Jomblo dan Buang

9 Mei

Horree jam 21:21 pas aku mulai menulis posting ini. Kepala pusing jadi tidak bisa mengerjakan tugas-tugas rumah tangga (alasan) apalagi beresin kamar yang berantakan… kasihan dong, aku bisa tambah pusing kan? 😀 Jadi sambil menikmati strawberry tea dan alunan lagu-lagu bossanova berbahasa Portugis, aku berniat menulis sesuatu yang pendek saja (mumpung anak-anak sudah tidur, dan suami belum pulang).

Tentang Jomblo. Aku bukan ingin menyindir mereka-mereka yang masih jomblo sih. Maaf saja kalau ada yang merasa. Kebetulan saja kata ini terlontar dalam percakapanku dengan Himawan Pridityo kemarin : “bakal ada 400.000 remaja Jepang yg bakal jomblo dong.” Dan aku tertawa… iya juga ya.

Waktu tanggal 5 Mei kemarin, pas hari anak-anak di Jepang, diumumkan bahwa jumlah anak-anak Jepang itu menurun terus sejak 31 tahun terakhir. Jumlah anak di bawah usia 15 tahun, per tanggal 1 April sejumlah 16.650.000. Ini berarti berkurang 120.000 ribu dari tahun sebelumnya. Jumlah ini menguasai “hanya” 13% dari populasi penduduk Jepang keseluruhan yang sejumlah 127.650.000 jiwa. Perbandingan jumlah anak terhadap jumlah penduduk Jepang juga menduduki yang terkecil di dunia. Jumlah anak laki-laki adalah 8.520.000 dan anak perempuan 8.120.000 orang. Berarti anak laki-laki lebih banyak 400.000 dari anak perempuan. Karena itu Himawan mengatakan …”bakal ada 400.000 remaja Jepang yg bakal jomblo dong.” Dan kujawab, biarlah semoga bisa dapat pasangan orang asing 😀 atau nanti biar poliandri saja hehehe. Saat percakapan itu aku belum sadar bahwa kedua anakku itu laki-laki 😀 Waduh nanti anakku jadi cowo jomblo dong 😀 (Gambare Riku dan Kai!)

Tentang Buang. Beberapa hari ini aku memang sedang dalam mood “membuang barang”. Aku itu sebenarnya paling tidak bisa membuang barang. Karena itu selalu bermasalah dengan mengatur barang di rumah. Kalau rumah di Jakarta memang besar, sehingga punya barang sebanyak apapun, masih ada tempat penyimpanannya. Tapi di rumah kelinciku?

Akhirnya kemarin dulu aku membuang sekitar 25 video kaset VHS rekaman yang kubuat selama ini untuk Riku. Berisi film Ranger-ranger dan Ultraman sejak Riku berusia 2 tahun! (Jadi sudah 7 tahun). Waktu Kai berusia 2 tahun, dia suka melihat video rekaman itu, dan mulai mengenal ultraman. Tapiiiii sekarang aku malas memutarkan video lagi. Lagipula minatnya sudah bervariasi, dari acara NHK lagu-lagu dan bahasa Inggris, dan tayangan pemandangan dan alam Jepang di TV. Dan rasanya sekarang sudah tidak jamannya lagi memutar video deh. DVD atau bluray. Jadi semua video rekaman, selain yang diambil kami sendiri dengan videocam, rencananya aku akan aku buang semua.

Selain kaset video, aku juga menemukan banyak VCD. Banyak yang bagus dan masih disegel, jadi sudah aku masukkan koper untuk dibawa ke Jakarta. Karena sebetulnya aku sudah tidak punya playernya juga 😀 (sudah rusak). Nah, waktu mau membuang kaset video  ini aku bingung, sampah jenis ini termasuk sampah terbakar atau sampah tidak terbakar. Untung saja wkatu aku cari keterangan di homepage kelurahan Nerima, aku menemukan daftar barang dan harus dibuang bagaimana. Ternyata kaset video itu termasuk sampah terbakar, jadi bisa dibuang bersama dengan sampah dapur. Demikian juga dengan DVD/CD.  Selama ini aku takut membuang CD karena waktu aku bekerja di radio, kami dilarang membuang CD begitu saja. Katanya kami harus mengembalikannya ke produsernya, atau kalau membuang harus dipecahkan. Karena menyangkut hak cipta dsb dsb. Tapi kupikir mungkin karena kami (radio) menerima CD gratisan/sample, bukan membelinya. Seharusnya kalau membeli kan suka-sukanya pembeli mau dibuang bagaimana 😀

