Tadi pagi waktu kubuka akun Facebookku, aku bisa melihat ada kumpulan foto-foto saudara-saudara kami dalam sebuah pesta di Belanda. Dengan foto itu aku mengenali beberapa om yang pernah kutemui. Well, mereka sudah bertambah tua, tentu saja. Tapi yang menjadi primadona adalah oma Dorothea, adik perempuan dari alm. Opa dari papa, yang menjadi 90 tahun pada January 2010 (sekarang 91 tahun). Pesta itu untuknya, seorang oma yang cukup kukenal baik karena pernah beberapa kali bertemu dan bercakap-cakap di telepon. (Dia masih mahir berbahasa Makassar, sayangnya aku yang tidak bisa :D, sepertinya aku harus belajar bahasa Makassar nih)
Kebetulan kemarin malam, dalam pelajaran Bahasa Indonesia kami membicarakan tentang umur. Usia rata-rata orang Jepang sekarang 82,6 tahun, tertua di dunia. Tapi aku cukup kaget membaca di wikipedia bahasa Jepang tentang Jumyou 寿命 bahwa negara jiran Singapura termasuk dalam 17 negara yang usia rata-rata mencapai 80 tahun lebih. Wah! (Kesejahteraan dan kesehatan kan membuat mereka panjang umur) Indonesia? cukup 70,7 tahun saja. (lihat daftarnya di sini. ups maaf bahasa Jepang :D)
Satu lagi informasi yang kudapat dari wikipedia itu adalah, selama ada pencatatan (diketahui pasti tanggal lahirnya, bukan yang tidak pasti seperti pernah mbak Monda tulis di sini) adalah seorang Perancis bernama Jeanne Louise Calment hidup sampai berusia 122 tahun.
Kalau kita mengucapkan selamat ulang tahun pada seseorang, pasti kita mengatakan atau menyanyikan “Panjang Umurnya…”. Tapi sebetulnya mau sepanjang apakah umur kita? Tentu saja kita tidak bisa tahu, karena panjang tidaknya umur kita adalah wewenang Tuhan. Tapi benarkah kita ingin umur panjang?
Nah, kemarin itu ada seorang muridku yang berusia 60 tahun, akan mendirikan perusahaan di Indonesia, dan dia masih terlihat muda. Hobinya? naik gunung. Dan katanya dia memang tidak banyak mengasup kalori. Katanya kalori itu membuat pendek umur, jadi sebaiknya jangan mengasup kalori terlalu banyak, cukup sepertiganya saja. Dan menurutnya ada sebuah obat umur panjang yang dijual. Namanya Resveratrol, dijual di Amerika seharga 2000 yen (entah dapat berapa biji). Katanya dengan minum obat itu, penuaan akan terhenti, dan kita dapat hidup sampai 100 tahun (tentu saja diluar faktor kecelakaan dsb).
Di situ aku langsung berkata, “Hmmm aku tidak tahu apakah aku mau membeli obat itu. Untuk 2000 yen mungkin murah, dan orang akan berusaha membelinya. Tapi…. kalau aku bisa umur panjang, so what? Apa yang aku bisa kerjakan di usia 100 tahun. Pasti tidak bisa seflexibel waktu muda kan? Pikun? Tidak bisa berjalan? Tidak bisa mencari uang pastinya. Mending 2000 yen nya ditabung untuk anak-anak saja”. (Eh tapi kalau orang kaya sampai uang berlebih mungkin beli satu pabrik yah 😀 )
Mati dan hidup lanjut memang rahasia Tuhan. Sebagai orang beragama tentu kita harus mengisi hidup kita dengan kebaikan. Semua agama pasti menyarankan begitu. Tapi kalau kita juga mau berandai-andai, sebetulnya (kalau bisa) kita mau hidup sampai umur berapa sih? Terus terang aku melihat foto Oma Dorothea itu, aku tak yakin aku bisa sampai 90 tahun dengan begitu sehat dan RIANG. Dan setelah kupikir-pikir aku mau hidup sampai usia berapa? Tetap aku tak bisa menjawabnya. Tapi yang pasti aku tidak mau membeli obat umur panjang :D. Kamu bagaimana?
***************
Karena aku mau memasang fotonya di sini, aku mau meminta ijinnya. Sudah lama juga aku tidak meneleponnya, lebih dari dua tahun. Ya terakhir aku meneleponnya pada hari Ulang tahunnya yang ke 89! Padahal dia sekarang berusia 91 tahun. Kesempatan bagus, setelah aku mencari tahu waktu di Belanda masih pukul 11 pagi.
Oma Do sangat senang begitu aku menyapanya, dan tentu dia masih ingat aku. Sebetulnya waktu gempa di Tohoku, dia ingin meneleponku, tapi karena tidak tahu jadi menelepon papa di Jakarta. Kami berbicara cukup lama sekitar 30 menit, bercerita tentang masa lalu, sejarah keluarga kami, sambil aku juga bertanya apa kegiatan dia. Dulu dia tinggal bersama anak perempuannya, tapi karena anak perempuannya pindah, dia tinggal sendiri. Dia mengakui bahwa pada malam hari dia sering kesepian sendiri.
