Apakah ada yang masih ingat singkatan HPU? Duluuu sekali waktu aku masih SD, aku ingat aku punya buku catatan dengan judul HPU : Himpunan Pengetahuan Umum. Isinya catatan macam-macam deh, mungkin google sekarang kalah loh 😀 Ada kepanjangan dari singkatan-singkatan, ada info-info lain yang kalau sekarang tinggal tanya di mesin pencari. Sedangkan dulu? Baca (buku/koran), Dengar (Radio/TV), dan Lihat (acara TV /pameran). Pengetahuan yang dirasakan perlu, aku catat di dalam buku HPU itu. Salah satu yang masih kuingat sampai sekarang adalah : Nama pabrik kertas Indonesia : Letjes (ingatnya juga masih ejaan lama hehehe)
Aku suka HPU, mungkin karena aku suka ingin tahu macam-macam ya. Dan ternyata hobiku untuk mengetahui macam-macam itu menurun ke anak pertamaku, Riku. Banyak kali dia menyebutkan sesuatu yang aku dan papanya tidak tahu, lalu dia beritahu. Aku memujinya tentu, tapi papanya bilang, “Buat apa tahu yang remeh begituan! 雑学 zatsugaku , pengetahuan “sembarang”. Belajar sesuatu yang bener sana!” Hmmmm di sini sudah mulai kelihatan kan bedanya. Memang orang Jepang lebih memilih menguasai satu bidang saja, tetapi secara mendalam. Sedangkan aku (tidak berani bilang orang Indonesia secara umum) lebih suka tahu semua hal, meskipun hanya permukaan saja 😀
Salah satu “pengetahuan”nya Riku yang menjadi topik waktu itu adalah ketika dalam suatu acara kuis, ditanya soal negara yang paling banyak menghasilkan parfum (atau mirip-mirip begitu deh pertanyaannya). Tentu kujawab : Perancis. Nah di situ Riku menyela, “Jelas perancis lah, orang Perancis kan paling jorok dulu. Mereka tidak mandi jadi mesti pakai parfum yang banyak supaya tidak bau”
“Oh kalau itu mama tahu. Oma tuh dulu suka cerita kalau orang Eropa jarang mandi, tidak seperti orang Asia yang mandi tiap hari”
“Tapi orang Perancis bener-bener jorok. Tahu ngga kenapa orang-orang jaman dulu pakai payung dan sepatu hak tinggi? Soalnya mereka dulu suka lempar kotoran manusia ke luar jendela. Nah kalau dari lantai atas lempar keluar jendela kan bisa jatuh ke kepala orang! Makanya pada pakai payung. Trus di jalanan kan jelas bertebaran tuh kotoran manusia, jadi supaya tidak kena kaki, pakai deh hak tinggi…..” sambil ketawa-ketawa si Riku menjelaskan.
WHAAAAAT! “Masa sih Riku! Kamu becanda?”
“Ngga becanda… bener kok aku pernah baca!”
Nah saat begini, langsung dong googling cari penjelasan dalam bahasa Jepang, dan…. ketemu! Memang ternyata benar abad pertengahan di Perancis memang jorok dan bau. Sistem pembuangan mereka tidak bagus, sehingga orang membuang kotoran besar/kecil dalam pispot, lalu buang ke luar begitu saja……. hueeekkkk.
Tentu saja pengetahuan umumnya si Riku bukan hanya tentang yang jorok di atas, ada banyak kali dia nyeletuk tentang sesuatu, tapi yang membekas di kepalaku sampai hari ini ya tentang si Perancis itu hehehe.
Kamu suka HPU “pengetahuan sembarang” seperti aku dan Riku ngga? 😀
Haha ada ‘letjes’…. HPU, kami juga suka mbak, dengan prinsip pernah tahu sedikit tidak mengapa. Bukankah menjadi bibit rasa ingin tahu. Salam
iya mbak… jadi pemicu ya