Jika dalam agama Islam, setelah anggota keluarga meninggal, biasanya ada tahlilan, maka dalam agama Katolik ada Misa Arwah. Sedangkan sebutan untuk agama Kristen Protestan adalah Malam Penghiburan. Menghibur siapa? Ya menghibur yang ditinggalkan oleh yang mati 🙂 Misa Arwah 7 hari mama sudah dilaksanakan pada hari Rabu tgl 29 Februari lalu, dan selanjutnya adalah Misa Arwah 40 hari, yang jatuh pada tanggal 1 April dan sudah pasti tidak bisa kami hadiri.
Ni: hi mba… tgl.3/3 kan ada launching bukunya Mas Gong di senayan, mo pergi tak? elok tak pergi2 saat berkabung gini yah?
me: mauuuuuuuuuu
Jadi begitulah, hari Sabtu kemarin aku janjian dengan DM dan temannya pergi bersama ke Istora Senayan dan rencananya di situ akan bertemu Nique. Eh tau-tau Niquenya tidak jadi datang. Jadi aku dong yang bertugas mendapatkan tanda tangan Mas Gola Gong sekaligus untuk Nique.
Kebetulan memang ada acara talk show khusus untuk bukunya Gola Gong yang terbaru TE WE (Travel Writer), sehingga banyak pengunjung fansnya Gola Gong berkumpul di sana. Senang juga bisa bertemu Mbak Tias dengan anak-anak serta anak-anak Rumah Dunia. Konon mereka berangkat ber-60 orang naik bus sewaan dari Serang. Acara itu mereka namakan wisata buku. Dalam talkshow juga ada acara memperebutkan tiket pp Jakarta-Bali + hotel 3 hari. Pesertanya harus membawa backpack dan menceritakan tentang backpacknya. Lucu-lucu deh penampilan mereka. Aku sih meskipun bawa ransel tidak mau ikutan, soalnya ranselku itu lebih banyak dipakai sebagai tas seret 😀
Aku memang sudah lama tidak pergi ke pameran buku. Dulu waktu kami kecil, sering diajak papa ke pameran buku IKAPI, tapi aku tak ingat kapan terakhir aku ke pameran buku, Nah weekend kemarin itu kebetulan memang ada pameran buku Kompas Gramedia Fair di Istora, jadi lumayan banyak juga deh stand-stand bukunya. Jadi selain buku Mas Gong tentu saja aku mborong buku deh termasuk bukunya Ayu Utami terbaru “Kisah Cinta Enrico” (Pas aku beli, Mbak Dik Ayu Utami nya lagi talkshow di panggung sebelah). Sayang aku buru-buru jadi tidak bisa menunggu acara selesai dan minta tanda tangan Mbak Ayu nya. Nah dalam perjalanan pulang ke rumah itulah aku mendapatkan sebuah pesan BBM dari sahabatku Ira Wibowo:
I know u r probably still mourning… but I’m gonna ask u anyway… siapa tau bisa menjadi semacam penghiburan bwt kamu… aku ada tiket java jazz utk h mgg…kebetulan KLa jg akan tampil jazzy…r u interested? Or is it too soon…
Aduh aku senaaaang sekali. Selama ini, sejak aku menjadi announcer di Radio, aku tahu dan sering menyiarkan bahwa JavaJazz diadakan di Jakarta, dan SELALU awal Maret! Aku tidak pernah menemukan waktu yang pas untuk bisa pergi. Pernah 2-3 kali aku mudik pas diadakan Java Jazz itu, tapi selalu ada saja acara lainnya. Apalagi aku sebetulnya “pengecut” tidak berani pergi sendiri menonton musik live. Selain konser Katon, aku belum pernah menonton konser yang lain. JADI aku amat sangat senang. Tapi yang menjadi kendala apakah aku keburu perginya. Karena Minggu pagi itu kami sekeluarga berencana untuk pergi ke tempat mama di Oasis Lestari. Mau menjenguk mama di apartemennya yang baru A5E 🙂 *** Abu mama kami semayamkan di Kolumbarium Oasis***
<br></br>
Untunglah dengan berbagai penyesuaian aku bisa pas tepat datang bergabung dengan Ira dan Katon berangkat dari rumahnya ke Kemayoran, venue pelaksanaan Java Jazz di Jakarta International Expo. Dan terus terang selain ini adalah kunjunganku yang pertama ke Java Jazz, juga pertama kalinya pergi ke JIExpo! Udik yah 😀
Hujan deras menghadang perjalanan kita, tapi untung saja begitu kami sampai di Kemayoran hanya tinggal rintik-rintik saja. Aku dengan anak Ira langsung menonton pertunjukan Tompi, Glenn dan Sandhy Sondoro (Trio Lestari), sementara Ira menemani Katon bersiap-siap. Wahhh hebat deh pertunjukan mereka…aku jadi tahu lagu Menghujam jantungku :D. Cumaaaaa ya gitu deh, aku juga mau tak mau menonton orang pacaran 😀 Duh dulu aku pacaran ngga pernah ke pertunjukan live music sih, padahal sebetulnya seru juga ya, bergoyang dan bernyanyi bersama menikmati lagu yang disukai bersama. NAH intinya kan lagunya (penyanyinya) musti disukai bersama….. Kalau yang satu tidak suka ya susah deh 😀 Tapi tetap saja kayaknya aku tidak bisa deh pacaran sambil pelukan dan ciuman ditonton orang-orang (alahh oldefo a.k.a ketinggalan jaman sih kamu mel hahaha bilang aja ngiri 😀 )
Well, pengalaman berdiri lama begitu pegel bo… Ngga bisa minum pula. Untung kondisi badanku masih cukup fit, karena aku cenderung pusing berada di antara orang banyak. Kayaknya sih belum tentu aku mau nonton lagi musik live deh 😀 Menurutku menikmati musik sebaiknya sambil duduk tenang 😀 (Jadi ingat pertama kali nonton resital piano di Erasmus Huis dengan mama dan papa) Jadi begitu pertunjukan selesai, senangnya aku bisa keluar dari ruangan Hall B2, menuju Hall B1 tempat pertunjukan KL a project. Nah kalau di tempat pertunjukan KLa masih banyak space untuk berselonjor di bawah karena sepertinya spacenya lebih luas. But aku menikmati nonton sambil berdiri, apalagi waktu itu memang lagu-lagunya diaransemen jazzy dengan kehadiran saxophonist dan bassist. Aku sempat mengambil video clip dengan kamera canonku… tapi oleh suatu kecelakaan terhapus semuanya oleh Riku (kamu musti liat betapa dia menyesal telah salah menghapus, apalagi waktu dia tahu itu om Katonnya yang sedang show… nangis tergugugugu. Dan aku… cukup heran karena aku sama sekali tidak ada perasaan marah! Well its an accident anyway). Oh ya dan mungkin karena cukup sering bertemu Ira jadi tidak mengambil foto bersamanya… (bukan hoax loh heheh)
Selesai acaranya KLa, akupun langsung pulang naik taxi, sementara Ira dan anak-anak masih menonton pertunjukan yang lain. Ada sih Stevie Wonder, tapi aku ngeri ngebayangin penuhnya dan pasti akan sampai larut malam, jadi lebih baik aku pulang sementara hari masih muda (berapa tahun ya mudanya hehehe). Well dua hari weekend berturut-turut aku dihibur dengan buku dan musik. Dan aku merasa senang sekali mempunyai sahabat-sahabat yang begitu memperdulikanku. Beribu terima kasih …