Sudah 20 tahun aku tinggal di Jepang, dan melihat banyak kecanggihan orang Jepang dan terbiasa dengannya. Ada satu hal yang membuat aku sadar waktu Natal kemarin pulkam sebentar. Yaitu waktu di Bandara aku ke wc dan mau cuci tangan. Loh kok tidak keluar airnya? Tentu saja! Karena aku hanya mengulurkan tangan di bawah keran, tanpa memutar keran. Terbiasa di Jepang hampir semua keran di fasilitas umum itu otomatis. Memakai sensor sehingga air akan keluar hanya dengan mendekatkan tangan ke keran. Dan saat itu aku berkata, “Welcome to Jakarta mel”.
Hari ini mau posting pendek saja deh, masih capek pulang kerja pertama di Tahun Baru. Tidak terbiasa jalan lagi di dalam udara dingin, sehingga badan meriang dan kepala pusing. Apalagi katanya hari ini angin memang kencang dan dingin di Tokyo, dengan prakiraan max 8 derajat. Kalau di bawah sinar matahari sih masih mending….
Kecanggihan yang ingin kuperkenalkan kali ini adalah usaha merubuhkan sebuah hotel di pusat Tokyo. Jika teman-teman pernah perhatikan di televisi. Biasanya orang merubuhkan bangunan pasti dengan memakai alat berat seperti shovel car, atau kalau bangunannya besar memakai bahan peledak…. boooommmm!
Nah, di daerah Akasaka ada sebuha hotel yang terkenal dengan nama AKAPURI, singkatan dari Akasaka Prince Hotel. Aku pernah beberapa kali mengikuti acara di sana, dan hotel ini memang termasuk hotel tua karena dibuka tahun 1955. Hotel berlantai 40 setinggi 140 meter itu sesudah Gempa bumi Tohoku pernah menampung 788 pengungsi, sampai ditutup tanggal 30 Juni 2011. Tentu saja hotel ini ditutup karena sudah merasa “kuno” dan di tempat yang sama akan dibangun komplek apartemen/hotel yang lebih canggih lagi. Lokasinya memang bagus sih.
Nah masalahnya bagaimana merubuhkan hotel dengan 40 lantai, tanpa memakai bahan peledak? Nah di sini canggihnya. Jadi, perusahaan Taisei yang bertugas merubuhkan hotel ini, memakai cara unik, yaitu “memotong” bagian lantai atas tiap 10 hari 2 lantai. Sehingga tingginya akan menciut, sampai yang tertinggal adalah lantai teratas dan lantai bawah dan … habis semua pada bulan Mei 2013. Dimulai tanggal 13 November, pada tanggal 8 Januari kemarin sudah berkurang 30 meter tingginya dari 140 meter hotel aslinya.
Cara “pemotongan” lantai ini dilaksanakan karena ingin mengurangi debu dan suara yang keluar dari pembongkaran bangunan yang begitu besar (mengurangi polusi). Bahkan kalau tidak memperhatikan atau tidak tahu proyek ini, orang yang lewat di dekatnya bahkan tidak sadar bahwa sebetulnya hotel itu sedang menciut. Memang sih kalau memakai bahan peledak, resikonya besar sekali karena letaknya di pusat kota. Canggih ya? Cuma pasti biayanya tidak sedikit tuh…..
(Sumber data dan foto dari http://ajw.asahi.com/article/behind_news/social_affairs/AJ201301090049)