan di sekolah tapi di luar sekolah. Mungkin seperti istilah Camp di sekolah-sekolah Amerika, atau “karyawisata dengan menginap” ke luar daerah/negara untuk sekolah di Indonesia (ntah masih ada atau tidak :D) .
Jumat siang aku mengikuti pertemuan penjelasan untuk “karyawisata” kelas 5 SD di sekolahnya Riku. Aku tidak tahu sebelumnya bahwa acara yang dinamakan Idou Kyoushitsu itu akan menginap. Kupikir hanya belajar di luar kelas saja, seperti yang mereka lakukan waktu kelas 4 pergi ke Pusat Penjernihan Air, atau ke Taman di dekat daerah kami dengan berjalan kaki 20 menit. Baru aku mengerti setelah mendengar dari Riku bahwa hampir semua anak membicarakan karyawisata bersama itu sejak mulai masuk sekolah kembali setelah liburan musim panas. Dan untung aku membaca kertas pengumuman bulanan kelasnya sehingga aku bisa menghadiri pertemuan penjelasan dari pihak sekolah kepada orang tua hari Jumat yang lalu.
Tapi aku kagum dengan semua persiapan yang telah dilakukan oleh guru-guru, 3 guru kelas 5 dan guru kesehatan, termasuk juga ada 3 orang warga setempat yang selalu mendampingi murid-murid waktu pergi berkarya wisata, jadi sudah ahli. Rupanya setiap tahun sudah pasti tempat tujuannya, hanya isi acaranya yang berbeda. Tempat menginapnya merupakan tempat milik kelurahan Nerima yang biasa disewakan murah untuk warga Nerima. Tentu karena SD nya Riku adalah SD milik pemda, tidak perlu membayar penginapan, hanya untuk makan saja. Sehingga orang tua cukup membayar 6000 yen yang sudah jelas untuk apa saja, misalnya untuk api unggun (membeli kayu dan asuransi jika terjadi sesuatu) lalu ada acara memetik apel yang boleh dimakan di tempat seberapa banyaknya (katanya untuk oleh-oleh 1 anak boleh bawa pulang 2 buah), juga ada biaya untuk es krim 300 yen. Selain itu kami diberitahukan untuk memasukkan uang ke dalam amplop terpisah untuk membeli oleh-oleh tapi tidak boleh lebih dari 2000 yen, sehingga semua seragam, tidak ada yang membawa banyak uang. Amplop uang hadiah (dengan nama) itu dikumpulkan kepada gurunya, untuk kemudian gurunya akan memberikan sebelum acara belanja-belanja (biasanya hari terakhir), sehingga kemungkinan hilang atau dicuri selama menginap akan terhindari.
Ah aku membayangkan anak-anak ini pergi menginap bersama teman-teman, lalu bermain bersama, mendaki memasuki hutan bersama, memetik apel bersama, kemudian ada acara memotong pohon dan membuat coaster bersama, ada acara kimodameshi (menakut-nakuti seperti mapram gitu), dan ditutup dengan api unggun. Kata salah satu gurunya biasanya diatur pergi kimodameshi berpasangan (laki-perempuan dengan undian) dan biasanya pergi bergandengan tangan ( wah gurunya mau nyomblangin juga nih hahahaha). Sebuah kenangan yang pasti tidak bisa terlupakan untuk anak-anak berusia 10 tahun ini. Belum lagi mereka akan membeli hadiah oleh-oleh untuk orang rumah, juga bisa menulis kartu pos dan kirim ke orang tua atau kakek-neneknya.
Tapi untuk merencanakan acara ini, kami orang tua juga cukup repot karena selama seminggu sebelum berangkat harus memonitor kesehatan anak-anak. Mengambil suhu badan dan mencatat jam berapa tidur dan jam berapa bangun. Harus menulis apa alergi anaknya, dan kebiasaan anak misalnya apakah anaknya suka mabok darat, atau perlu minum obat secara rutin. Setiap hari kami harus mengisi kartu laporan kesehatan untuk dilihat hoken no sensei (guru kesehatan). Lumayan juga guru itu memonitor 88 orang anak yang akan ikut (88 murid kelas 5). Kami juga harus menyertakan fotokopi kartu asuransi jika diperlukan waktu pergi menginap untuk diantar ke RS. Jika sakit parah tentu kami sebagai orang tua akan ditelepon dan menjemput anaknya di sana. Tempatnya cukup jauh sih di Karuizawa, tempat yang terkenal dengan villa-villa orang kaya 😀
Yang aku rasa menarik juga, orang tua murid perempuan harus membawakan sanitary napkin untuk anak-anaknya, meskipun mungkin belum dapat HAID pertama. Konon ada beberapa anak yang mendapat pertama waktu pergi bersama dengan teman-temannya, jadi seperti ketularan. Hmm susah ya punya anak perempuan :D. Ada juga orang tua yang bertanya bagaimana mandinya, apakah perlu bawa handuk untuk gosok atau shampo dsb. Lalu gurunya bilang, “Semua ada di sana, tinggal bawa handuk saja. Waktu mandi sejak buka baju sampai pakai baju hanya 15 menit saja, jadi tidak ada waktu berlama-lama” Dan kelihatan sekali orang tua murid perempuan itu khawatir…wah kalau aku sih dua anak laki-laki sudah biasa kalau harus mandi 5 menit hahahaha.
