Cakwe dan Pears

30 Mar

Kalau membaca judulnya memang tidak ada hubungannya sama sekali 🙂  Cakwe adalah sejenis roti goreng yang sering dipakai untuk bubur ayam. Bahasa Jepangnya chuuka agepan 中華揚げパン tapi sebetulnya namanya dalam kanji adalah 油条 dibaca ヨウティアオ di daerah Cina sana atau secara Jepang dibaca yujou ゆじょう. Dulu, setiap kali aku mau membuat bubur ayam, aku harus pergi ke Ameyoko, sebuah daerah pertokoan bahan-bahan masakan yang banyak pula menjual bahan makanan dari negara selain Jepang. Atau yang lebih dekat di Shin Okubo, daerah yang banyak “dikuasai” pertokoan korea. Secara jarak memang Shin Okubo lebih dekat, tapi terus terang aku belum pernah belanja langsung ke sana. Ada sebuah toko Indonesia di Shin Okubo yang menjual bahan makanan dari Indonesia, tapi aku pesan lewat online, dan dikirim ke rumah. Sayangnya Toko Indonesia ini tidak menjual cakwe, karena cakwe itu asalnya dari China. Paling asyik sih kalau beli di pecinan – China Townnya langsung (di Yokohama).

Karena itu sudah lama aku tidak masak bubur ayam. Solusinya, aku harus belajar membuat cakwe! Lucunya, sejak setahun lalu waktu aku cari resep di mana-mana, ada bahan bernama sodium bicarbonat, haduh musti cari itu di mana di Tokyo? Putus harapan ditambah rasa malas maka proyek membuat cakwe hanya ada di angan-angan. Baru kemarin aku coba lagi mencari resep cakwe yang mudah dan ketemu. Langsung deh aku persiapkan bahan-bahannya. Tentu saja aku tidak begitu berharap akan jadi. Biasanya sih, resep baru untuk pertama kali akan gagal.

bentuknya amburadul!

Ternyata memang benar, entah siapa yang salah, atau bahannya yang memang begitu, adonan cakwe-ku tidak bisa ditekan dengan roller. Boro-boro tekan, nempel semuanya. Akibatnya, aku potong langsung pakai pisau lalu tarik saja dengan tangan…asal panjang. Biarlah bentuknya tidak karuan, aku hanya ingin tahu bagaimana jadinya waktu digoreng. Eeeehhh ternyata rasanya OK punya! Kupikir biarlah bentuknya tidak seragam, toh nanti diiris halus waktu dipakai untuk bubur ayam. Sayangnya aku belum bisa coba buat bubur ayam hari ini, karena hari Jumat, hari pantang makan daging untuk umat katolik.

Tapi kemudian aku pikir, cakwe itu kan kalau baca tulisan kanjinya pun dikatakan sebagai roti goreng. Dulu waktu aku masih anak-anak, mama sering membuat roti goreng yang dilabur gula halus. Duuuh apa namanya ya? Cari punya cari, aku ketemu namanya Oliebollen, dan dari keterangan yang kudapat, oliebollen itu ternyata makanan khas Belanda waktu Tahun Baru! Hmmm kemudian aku cari resepnya dan melihat cara pembuatannya lumayan cukup mudah.

Oliebollen, roti gorengnya orang Belanda!

Sambil menunggu adonan yang diberi ragi itu mengembang, aku mengutak-utik situs pinterest.com. Sudah pernah dengar situs ini? Aku baru saja tahu, dan ternyata situs itu ya situs soc-med juga yang menyediakan space untuk kita meng-pin seperti kita memasang paku payung pada cork board kita. Kita juga boleh memasang paku payung foto-foto dari anggota yang lain. Ya semacam kita mempunyai foto album di situ untuk dipandangi sewaktu kita senggang. Dan sambil melihat foto-foto yang ada, aku membuat beberapa album. Tapi ternyata kegiatan ini membuat aku menangis 🙁

Ya, aku membuat album berisi foto-foto negara dan tempat yang ingin dan sudah aku kunjungi. Jadi teringat tempat-tempat yang aku kunjungi bersama mama 🙁 Langsung deh, sambil menangis mengenang hari-hari menyenangkan bersama mama di negara-negara itu. Ah, kapan-kapan aku ingin mengulang kembali perjalanan itu…. atau lebih baik jangan ya? Ditambah dengan harumnya oliebollen yang kubuat. Adonannya memang agak cair tapi rasanya mirip sekali dengan yang mama buat untuk kami dulu…. 25-30 tahun yang lalu. Tambah mewek deh:( Dan mungkin perasaan sensitif ini sudah dimulai sejak tadi malam, waktu aku mandi. Yaitu waktu aku membuka sabun Pears kesukaan mama 🙁

Salah satu sabun kesayangan mama....

Rasa, sentuhan, ingatan, kenangan bersama orang yang kita kasihi memang selalu lekat dalam kehidupan kita. Aku sengaja tidak “menutup” kenangan-kenangan itu. Karena kupikir  aku tetap harus kuat. Membuka kenangan itu sekarang atau nanti itu sama saja. Menyedihkan, tapi harus dijalani. Hari Senin tanggal 2 April nanti adalah 40 hari Mama dipanggil Tuhan, kembali ke rumah Bapa. Semoga mama berbahagia di sana ya. Doakan kami yang masih berziarah di dunia ini ya ma, seperti kami juga mendoakan mama di surga sana.. Kenangan bersama mama akan selalu kusimpan dalam hati. I love You Ma….