Kunjungan ke rumah. Bahasa Jepangnya Katei Houmon 家庭訪問。 Oleh siapa? Ya tentu oleh Guru wali kelasnya, abis siapa lagi yah hehehe. Jadi di TK atau SD tertentu di Jepang masih ada sekolah yang memberlakukan Katei Houmon ini. Biasanya dilakukan sampai dengan akhir April, dengan perjanjian sebelumnya akan mengunjungi hari apa dan jam berapa. Waktunya hanya 5-10 menit saja.
Tujuan home visit ini untuk:
1. Mengetahui letak rumah murid sebenarnya.
2. Mengetahui (membaca) kondisi rumah tangga si murid.
3. Mengetahui (membaca) apakah ada permasalahan dalam keluarga si murid.
4. Menyampaikan perkembangan murid kepada orang tua.
5. Menjawab keraguan orang tua murid tentang perkembangan kelas dan tujuan pengajaran masing-masing tingkat kelas.
6. Mengecek keselamatan rute perjalanan ke sekolah.
Jadi barusan nih jam 13:40-13:50 gurunya Kai dua orang datang ke rumahku. Natsuko sensei (guru utama) dan Yachiyo sensei (guru pembantu) . Yang lucunya Natsuko sensei ini sebetulnya tahun lalu tinggal (orang tuanya) tinggal di lantai 2 apartemenku, jadi sebelum Kai masuk TK itu sudah sering bersapa-sapa terutama di parkiran sepeda. Tapi waktu itu aku tidak tahu namanya jadi cuma hafal muka saja. Jadi tadi waktu Natsuko sensei datang, dia langsung berkata, “Miyashita san, saya kan dulu di lantai 2 tinggalnya”….
Lalu Natsuko sensei menyampaikan perkembangan Kai selama bersekolah 2 minggu di TK. Ternyata Kai amat detil jika melakukan pewarnaan atau gunting menggunting. Sangat berkonsentrasi dan detil sekali dibanding dengan teman-temannya. Sampai Natsuko sensei bertanya apakah di rumah Kai sering melakukan prakarya? Hmmm sebetulnya sih tidak, tapi di tempat penitipan memang diajarkan membuat macam-macam, dan Kai sejak kecil belum 2 tahun sudah bisa menggambar mata, hidung, mulut pada tempatnya. Pewarnaan memang lebih rapih, berusaha tidak keluar garis (lain dengan Riku yang lebih bebas berkreasi). Dari situ saja kelihatan ya sifat-sifat masing-masing.
Selama 2 minggu sekolah, baru kemarin Kai menangis waktu aku tinggal di pintu masuk sekolah (sampai diantar masuk kelas oleh ibu kepseknya). Kupikir dia baru “sadar” akan kerutinan yang harus dia jalankan. Tapi tadi pagi tidak menangis, meskipun memang setiap hari sebelum berangkat ke TK dia akan mengatakan, “Aku kangen mama”. Kai lebih bisa dibujuk untuk tetap ke TK, dengan menjanjikan main ke taman atau pergi belanja sama-sama, atau bermain game “hidden object” di komputerku.
Menurut Natsuko sensei, selama ini Kai juga hanya menangis satu kali di dalam kelas, yaitu waktu Kai bingung harus bagaimana setelah melakukan satu tugas. Kai memang suka sebel kalau dirinya tidak bisa sesuatu, jadi itu kupikir nangis desperate nangis kesal (persis Riku dan mamanya hahaha)
Sebelum pulang, ke dua guru ini aku suguhi pisang goreng dan teh melati. Dulu waktu Riku aku tidak menyuguhi apa-apa, tapi kali ini kupikir, aku sudah biasa menghadapi guru-guru itu dan kebetulan ada waktu jadi aku goreng pisang saja. Pisang goreng itu pasti cocok deh untuk lidah orang Jepang. Mudah (dan murah) juga membuatnya kan?
Sepuluh menit itu cepat sekali berlalu, tapi untuk sepuluh menit itu aku sudah susah payah hampir 2 minggu untuk membereskan rumah hihihi (hiperbolis). Soalnya pas pergantian musim jadi barang-barang musim dingin seperti heater dan baju-baju harus disimpan, belum lagi mainannya anak-anak yang tiap hari berserakan di lantai. Lumayan deh sekarang rumahku(baca kandang kelinci) sudah bisa menerima tamu nih. Siapa yang mau datang? Mumpung masih bersih dan aku belum ngajar hihihihi.