Nah mumpung aku menulis soal buang, sekaligus aku juga mau menjawab pertanyaan Lidya tentang bagaimana cara membuang pakaian dalam. Kalau kami di sini untuk baju memang membuang begitu saja, dimasukkan plastik dan bisa dengan dua cara, membuang sebagai sampah terbakar atau sebagai daur ulang/recycle. Tapi khusus untuk pakaian dalam, kami diajarkan untuk menggunting celana dalam dan bh sampai tak berbentuk, baru dibuang sebagai sampah terbakar. Karena jika dibuang begitu saja, ada kemungkinan diambil lagi oleh maniak yang memang suka mengumpulkan pakaian dalam wanita. (Sedangkan jemuran di lantai 1 atau 2 saja musti hati-hati, karena suka ada yang mengambil). Untuk celana dalam laki-laki mungkin tidak ada yang mau mengambil, tapi khusus pakaian dalam perempuan, lebih baik preventif dengan mengguntingnya sebelum dibuang.

Karena CD portugisku sudah selesai, teh nya sudah habis, maka aku selesaikan posting untuk hari ini ya. Oh ya, ada satu lagu portugis (bossanova) yang lumayan bagus loh, silakan coba didengar (jangan lupa matikan musik di sidebar dulu ya :D)

35 Replies to “Jomblo dan Buang

  1. saya di sini udah mulai numpuk banyak barang baru, kayanya tar kalo mau pulang ke Indo, saya mau ikutan ke second hand market jual barang Mba, hahaha, biar ga dibuang 😀

  2. soal buang cd, kami pun diajari begitu dengan alasan yg sama pula hehehe
    tapi soal jomblo, nah itungan itu bisa bikin perempuan Indonesia jadi ngincar cowo Jepang, mba

  3. untuk pakaian dalam..itu seperti nya nasihat para orang tua juga deh
    kalau dirumah kita juga gak boleh jemur pakaian dalam di luar ..
    harus di dalam rumah,,di tempat yang gak mungkin orang luar liat

    untuk yang mau di buang itu juga harus di sobek sobek,,
    atau di bakar aja sekalian..

  4. hahaha 400.000 anak laki jomblo ya.. yah bener yang mbak imel bilang, kan bisa married ama orang dari negara lain ya… misalnya kai dan riku ntar mungkin tertarik ama cewek2 indonesia… hahaha…

    btw belum pernah denger bosanova portugis. kalo bosanova brazil saya suka mbak.. walaupun gak ngerti kata2nya, tapi rasanya asik aja gitu. huahaha. ntar saya dengerin ah video nya yang portugis… 😀

  5. membuang CD belum pernah..
    klo sudah gak suka, biasanya aku kumpulin trus kasihin ke yang mau
    biar pilih sendiri jika ada yg mereka suka.
    [ini CD yg mana maksudnya mak..? 😛 ]

    klo CD beneran, ya kudu digunting sampe gak berbentuk
    atau klo lagi rajin aku bakar di kebun belakang.

