Ulang Tahun Bersama

16 Jan

Selama aku berada di Indonesia 24 tahun sejak lahir, belum pernah mengetahui ada orang yang berulang tahun bersamaan denganku.  Tapi sejak datang ke Jepang, aku mengetahui bahwa ada beberapa orang yang bersamaan dengan aku “bertambah umurnya”. Pastor Bambang Rudianto SJ,  seorang murid ibu-ibu  yang direktur perusahaan Jepang di Indonesia, seorang mantan mahasiswa Senshu University, dan….. mantan pacar, alias suamiku Gen Miyashita. Karena Gen mempunyai saudara kembar, jadi kami bertiga dalam keluarga Miyashita merayakan ulang tahun bersama.

Dari beberapa teman di FB menanyakan “Kok bisa sih suami istri ulang tahun bersamaan?”… Yah, aku juga tidak tahu, mungkin itu yang disebut jodoh kali ya? hehehe. Pertanyaan lain, “Dapat hadiah apa dari husband?” Nah, kalau ini aku bisa jawab. Waktu pacaran dan awal-awal pernikahan, kami masih saling memberikan kado ulang tahun. Tapi lama-lama memberi kado itu seperti “tukeran kado” saja, padahal sumber keuangannya sama…hehehe. Jadi kami sudah lama menghentikan kebiasaan saling memberi kado.

Tahun ini, ulang tahun kami jatuh pada hari Jumat, dan hari Sabtu dan Minggunya di Jepang diadakan ujian pusat atau center-shiken yang mungkin bisa disamakan dengan Sipenmaru (jadul yah hihihi) atau UMPTN/ SPMB dll deh. Karena universitas tempat suamiku bekerja dipakai juga sebagai lokasi ujian, maka mulai malam sebelum ujian Gen harus menginap di dekat kampus. Kami hanya bisa merayakan ulang tahun bersama pada waktu makan pagi saja, sebelum Riku ke sekolah dan Gen ke kantor. Dan fotonya aku sudah pasang di posting sebelum ini. (Kuenya aku yang buat loh, berbentuk hati dua tumpuk hihihi)

Mumpung suamiku menginap di kantor, aku kan kesepian tuh…. (alasan aja sih), jadi sudah dari sebelum Natal aku mengajak Ekawati Sudjono yang sedang belajar di Tsukuba dan Narpen dari Toyohashi untuk menginap di rumah untuk menemani aku. Jadi deh “Pesta ultah ala Indonesia”  bersama teman-teman selama 2 hari.

Jumat dimeriahkan dengan kehadiran Eka, dan dua ibu yang tinggal di Tokyo, Whita Hikaru dan Nesta Iijima. Pertemuan dengan Whita sudah yang ke 3 kalinya tapi aku baru pertama kali bertemu dengan Nesta, yang “mengaku” TE Reader waktu berkenalan denganku. Terima kasih ya Nesta sudah mau membaca TE.  Seputar meja makan kami menikmati Mie Bakso Pangsit Goreng, Ikan Rica-rica, Ayam Bakar Padang, kroket, Macaroni Schotel… dan memotong kue ultahnya. Karena ibu-ibu tentu saja percakapan tidak jauh mengenai kehidupan di Jepang dan cara-cara berhemat :D.

Formasi Jumat bersama Nesta, Whita dan Eka

Sabtu pagi aku dibangunkan dengan dering email dari Narpen yang menanyakan arah jalan ke rumahku dari Shinjuku. Sambil menunggu kedatangan Narpen aku membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan Mie Bakso untuk Narpen. Tadinya sih ingin tidur kedua, tapi karena anak-anak sudah bangun, terpaksa deh menyiapkan sarapan untuk mereka, Omuraisu. Dan bablas terus membuat Sayur Lodeh, Tahu Isi, Lumpia dan Pangsit.

kopdar blogger, Fety dan aku

Kemudian terjadilah kopdar blogger di rumahku, dengan kehadiran Fety yang biasa menulis di Fety Sebuah Cerita tentang Kehidupan. Terima kasih banyak Fety yang mau melangkahkan kaki jauh-jauh dari Chiba (mungkin total makan waktu 2,5 jam ya one-way)  sampai ke rumahku.

aku, anak-anak dan tante tina alias titin

Selain Fety ikut bergabung adik kandungku sendiri, Tina yang terakhir bertemu sebelum Natal, dan Steven, pelajar mombusho (beasiswa dari depdikbud Jepang). Jadi deh Steven yang termuda karena dia berusia 18 tahun! Dia lahir, aku datang ke Jepang tuh….

