Pasti tahu dong ya apa arti grafitti. Ternyata asal katanya dari bahasa Italia: graffiato yaitu seni mencongkel dari keramik atau dinding untuk menimbulkan kesan tertentu. Dan kata graffiato itu berasal dari bahasa Yunani γράφειν — graphein yang artinya menulis. Dan kalau mendengar graffiti pasti kita membayangkan tulisan-tulisan atau lukisan dengan cat di dinding-dinding atau tangga, tempat-tempat umum. Ada yang berantakan, ada uang keren dan artistik. Dan ntah kenapa aku selalu ingat tulisan Boedoet di tembok-tembok Jakarta 😀
Itu kalau graffiti yang di tembok. Karena sebetulnya aku kalau mendengar kata graffiti selalu teringat celana jeansku yang bermerek graffiti jaman aku masih SMP/SMA. Merek itu sekarang masih ada ngga ya? Maklum aku tidak seperti mas trainer yang bisa beli Levi’s 😀
Tapi kalau soal coret-mencoret baik dengan bolpen/alat tulis atau dengan benda tajam, biasanya juga terjadi dalam lingkungan sekolah kan? Aku tidak yakin (mantan) sekolah kalian bersih dari coretan. Ya di meja, kursi, kusen pintu, pintu, dinding atau…di wc. Dan aku merasa hebat waktu pergi ke SD nya Riku (Mungkin karena masih SD ya?) aku tidak melihat satu pun coretan di meja, pintu ataupun di WC. Bahkan di WC perempuan tertulis begini: “Eits… mau menulis di sini? Rakugaki (mencoret-coret) berarti hatimu sedang “sakit”. Hubungi guru/pembimbing untuk berdiskusi ya”. Hmmm berarti mencoret = bermasalah.
Bagaimana di WC Umum? Ya kadang-kadang aku temukan juga sih coretan-coretan tidak sopan, atau nomor telepon cewek dengan pesan “siapa yang butuh teman, silakan telpon saya”. Kalau di stasiun besar malah lebih banyak disebarkan pamflet kecil sebesar kartu nama dengan foto cewek setengah bugil dan nomor telepon mereka. Di WC perempuan juga ada, tapi memang yang paling banyak di dalam box telepon umum.
Kemarin ada acara televisi yang menarik yaitu tentang sekolah di seluruh dunia. Pesertanya perwakilan dari berbagai negara, dan biasanya dibuat ranking, negara mana yang terbanyak. Pertanyaannya banyak dan salah satunya memang tentang coretan di sekolah… apakah ada atau tidak. Kalau di Jepang coretan di sekolah yang paling banyak adalah ai-ai gasa yaitu gambar payung dengan nama laki-laki dan perempuan berpasangan… yah seperti H love I misalnya….. Meskipun ada negara yang tidak ada coretan (saking kerasnya pendidikan) tapi kebanyakan di seluruh dunia, kenakalan itu SAMA.
Selain coretan, kenakalan atau permainan yang biasa dilakukan dalam kelas adalah :
– mengirim surat kepada cowok/cewek yang ditaksir dengan merelay sampai di tangan ybs. (Hayooo pernah begitu ngga?) Kadang melipat kertasnya menjadi bentuk pesawat dan “menerbangkan” ke ybs.
– mencoret-coret buku pelajaran dengan membuat kumis dan kacamata pada foto manusia yang terdapat dalam buku pelajaran (kayaknya ini di Indonesia juga banyak deh hehehe)
– pocongan/ jelangkung (ternyata banyak loh di negara lain kegiatan yang memanggil “roh” untuk menunjukkan sesuatu, meskipun caranya berbeda. Kalau di Indonesia pakai jangka kan?)
– menemukan cinta pada pandangan pertama di sekolah
Lucu juga melihat acara TV tersebut, karena aku jadinya juga nostalgia kenakalan-kenakalan jaman sekolah dulu. Inget banget meskipun tidak melakukannya sendiri, ada anak laki yang menulis di kertas berselotip misalnya “Aku orang gila” “Colek aku dong” dsb dan menempelkan di punggung temannya. BAHKAN ada temanku benar-benar nakal, dia menempelkan di punggung GURU! ampuuun deh.
Belum lagi main jepret-jepret kertas dengan karet gelang sebagai katapel. Atau yang juga sering dilakukan teman pria adalah menarik tali bh teman perempuannya. Duuuh sakit kan tuh kalau dijepret gitu …tapi memang sih yang jadi korban biasanya anak perempuan tertentu. Satu-satunya kenakalan yang pernah aku lakukan adalah “makan permen di kelas” dan hampir satu kelas sampai dimarahin kepala sekolah …hiks
Tapi kenakalan waktu SMA sudah berubah, karena satu sekolah perempuan semua. Jadi tidak ada tuh yang seperti lirik lagu “Nostalgia SMA” karena satu sekolah kan perempuan semua. Dan kenakalannya lain lagi sihhh hehehe. (Ada beberapa yang sudah aku tulis di Who Am I sih)
Pernah melakukan kenakalan dalam kelas seperti di atas? Atau mungkin kenakalannya ada yang lebih canggih lagi?