  6. Jadi kalau digabungkan bakal menjadi “Buang Jomblo” dong, Bu? (doh)

    Wah, iya tuh. Di Jepang katanya banyak maniak pakaian dalam perempuan gitu ya, Bu? Kirain digunting biar gak dipake buat melet. Hwehe. 😀

  7. hampir sama saja ya Mbak EM , ttg membuang pakaian dalam ini bagi wanita
    kita memang diajarkan utk menggunting atau membakarnya saja…

    Kai dan Riu….gak sempatlah bakal menjomblo…
    krn sudah banyak yg ngincar duluan ,Mbak EM 🙂
    salam

  8. Bossanova yang Portugis aku suka Summer Samba So Nice 🙂 Yang ngarang juga Marcos Valle, hehehe xD
    Di sana hebat banget ya pembuangan pun sistemnya teratur ampe bisa disearch di website @_@
    Wawww~

  9. Kalo di indo mungkin(mungkin lo yaa) perbandingan cewek lbi banyak. Jadi ntar cowok jepang nikah aja sama cewek indonesia. Hahahaha 😀

    Salut sama jepang, masalah buang sampah pun tertib. Kalo disini mah diuplek jadi satu deh :p
    Cuma sudah lumayan lama, aku buang sampah basah langsung ke tanah taman rumah. Lumayan. Hitung2 jadi kompos 🙂

  10. Hmmm …
    kelebihan cowok 400.000 … waddduuuhhh … seperti apa ya nanti ?

    Mengenai membuang daleman …
    terus terang … di tempat kami … karena (hampir) semua lelaki … daleman kami itu bisa dijadikan lap … hahahah … Apa lagi kaos singlet …

    Kalau CD kami / pakaian dalam wanita … sepertinya langsung dibuang begitu saja …

    (BTW ada ya yang nyuri pakaian dalam wanita ??? … ah bener-bener sakit jiwa itu …)
    (dia tidak tau … isinya itu justru lebih maknyus daripada bungkusnya !!!)(ups)(what did I say ??)

    🙂 🙂 🙂

    salam saya

    • emang bener kok om trainer. saya termasuk korban yang pernah kena colong pakaian dalam sa’jemuran. Kalau ini beda2 tipis antara maniak sakit jiwa ato emang butuhu buat dipake lagi. hiiii, jijay, pakaian dalam bekas kok ya bisa yah dipakai lagi.

  11. Nechan.. soal membuang barang-barang bekas, aku juga gak tegaan. Seringkali barang itu kutumpuk-tumpuk entah untuk berapa lama. Lantas, ketika sudah sangat lama dan merasa sudah tak berguna lagi, aku pun buang.. Tapi, pernah kejadian, ketika barang tersebut benar-benar dibuang, tiba-tiba ada yang mesti aku kerjakan dan mesti menggunakan barang bekas yang sudah terbuang tersebut.. Ampun deh..

    Makanya, aku lumayan ribet kalau soal pertimbangan membuang barang. Akibatnya, ruang belakang sudah mirip pasar loak barang bekas, haha.. 😀

  12. itu masalah negara maju… lelakinya jadi penakut untuk menikah… berbahagialah tinggal di indonesia.. besok anak anak muda di indonesia di eksport ke jepang aja… jadi nanti isinya orang indonesia di mana mana….

    ya kalau tidak orang China, India, ya ketemu orang indonesia…

    Serem juga ada yang ga ada kerjaan mencuri celana dalam… tidak mau nikah malah ngambilin celana dalam aja ya…:)

  13. Seandainya rumah kita adalah negara kecil, maka negara kita kondisinya sama Bu…
    Perbandingan penduduk pria dan wanita adalah 75% : 25%
    Bu eM tau kan, dua anak kita semuanya jagoan.
    Saat ini di negara kecil saya, jomblonya ada 50% 😀
    Yang menikah baru 50% yaitu saya dan istri…

  14. riku dan kai cari perempuan di luar jepang saja hihihi. jadi keluarga mbak imelda akan campur-campur. seru kan? 😀

    kalau soal buang barang, aku juga bermasalah mbak. rumah di jakarta, kueciiil. sepertinya memang harus banyak buang barang deh…

  15. Di Indonesia juga sepertinya makin banyak jomblo 😀
    Kalau daleman (kaos singlet) dijadiin lap.
    Kalau yang perempuan, sama dengan di jepang, disobek-sobek.

  16. Kalau di rumah, membuang baju2 yang masih bisa di pakai biasanya di pak di kardus dan diletakkan di depan rumah. Suka di ambil pemulung/tukang loak. Kalau baju dalem Wajib hukumnya disobek2. Wasiat nenek katanya biar tidak diguna-guna 🙂
    Padahal supaya tidak diambil maniak ya.