Karena umurnya sudah lebih dari 90, dia memberikan mobilnya pada anaknya dan tidak menyetir lagi. Dia bilang, “Aduh melda, aku seperti kehilangan pacar. Mobil itu pacarku. Saya kan tidak bisa minta antar-antar terus pada anak-anakku. Jadi sekarang tidak bisa bebas pergi”
Sepi sendiri, tapi Oma Do masih tetap ceria, bahkan sempat menasehatiku untuk melihat semuanya dari sisi positif. Tapi waktu aku mau menutup percakapan kami, aku tetap berusaha berbicara ceria, dan sempat mendengar suaranya bergetar di kata “Daag ” yang terakhir 🙁
Waktu kulihat tarif telepon dari Jepang ke Belanda selama 30 menit hanya 250 yen! Ah, aku harus sering-sering menelepon ke sana juga.
So, aku pasang foto omaku tersayang, Oma Do, 91 tahun yang sekarang tinggal di Amersfoort, Belanda.
Dan dia sempat bertanya, “Kenapa kamu harus tanya dan minta ijin segala imelda?”
“Well, orang Jepang memang harus tanya dulu, terutama jika akan dipublikasikan”
“Ooooh, karena takut disalahgunakan di internet ya?”
“Iya oma….”
“Tapi kamu pilih foto Oma yang bagus ya”
“Tentu!”
12 Juni 2012 Oma Do berkunjung ke Jakarta menemui papaku, dan adik-adikku… Ah sayang sekali waktunya tidak pas dengan waktu mudikku sehingga aku tak bisa bertemu. I really want to hug you Oma……
saya terharu, dan ga bisa nahan air mata
karena jadi ingat seorang nenek, nek iting, begitu saya memanggilnya,
yang meninggal selang 1thn kami meninggalkannya karena pindah ke jkt,
memang sih, pada waktu keberangkatan kami ke jakarta,
sudah sering dia berkata, kalau umurnya tidak akan panjang tanpa kami di sisinya
padahal saya sempat bilang, tunggulah setidaknya sampai saya bekerja, dan saya akan menjemputnya, tapi dia tidak bisa menunggu
hidup sampai tua, tanpa orang2 terkasih, sungguh menyengsarakan sepertinya
sehingga nek iting tak mampu menunggu 🙁 hiks …
I missed her so much now 🙁
Wow, Oma Do sudah 91 masih bisa berdansa ya. Hebat.
Simbah saya tahun ini ulang tahun ke 85, sudah sakit-sakitan dari tahun lalu. Masih bisa ngapa-ngapain sendiri sih, tapi ya kami sebagai cucunya khawatir juga kalo kecapean.
Hhi, itu Oma Do masih pake sepatu dan terlihat rapi ya Mbak..
Waah..anugerah yang luar biasa. Seperti Bapakku, tahun ini beliau berusia 91 tahun. Sayangnya beliau mulai sakit2an, Mbak. Tidak seperti oma Do.
Benar kata Mbak Imelda, seberapa lama kita hidup yg terpenting adalah bagaimana kita menjalaninya.
Berapa lama saya ingin hidup?? Hm..kalau boleh..saya ingin hidup sampai anak-anak saya mapan dan mandiri. Amin
selamat ulang tahun untuk oma Do..
nenek saya juga umurnya hampir mencapai 90 tahun juga.
Oma masih terlihat muda, tak banyak kerut di wajahnya, posturnya masih oke dan ingatan dan panca ndranya juga baik ya,
selamat buat Oma …dan masih berani tinggal sendiri…
wah hebat ya omanya, usianya udah 91 tahun tapi masih sehat dan mandiri lagi ya :O
saya juga gg mau hidup terlalu lama ah, makin lama hidup takutnya makin banyak dosa hhehhe
pengen panjang umur pastinya… tapi dengan catatan dalam kondisi sehat dan bahagia. hehehe.
Saya pengen panjang umur tanpa membeli obat panjang umur. Biarlah berumur panjang sebagai anugerah. Tetap sehat dan mandiri di usia sepuh adalaha anugerah yang tak ternilai. Salut juga liat Oma Do.
Menelepon sljj di Jepang kayaknya murah juga. Coba kalo dibandingkan dengan tarif yang dipatok operator telepon di Indonesia.
*btw, kalo murid Mba Imelda mau bikin perusahaan di indonesia itu butuh tukang bangunan saya siap membantu, 🙂
Salam buat Oma Do ya Mbak Imel.
Aku juga ngga mau minum obat panjang umur. Aku juga ngga tahu seberapa lama lagi hidup. Aku ingin menikmati dan mensyukuri setiap saat sisa hidupku.Tapi kalau boleh memohon pada Tuhan, aku ingin melihat anakku mandiri dahulu dan bekeluarga dan berguna bagi orang lain sebelum berpulang
Oma Do,
Di usia 91 masih terlihat muda, energik, tidak pikun, apalagi berkurang pendengarannya. Wah, musti diposting rahasanya, mbak. Bagaimana kami bisa seperti itu kelak.