Apakah aku khawatir? Memang mungkin sebagian orang tua akan parno, bagaimana jika anaknya tidak bisa makan, tidak bisa jalan jauh ini itu… atau mengkhawatirkan busnya. Tapi aku sih tidak khawatir karena kalau kita percaya ditambah berdoa untuk perlindungan Tuhan, pasti anak-anak juga akan enjoy dan mendapatkan kenangan yang tak terlupakan. Tunggu saja cerita Riku….. Perginya kapan? Tgl 9 Oktober selama 3 hari 2 malam! tanoshimi
Aku sendiri selain camping pramuka, pergi menginap cuma untuk acara retret sehingga rohani melulu, tidak pernah punya pengalaman yang menyenangkan begini. Kalau kamu?
Acara begini sering aku baca di komik Jepang, kyanya asik ya Mba.. kalo pas kecil dulu bisa piknik begini pas pramuka aja trus dikerjain pas jurit malamnya deh..
ckckck…orang jepang itu detail sekali ya persiapannya 🙂
Kl dulu aku ada yg namanya perpisahan wkt kls 6 sd, trus study tur2 gt wkt SMP & SMA. Retret juga ada…hehehe mayan byklah..sygnya wkt SMA, angktn aku ga ada live in (yg tinggal di rmh penduduk gt), pdhl kakak kls ada..huhuhu
sama, saya juga baca ini kayak yang di komik-komik. seru sekali, wah tunggu cerita riku nih
Ah senangnya baca cerita Riku mau ikut Idou Kyoushitsu 🙂 Bikin ingat kenangan pas aku dulu waktu SD, ikut PERSAMI dan kemping Pramuka di Cibubur 🙂
Salam kenal mbak Imel ^_^
Selama ini dah rutin baca, jadi silent reader TE.. baru sekarang berani komen. Asyik ya persiapan di situ kalo ada acara, emang ribet tapi semuanya sudah memperhitungkan jika ada kejadian-kejadian tak terduga. Beda ama anak sulung saya kemarin, mau kemah jumat-minggu, kasih taunya hari selasa sebelumnya, mana ternyata acaranya survival, jadi anak-anak suruh masak sendiri. PARNO?? tentu saja, hihihihi
Bisa ikutan mencontoh persiapan detailnya..
Betapa senangnya Riku pergi menginap bersama teman2 dan guru, jadi kengangan indah selamanya.
Untuk makan akan kateringkah mbak? Salam
Kalau saya ?
Banyak EM …
Hampir tiap musim liburan kali … hehehe …
Yang jelas … anak-anak saya masih ada acara karyawisata ini … setiap tingkatan berbeda-beda tujuannya dan durasinya …
biasanya sih mengunjungi desa dan home stay disana …
ada juga yang mengunjungo pabrik-pabrik pembuatan produk apa gitu … biar mereka belajar mengamati …
Dan saya rasa kegiatan ini sangat baik …
Agar anak-anak terbiasa hidup bersosialisasi …
Salam saya EM
wiiiih menariiik…. ^^ jaman ku sd kayanya cuma pramuka dech…
tp kegiatan menginap atau camp jaman ku hahah tiap kali liburan ikut camp acara rohani se jawa timur… youth camp.. selalu di tunggu2 tiap libruan xixixi meskipun perginya cuma 3 malam 4 hari tapii senaaaang sekaliii…..
aku suka acara kaya gini gini xixixix… mendidik bangeet dan bisa kenal dengan teman2 baru atau makin kenal dengan teman2 yang ada… khaan kalo nginap makin tau teman itu bagaimana ixixixixi
ku tunggu cerita mu dek ^^
Baca ini saya jadi ingat acara zaman sekolah dulu, Mbak. Acara Persami. Ada api unggun dan jeritan malam segala 😀
Tapi di sini bisa makan es krim segala haha..
Seru banget pastinya itu mbak.. aku paling lama acara sekolah sekolahan gini 8 hari 7 malem nginap diluar kota. di mess TNI gitu.. yang serunya emang pas acara perpisahannya.
Wah, bisa jadi ide nulis cerita nih ehm…ehm…. 😀
asyik…
eh masak ide cerita cinta anak SD? 😀
Yang menarik, orangtua memberi uang saku yang besarnya sama……ini mungkin yang perlu dipikirkan sekolah di Indonesia kalau mau piknik.
Anak saya menginap 1-2 malam, kalau acara pramuka … dan mereka senang sekali.