    PS: Riku dan Kai baek2 dan ganteng2. bakalan jadi rebutan mbak. siap2 yaah 😀

  17. Saat sangat membahagiakan adalah malam hari mengamati anak2 tidur setelah seharian beraktivitas ya. Selamat bebuang dan memilah barang yang hendak disingkirkan. Salam

  18. Saya kemarinn jomblo selama 2 minggu karena Ipung harus jaga ibunya yang di Cimahi karena adiknya nglencer ke Holand.

    Soal buang2 itu begitu teliti ya di Jepang.
    Kalau di Indonesia, buang ya buang saja tanpa memikirkan apakah sampah bakar, rebus atau goreng…bheeerrrrrr….kadang di selokan atau sungai.
    Kalau sungai atau selokan menjadi mampet dan timbul banjir solusinya sangat gampang yaitu : menuduh pemerintah tak becus ngurus rakyatnya.

    Hal yang saya teliti benar adalah membuang kertas. Ada kertas yang harus saya sobek/gunting sampai sekecl-kecilnya jika saya menganggap itu perlu untuk pengamanan. Misalnya : tagihan telepon yang berisi nomer HP saya, draft2 yang berisi bahan keterangan yang tak boleh diketahui orang lain.

    Soal CD dan BH, hanya satu pertanyaan : berapa sih sizenya ?

    Salam sayank dari Surabaya

  19. iya tuh.. biasanya aku juga bingung bagaimana membuat pakaian dalam.. selama ini main buang aja.. nanti aku gunting2 deh.. gak enak juga kan yak membayangkannya.. hmmm…

  20. Mengenai buang membuang, sama dengan saya, sayang membuang sesuatu. Jadi banyak menimbun, hehehe… Beda dgn Sisi yang hobinya bersih-bersih dan berimbas pada sering membuang. Seringkali barang2 yg masih saya perlukan dibuangnya, hiks…

    Salam

  21. Klo di Indonesia kayaknya masih lebih banyak perempuannya, mungkin suatu saat nanti pria jepang harus nyari pasangannya di Indonesia.

    Tentang dalaman saya atau anak laki, sama seperti Om NH (apalagi singlet) bisa di potong dijadikan lap mislnya lap sepatu sebelu di semir dll

    Kalau dalaman perempuan kebiasaan dari dulu dipotong2 baru dibuang….

  22. Jomblo? nggak apa-apa Imel, nanti Riku dan Kai dapat cewek Indonesia aja….hehehe.
    Urusan buang membuang barang ini, saya juga repot..kadang udah terlanjur dibuang, dicari lagi..apalagi suami dan si sulung suka menyampah, nyaris tak mau buang barang. Jadi saya suka mengalah, lha kalau nggak begitu, rumahku yang kecil bisa penuh sesak.

  23. Aku juga agak kesulitan buang barang, Mbak… sering ragu-ragu juga, apa yang menurutku harus dibuang, ternyata masih disayang-sayang sama Bro… wew…. jadi rumah kami sering terlihat berantakan karena ada barang-barang yang menunggu nasib: mau dibuang ayau disimpan… 🙂

  24. Kalo lagi beres-beres dan sayang membuang barang, maka aku berpikir begini: Lihat, barang-barang ini sudah bertahun-tahun tersimpan tanpa aku sadar ada atau tidak. Lalu mengapa ketika akan membuang menjadi sayang? Padahal selama ini disentuh pun tidak.
    Nah, setelah itu baru deh tega membuang 😀

    Untuk buang pakaian dalam sama persis, BuEm. Gunting dan hancurkan!

  25. Riku dan Kai tak perlu kuatir menjadi Jomblo..di Indonesia masih banyak stok gadis, lho Mbak 😀

    Wah lagi2 kagum dengan cara pengelolaan sampah di sana, sampai2 untuk membuang CD bahkan baju dalampun ada aturannya.

Tinggalkan Balasan ke Emanuel Setio Dewo Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *