Laporan Daeng Senga Pulang Kampung 2014-nya dipotong dulu ya, kebetulan ada topik yang pendek, tentang anak-anak.
Dalam kesempatan mudik lalu, aku bisa bertemu dengan seorang teman, adik kelas, Ira Inami yang suaminya sedang bertugas di Hanoi. Selama ini aku kenal dan bertegur sapanya hanya lewat FB, for the sake of almater. Eh ternyata aku kakak kelas dia, dan saat aku menjadi ketua Himaja (Himpunan Mahasiswa Japanologi) UI aku sempat “membaptis”nya dalam OSPEK prodi Jepang. Jadi beda angkatan hanya 3-4 tahun. Senang sekali akhirnya bisa bertemu muka langsung, kebetulan dia mudik (dari Hanoi) dan aku mudik (dari Jepang). Ketemunya di Plaza Senayan.
Salah satu topik yang dipercakapkan dalam pertemuan di toko kue Garcon (toko kue Perancis ini memang enak dan mahal :D) adalah bahwa anak lelaki satu-satunya yang sudah duduk di kelas 2 SMP itu mulai bertanya soal urusan kumis. Ya, anaknya sudah mulai tumbuh kumis, dan disarankan ibunya jangan cukur, karena nanti tambah lebat. Aku menimpali, “Boleh cukur, tapi berarti sejak hari itu kamu harus setiap hari cukur. Kalau belum bisa komit untuk setiap hari cukur, ya berarti kumisnya akan tambah lebat dan semakin sulit lagi. Untuk sementara lebih baik tidak dicukur, kecuali tambah banyak dan mengganggu ya.”
Sambil berkata begitu, aku dalam hati, juga berkata pada diri sendiri bahwa aku juga harus siap jika tiba-tiba Riku (dan Kai) sudah berkumis. Sebentar lagi…. Tapi kelihatannya Riku sudah siap sih, pernah dia tanya, “Ma, aku sudah berkumis belum?”
“Belum lah…. kenapa? kamu mau berkumis?”
“Mau lah…. kan semua orang jadi besar dan berkumis…”
“Yaaaaah berarti kamu sudah tidak mau peluk dan cium mama lagi ya?”
“Mama ngomong apa sih….”
Memang benar, Riku sudah tidak mau lagi. Jangankan peluk, gandengan tangan saja tidak mau. Padahal aku juga sudah sering kecewa, kalau mencium Kai, adiknya yang baru 7 tahun saja, dia langsung menghapus pipinya seakan-akan jijik…. huhuhu.
Mana bayikuuuuuuuuuu….. aku kan masih mau cium-cium anakku 😀 😀 😀
Waktu berada di Jakarta, tiba-tiba Riku datang padaku dan tanya,
“Ma, ini apa?” Sambil menunjukkan jerawat kecil di dagunya.
“Itu jerawat! Kecil sih… gpp!”
“Gimana cara hilanginnya?”
“Ya makanya mama kan bilang sehari makan telur maksimum 2 butir. Jangan makan yang berminyak”
“Kan aku juga atur makannya”
“Ya sudah, cuci muka saja yang bersih, setiap hari. Nanti hilang deh. Kalau mau pakai tuh biorenya mama. Tapi jangan banyak banyak…mahal!”
“Aku cuci sekarang ya?”
“Iya….” Akhirnya aku mengikuti dia ke kamar mandi.
“Eh ini ada biore untuk laki-laki… pakai ini saja. Mungkin punya om Chris atau kakak Dharma”
“Gini ya…..”
“Ya, nanti kalau mama ke supermarket, ingatkan untuk beli seperti ini ya”
Begitulah dia akhirnya aku belikan biore for men, sambil wanti-wanti jangan sering-sering nanti justru kulitnya kering.
Besoknya,
“Ma, udah kecilan ya jerawatnya”
“Iya… lanjutkan cuci mukanya. Musti rajin”
Besoknya dan besoknya,
“Horreeee sudah ngga ada jerawatnya”
“Iya, makanya musti cuci muka yang bersih setiap hari ya”
Dan akhirnya aku membelikan dia biore foam sesampai di Jepang. Waktu di drugstore, dia datang bawa biore foam dalam botol itu.
“Ma, aku beli ini ya…”
Dan karena aku buru-buru tidak melihat harga lagi, tapi sempat mengomel dalam hati,”Huh aku sudah harus belikan kosmetik untuk anakku? huhuhuhuhu”… nangis deh ingat isi dompet yang berkurang 😀
Dan sekarang Riku (11 th) setiap pagi dan malam rajin mencuci mukanya.
Dan itu diikuti Kai (7th) juga ikut rajin mencuci mukanya dengan biore setiap malam sambil sikat gigi. Huhuhuhu…
Dan beberapa hari lalu, Riku minta pergi potong rambut dengan papanya, (padahal rambutnya masih pendek… tapi memang sudah agak tidak beraturan.) Dan pulangnya tiba-tiba kulihat ada botol spray berisi air di wastafel (seperti yang dipakai untuk spray tanaman gitu)
“Itu spray punya Riku ya?”
“Iya ma…. aku kan lihat di barbershop tukang potongnya pakai spray begitu untuk basahin dan siri rambutnya. Kupikir aku bisa bikin begitu setiap hari supaya rambutnya rapi”
“Iya…….”
(Sambil menahan tawa duuuuh anakku sudah mulai perhatikan penampilannya…
Umur berapa sih kamu? Kok mau cepat-cepat jadi gede aja?)
(dan aku teringat adegan aku dan papanya kaget saling berpandangan beberapa waktu yang lalu, ketika Riku bilang” Horree TUJUH TAHUN lagi aku bisa ambil SIM dan nyetir mobil….)
OMG anakku perlahan dan pasti menuju puber dan menjadi dewasa!
Be prepared mel! 7 tahun itu cepat, dan perkembangan anak itu lebih cepat lagi hehehe.
Biore adalah nama produk perusahaan Kao. KAO sendiri dulu namanya Nihon Yuki Company (日本有機株式会社) didirikan oleh Tomiro Nagase pada tahun 1887 sebagai perusahaan manufaktur perlengkapan sabun mandi domestik. Tahun 1940, nama perusahaan diubah menjadi Kao Soap Company(花王石鹸株式会社), dan 1985 menjadi Kao Corporation. Lucunya waktu aku mendengar nama perusahaan KAO itu langsung teringat kanji 顔 kao yang wajah, eh ternyata salah hehehe (padahal berhubungan ya).
(katanya pendek, tahunya 780-kata lebih hahaha)