“Mama kenapa itu perut mama? ” kata Kai sambil menunjuk jahitan bekas operasi di perutku.
Kami berdua sedang tidur-tiduran di tempat tidur. Capek setelah bekerja, dan kadang aku bermain dengan mengangkat Kai dengan kakiku sehingga dia bisa bermain “kapal terbang”. Tapi sekarang dia juga mulai berat sehingga bermain begitu bisa menimbulkan sakit punggung.
“Ini? Kai keluar dari sini loh!
“Heh??? ”
“Iya. Kai masih sekecil ini. Kai sudah mau cepat-cepat lahir, padahal belum waktunya. Jadi dokter keluarin Kai dari perut mama lewat sini. Dokter gunting perut mama, dan ambil Kai. ”
“Hiii sakit kan?”
“Waktu digunting ngga sakit karena dokter suntik obat supaya mama bisa tidur. Waktu mama bangun ya sakit sedikit (banyak sih sebetulnya), tapi bisa ketemu Kai. Mama senang sekali bertemu Kai.”
“Honto? Kai juga senang ketemu mama” dan dia memelukku.
“Iya Kai… mama juga sayang Kai. Kai keciiiil sekali waktu itu. Sekarang sudah besar. Kai musti tinggal di RS selama 1 bulan”
……dan dengan terpaksa (karena masih mau leyeh-leyeh) aku bangun mengajak Kai melihat foto-foto waktu dia lahir.
Lahir prematur membuatku sedikit risau tentang kesehatannya, tapi syukur pada Tuhan bahwa sampai hari ini Kai tidak pernah sakit berat. Dan tidak pernah minum obat. Dia paling susah untuk diberi obat, karena tahu rasanya beda.
Meskipun tidak dapat ASI (karena tidak keluar), daya tahan tubuhnya kuat dan cukup gemuk untuk usianya.
Setelah usia 1 tahun juga mesti setiap hari ke Penitipan Himawari, karena mama bekerja setiap hari Kamis dan Jumat. Berlainan dengan kakaknya, Kai cukup senang pergi ke penitipan setiap harinya, sehingga memudahkan aku yang mengantarnya.
Ulang tahun ke dua, ke tiga dilalui dan hari ini Kai berulang tahun yang ke 4. Dan untuk ulang tahun kali ini dia minta dibuatkan kue berbentuk mobil patroli polisi. Karena udara panas setiap hari, aku malas sekali membuat kue. Tapi rasanya kasihan juga jika bangun pagi di hari ulang tahunnya lalu tidak ada “kejutan”. Jadi deh aku buat kue sejak pukul 6 pagi dan selesai pukul 8 pagi, termasuk membeli whipping cream dan coklat-coklat untuk hiasan. Sepanjang pagi dia bernyanyi terus “Happy birthday Kai… Happy Birthday Kai…” geli rasanya mendengarnya.
Happy Birthday dear Kai,
Tadinya mama anggap kamu berbeda dengan mama. Lebih mirip ke papa, tapi ternyata mama semakin melihat “ketelitian” dan “kecerewetan” kamu mendekati mama. Mama senang setiap Kai membantu mama menyediakan sumpit dan piring-piring. Atau membuang sampah dan mematikan semua lampu/listrik yang terpakai, padahal bukan Kai yang pakai listriknya. Mama juga senang setiap kamu mengatakan, “Ayo mama cepat! Nanti terlambat loh”, atau langsung mematikan TV begitu mama bilang “Ayo pergi!” atau “Ayo bobo”. Bahkan dengan “kurang ajar”nya kamu selalu memarahi Riku yang belum sikat gigi, atau nonton TV terus, atau belum mandi 😀 Duuuh Kai, kamu itu benar cerewet, tapi mama tahu kamu meniru mama, dan ingin juga turut berperan dalam kehidupan keluarga deMiyashita. Mama mengucapkan terima kasih. Dan satu lagi…. meskipun kamu sekarang sudah tidak mau mencium mama, dan tidak mau dicium mama (apalagi di tempat umum), mama tetap sayang kamu…. sampai kapanpun. Muach…muach ….. muach….