Horreee Aku (Bayi) Sehat

8 Mar

Masih ada tidak sih Kontes Bayi Sehat? Pernah lihat kan foto-foto bayi yang dikategorikan bayi sehat? Pasti deh si bayi itu chubby, pipi tembem, tertawa, belum lagi badannya duh berlipat-lipat terutama di bagian lengan, kaki, paha. Untuk bayi, kategori seperti itulah yang dikatakan sehat, tapi tentu tidak jika yang dimaksudkan adalah orang dewasa seperti…. aku! 😀  Papa selalu mengatakan : “Imelda, hati-hati nanti kamu jadi sumber penyakit!

Setelah peringatan 7 harinya Mama selesai, Papa mengeluh sakit kepala, lemas dan kliyengan. Merasa badannya not so well. Papa itu sangat memperhatikan kesehatannya, terutama sejak dioperasi ByPass tahun 1989. Jadi papa memutuskan untuk melakukan medical check up dengan biaya sendiri (katanya daripada tunggu-tunggu izin, maklum pensiunan pertamina jadi harus pakai referensi klinik dulu untuk dirujuk ke RSPP). Apalagi papa ada tawaran pekerjaan ke Tuban pada tanggal 4 Maret sampai dengan tanggal 7 Maret. Nah, dari pemeriksaan menyeluruh diketahui tekanan darah papa mencapai 180, suatu angka yang tinggi (sekali). Oleh dokter papa disarankan untuk istirahat dulu, jangan melakukan pekerjaan jauh. Batal deh aku menemani Papa ke Surabaya dan bertemu Pakdhe Cholik. Kondisi yang wajar bagi seorang yang baru ditinggal mati  kekasihnya.

Seorang  peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center, Harvard Medical School yang bernama  Elizabeth Mostofsky, MPH, ScD, mengatakan bahwa resiko seseorang menderita serangan jantung waktu kematian seseorang yang dicintainya meningkat 21 kali lipat dalam kurun waktu 24 jam setelah mendengar berita kematian tersebut. Resiko itu akan berkurang menjadi 6 kali lipat seminggu sesudahnya, dan kondisi ini berlangsung sampai satu bulan. Jadi apa yang orang katakan dengan “patah hati” memang bisa terjadi sebenarnya. (Diambil dari sini)

Membawa hasil medicak check up itu, papa menyarankan agar aku pun memeriksakan kesehatanku di sini. Mumpung ada orang yang menjaga anak-anak di rumah. Jika di Jepang aku akan ribet mengatur waktunya, meskipun sebenarnya aku bisa membayar murah jika mengambil kesempatan dari pemerintah daerah. Sudah sekitar 4 tahun aku tidak cek up, jadi kupikir memang sebaiknya aku periksakan diri, lengkap, sekaligus menanyakan keluhan-keluhan yang akhir-akhir ini aku rasakan.

Jadi aku pergi ke RSPP pada hari Senin pagi. Mereka mempunya One Stop Medical Check Up, yang menyediakan semua pemeriksaan sekaligus dengan analisanya. Bagi karyawan Pertamina tentu gratis, tapi aku bukan pegawai sehingga harus bayar sendiri. Aku mengambil paket exclusif yang cukup lengkap, mulai dari pemeriksaan darah lengkap, urin dan feses, jantung dengan treadmill dan EKG, USG abnomen, Foto dada, periksa gigi, mata dan THT, plus USG Mamae (pemeriksaan tumor payudara), PAP Smear dan CA 125 (kanker rahim). Mulai jam 8 pagi selesainya jam 1:30 siang, termasuk makan siang. Tapi karena periksanya di situ-situ saja tidak mengesalkan atau makan waktu. Kebetulan pasien yang mau diperiksa juga sedikit, sehingga tidak perlu “antri” menunggu giliran.

Hasilnya segala ketakutanku  akan gula darah, asam urat, ginjal, jantung, dan kolesterol hilang semua, karena ternyata aku SEHAT! (kecuali kelebihan berat badan :D) Semua angka-angka dalam kategori normal, kecuali HBku yang rendah, karena aku memang pengidap Thalasemia. Yeahhhh senang sekali! Dan kesenanganku itu aku rayakan hari ini berdua Tina dengan makan sate padang! hahaha…. Tidak  merayakan sih sebetulnya, hanya numpang mampir, sekaligus mencari souvenir di Pasaraya Blok M, jadi deh makan Mak Sukur di Food Courtnya 😀

Terus terang aku memang takut ke dokter, takut diperiksa, takut juga jika ditemukan hal-hal yang negatif dalam kesehatanku. Tapi memang benar mencegah lebih baik daripada mengobati, jadi meskipun mahal aku paksakan diri untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan ini. Kalau pegawai kantor di Jepang, biasanya ada pemeriksaan rutin setiap tahun, tapi tidak demikian halnya untuk ibu rumah tangga. Ibu rt harus mengikuti pemeriksaan sendiri, dan memang butuh budget extra. Tapi sekali lagi, lebih baik mencegah atau mengetahui lebih dini  daripada semuanya sudah terlambat bukan?

Kapan teman-teman terakhir memeriksakan kesehatannya? Aku berdoa semoga teman-teman semua sehat-sehat dan tidak menderita satu penyakit apapun.