Aku dan Steven, yang dihubungkan melalui Twilight Express oleh Mama Steven

Steven bisa datang ke rumahku karena Miss Eka (panggilan dia pada Ekawati Sudjono) yang mantan guru bahasa Inggrisnya sebelum datang ke Jepang. Aku ingin sekali bertemu dengan Steven, meskipun sebetulnya lebih ingin bertemu dengan ibunya Steven (Mama Steven, jika membaca postingan ini aku ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya). Mama Steven ini yang mengenalkan TE pada Eka sebelum datang ke Jepang, supaya Eka bisa belajar tentang Jepang. Jadi boleh dikatakan Mama Steven yang mempromosikan TE di Jakarta. Hebatnya Mama Steven mempunyai dua anak yang jenius dan mendapat beasiswa ke Jepang! Suatu waktu mungkin kita bisa bertemu ya.

Formasi hari Sabtu kiri-kanan, Fety, Narpen, aku, Eka dan Steven

Minggu pagi kedua tamu istimewaku, Eka dan Nerpen cek out dari Nerima  Hotel (a.k.a rumahku) jam 1 siang, setelah makan soto ayam. Kami berlima naik bus ke Kichijouji karena Riku ingin mendownload games untuk DS nya. Untung saja ada alasan itu karena kalau tidak aku tidak keluar rumah 2 hari deh. Dan cukup terperanjat melihat penunjuk suhu udara tertulis 5 derajat di pukul 2 siang! Jadi pagi hari pasti lebih kurang dari itu. Memang aku sempat membaca di status teman-teman di kota lain di Jepang tertutup salju. Tinggal Tokyo saja nih yang belum.

Bergaya di lantai bawah apartemenku sebelum pergi ke Kichijouji

Kami berpisah di stasiun Kichijoji, Eka dan Narpen naik kereta ke tujuan masing-masing, sedangkan kami naik bus lagi kembali ke rumah. Dalam bus, kami duduk di bangku panjang paling belakang, dan di sebelah kami duduk 3 orang satu keluarga “aneh” bukan aneh karena bapaknya orang Africa, ibunya orang Jepang dan satu anak laki-laki (tidak boleh loh menilai dari penampilan) tapi anehnya karena mereka sangat ribut, berbicara keras bahasa Jepang, berbisik bahas Inggris (tapi kan banyak juga yang bisa dengar) dan bertengkar soal keuangan rumah tangga, dsb dsb. Doooh ribut bener deh, sampai Kai saja lihat ke arah mereka terus dengan “takjub” hihihi. Setelah turun aku mengucapkan terima kasih kepada dua anakku, karena mereka tidak pernah cerewet, berkata keras-keras dalam bis, atau “ngomongin” orang…. sambil aku peringatkan mereka untuk jangan meniru perbuatan keluarga tadi.

Akhirnya papa Gen pulang pukul 8 malam dan disambut anak-anak (dan mamanya) seakan-akan tidak bertemu seminggu hihihi. Dan tugasku tentu saja menyiapkan makan malam versi ultah yang sengaja aku “sisakan” (kok kata sisakan kurang enak ya? Bahasa Jawa ngengehin kedengarannya lebih halus ya? atau aku salah?) untuknya.

Sudah lewat 2 hari dari hari ulang tahun kami, tapi excitement ultah masih terasa di hatiku. Sekali lagi terima kasih atas ucapan dari teman-teman, dan khusus untuk 3 bidadari – 3 angels sahabatku Jumria, Eka dan Yessy yang sudah menitipkan kadonya lewat Eka. Kadonya cantik loh (secantik yang ngasih, yang pakai dan yang bawain! hihihi).

The Birthday girl lady with necklace from 3 angels, and flowers from whita.

Kemudian kedatangan Eka, Narpen, Whita, Nesta, Fety, dan Steven ke rumahku dan membuat rumah ceria dan HANGAT. Kalah deh udara dingin dari luar dengan kehadiran kalian. Dan sebagai penutup, di sini aku mau mengucapkan “Selamat Ulang Tahun untuk Eka yang berulang tahun kurang lebih 2 jam lagi, tanggal 17 Januari. Semoga tetap sehat, sukses dalam cita dan cinta (ehm), selamat menikmati Disney Sea hari ini dan semoga bisa bertemu lagi di Tokyo dalam waktu dekat, atau akhir tahun nanti ya….cup cup dari Imelda, Riku dan Kai”.