Jujur saja, menjadi tua (di atas 80 thn) adalah salah satu kekhawatiranku. Betapa di usia itu aku akan menjadi tak banyak berguna bagi orang lain sehingga (mungkin) uring-uringan dan menjadi menyebalkan bagi anak cucu. Aduuuuhhhh….
bener ya mbak. Dibagi rahasianya.
Wah.
Oma sudah 91 tahun tapi masih kuat ya.
Duh benar lho mbak, kita tak pernah tahu kapan umur kita berakhir. Waktu muda didoakan agar panjang umur, tapi begitu sudah tua, mungkin sudah capek juga kan….
Hebat ya Oma Do, di usia 91 tahun masih sesehat itu. Ibu saya wafat pada usia 94 tahun, tapi sejak usia 90 tahun beliau sudah tidak bisa banyak beraktivitas, lebih banyak berbaring di tempat tidur saja. Sedih melihatnya …
Saya tak ingin hidup sampai terlalu tua Mbak. Takutnya kalau terlalu tua dan tidak bisa apa-apa lagi, akan merepotkan orang lain. Penginnya sih hidup bermanfaat, dan kembali kepada Tuhan dengan mudah, tanpa menyulitkan siapapun. Semoga dikabulkan Tuhan. Amiin …
saya punya nenek yang tahun depan akan berulang tahun ke 100, tidak pikun, tidak tuli dan tidak berkacamata, masih kuat jalan-jalan pagi sendiri, padahal beliau punya 13 anak termasuk papahku, tiap ditanya rahasianya apa, gak punya rahasia yang penting makan yang sehat dan teratur, banyak istirahat, selalu percaya akan Tuhan….Sayang sekarang beliau sekarang sedang sakit karena jatuh…capat sembuh Popoh….
Salam kenal….
it’s a blessing…umur udah banyak tapi tetep sehat. Jadi inget waktu papa ultah trus saya bilang “moga2 panjang umur”, sama papa langsung diralat “jangan doain panjang umur, tapi doain papa sehat jasmani & rohani…buat apa umur panjang tapi sakit2an, pikun & nyusahin semua orang”, hihihihihihhi….ya bener juga sih.
anyway…selamat ultah buat oma do ya…
foto yang terakhir memang bagus, mbak 🙂 wuah, omanya mbak imel mmg awet muda.
aku jadi bertanya2 pd diri sendiri Mbak EM.
apakah umurku akan sampai sekian seperti Oma Do?
apakah aku masih akan seceria dan semangat seperti Oma Do ketika nanti sudah sangat tua?
tentunya semua itu bisa dijawab sendiri ya Mbak EM,
mungkin dgn gaya hidup sehat dan hati yg bersih juga selalu bahagia seperti Oma Do, umur kita2 juga bisa sepanjang umur Oma Do 🙂
salam
Wow…Oma Do terlihat muda daripada usianya mba EM, bahkan tinggal sendiri, hebat sekali ya.
Sama jg sih mba dg komentar2 sebelumnya, saya tidak tahu ingin hidup hingga usia berapa, tapi yang penting sehat dan tidak menyusahkan orang lain..
Selamat ulang tahun Oma Do, sehat dan kecantikannya masih terlihat.
Kalau di orang Batak, orang dengan usia seperti Oma Do, ada yang namanya acara saur matua, jadi saat beliau dipanggil Yang Kuasa, tidak ada lagi beban di dunia.
aiii…90 tahun ya mbak, seumuran dengan kakekku dimakassar mungkin kakekku lebih mudah 2-3 tahun. kalau ditanya mo beli obat untuk panjang umur? aku ndak mau ah…kok rasanya jadi menyalahi takdir tuhan ya :d
mo belajar bahasa makassar? sama aku aja 😀
Selamat ulang tahun Oma Do…sehat terus ya 😉
Happy birthday buat Oma 🙂 beliau masih terlihat muda dan segar di usia 90 tahun!
ah mobil udah kayak pacar ya hehehe, mungkinkah aku akan begitu nanti ya? 😀
90 tahun masih tampak segar begitu?! Weh, bagaimana pola hidupnya…
Waktu bicara di telpon Jepang-Belanda, pakai bahasa apa?
Waktu aku masih tinggal di Medan, ada adik nenek dari Bapak yang usianya sudah 112. Tinggalnya di Perbaungan. Saat itu aku masih kecil. Belum lagi 5 tahun. Foto-fotonya masih ada sampai sekarang. Tapi tentu saja sekarang si nenek sudah meninggal (lha si bocah kecil itu aja udah 36 taon 😀 ). Setelah si bocah kecil itu dewasa baru kepikir: kok bisa ada yang orang hidup sampai di atas 100 tahun.
baca ini aku jadi ingat cerita seseorang. dia kalau ulang tahun nggak suka dikasih ucapan: “semoga panjang umur.” dia biasanya menjawab, “aku mau umur yang secukupnya saja.” hehe..