Ritual Malam

29 Des

Mungkin beberapa pembaca TE sudah membaca tulisan dari Iyha dan Mas trainer tentang mengawali hari atau ritual pagi. Kalau Iyha menceritakan apa yang menjadi “starter” di pagi harinya, Mas trainer tentang kegiatan di pertokoan pada waktu pagi hari sebelum buka. Aku rasa banyak yang seperti Iyha, membuka hari dengan menyalakan TV untuk memulai hari. Sedangkan kalau aku biasanya justru senang dengan keheningan, atau memasang musik jazz.

Seperti yang aku tulis di komentar tulisan Iyha:

Bangun pagi nyalakan komputer, aku langsung ke dapur,nyuci piring yang direndam semalam. Begitu tangan kena air, melek deh hihihi. Bikin kopi, lalu buka TE, buka email, buka FB, buka twitter, buka koran jepang, buka blogspot utk liat ada tulisan baru dr sahabat blogger atau tidak.
Kalo udah baru nyeterika kemeja suami utk hari itu, siapin sarapan utk Riku, bangunin suami…. pontang panting. Setelah Suami dan Riku pergi, nyungsep lagi bawah selimut, bangunin Kai, sambil becandaan.
Kalau Kai udah bangun dan ke meja makan untuk makan sambil nonton TV, akunya siap-siap pergi antar dia. Tas Kai berisi baju ganti dsb. Paling lambat jam 9:30 off ke penitipan.
Bangunnya? ngga tentu, kadang jam 3, jam 4, jam 5 tapi yang pasti jam 6 sudah nyala kompi.
Sampai dengan Riku bangun (6/6:30) its my me time, kadang memang cuma 30 menit, tapi kalau terbangun jam 4 lumayan tuh ada 2 jam. Dalam hening memandang ke luar jendela, menanti fajar merebak sekitar pukul 6/ 6:30 (winter time). Kadang pasang CD jazz yang lembut.

Nah, itulah pagiku yang katanya “padat”.  Tapi aku beruntung Riku selalu bangun sendiri, atau kalaupun jam 7 masih tidurpun dia mudah sekali untuk dibangunkan. Riku akan pergi ke sekolah (berangkat sendiri pukul 8 pagi).

Kalau pagi padat, semestinya malam tidak usah padat ya? Tapi kalau dipikir-pikir ternyata menjadi ibu rumah tangga memang “padat” terus jadwalnya. Kali ini aku mau bercerita tentang ritual malam di Casa deMiyashita.

Anak-anak masuk rumah sekitar pukul 5 sore, karena pukul 4:30 (karena winter time) berbunyi bel di seluruh kelurahan Nerima yang memanggil anak-anak untuk pulang ke rumah. Tidak ada anak-anak SD yang boleh berkeliaran sendiri. Riku pulang sendiri sedangkan Kai aku jemput di penitipan pukul 4:30 (aku tetapkan sendiri mau menitipkan sampai jam berapa). Setelah anak-anak masuk rumah, baru aku memasak makan malam.

Makan malam kami pukul 6/6:30 sore. Kadang aku makan bersama mereka, kadang tidak. Sampai pukul 8 malam, mereka menonton TV atau Riku membuat PR. Sekitar jam 8 malam, kami mandi. Kebiasaan orang Jepang mandi berendam pada malam hari sebelum tidur. Kadang aku berendam bersama Kai, kadang Kai dengan Riku saja bermain-main di bak mandi sampai maximum pukul 9 malam. Yang pasti pukul 9 harus masuk tempat tidur.

Sebelum tidur, sudah tentu mamanya berteriak-teriak menyuruh mereka sikat gigi. Dan biasanya masing-masing membawa satu buku untuk didongengkan. Meskipun akhirnya Riku mengalah dan membiarkan aku membacakan dongeng untuk Kai 2 cerita. Kalau belum jam 9 dan Kai minta 3 cerita pun aku layani, tapi…… kadang aku lebih mengantuk dari mereka. Nah ini yang parah.

Biasanya begitu aku mulai membaca, belum sampai 3 halaman, Riku sudah tertidur. Anak itu cepat sekali tidurnya, dan jangan harap bisa bangunkan dia untuk pindah tempat misalnya. Suliiit banget. Dulu waktu aku kecil juga begitu. Kata ibuku dulu, “Huh melda sih kalau sudah tidur, biar ada bom di sebelahnya juga ngga bangun”. Tapi itu duluuuuu, sekarang sih jarum jatuh aja terbangun hehehe.

Nah, aku tentu saja melanjutkan mendongengnya untuk Kai. Yang parah kalau aku yang mengantuk duluan. Bisa-bisa aku bicara melantur asal bunyi saja, dan saat seperti ini Kai terus menerus berkata, “Mama….yonde!” (Mama..baca dong). Duuuuh berat deh. Makanya biasanya kalau aku sudah mengantuk aku suruh dia bawa buku yang tipis atau banyak gambarnya. 🙂

Asalkan aku sudah menyelesaikan permintaan 2 cerita yang dia pilih, Kai mematikan lampu dan bersiap tidur. Saat-saat itu aku nikmati sekali deh. Soalnya dia yang tidur di sebelah kananku (tempat tidur kami queen size, Riku di kiriku, Kai di kanan) akan tidur menghadap aku, dan aku menghadap dia. Dalam remang lampu bedside, dia akan berkata, “Mama, oyasumi…” (Mama selamat tidur), yang HARUS aku jawab dengan “Kai, oyasumi…”
Lalu Kai akan tersenyum, yang HARUS aku balas dengan senyum, dan dia berkata…”Mama aishiteiru… (Mama I love you)”… dan tentu saja dong aku harus jawab yang sama. Kalau aku masih memandang dia, dia akan bilang, “Mama me wo tsumutte (tutup mata)”… doooh cerewet deh.

Asyik kan? Enjoy banget deh aku dengan saat-saat seperti ini, dan biasanya aku tertidur bersama Kai. BUT…. ada beberapa saat, pas aku lagi ler ler hampir tertidur, Kai berkata, “Mama mau pipis…..” HUH bener deh. Kadang aku bilang, “Udah di pampers aja” (dia masih pakai pampers untuk tidur),  tapi dia tidak mau. TERPAKSA deh bangun (kadang seringnya dengan ngomel hihihi) dan mengantar dia ke WC. Atau kalau bukan karena mau pipis, dia bilang, “Ma, mau minum!”, dan kalau tidak diambilkan minum dia akan berkata “Ma, mau minum” teruuuuuuussssss….. huhuhuhuhu 🙁 🙁 🙁 . Tidak jarang aku ingin nangis loh. Aku itu sulit tidur, jadi kalau ngantuk dan ingin tidur, aku sangat berharap tidak ada gangguan. Tapi belum bisa 🙁 mungkin aku harus bersabar satu tahun lagi ya?

Kalau untuk minum, jalan tengahnya aku selalu menyiapkan gelas isi air di atas tempat tidur, tapi kalau mau ke WC itu kan tidak bisa meskipun sebelum masuk tempat tidur sudah diajak ke WC. Namanya hasrat alami ya ngga bisa ditahan duong…. Jangan ajarin cara-cara menahan seperti yang tertulis di sini ahhh hihihi.

Dan kalau aku marah-marah begitu, sekembalinya dari WC, masuk selimut lagi, Kai akan berkata, “Mama ngga marah kan?…. hoooooooooooooooiiii mau marah sih, tapi kalau aku cuma bilang, “hmmm…” dia akan terus terusan tanya, “Mama ngga marah kan?” Dan dengan terpaksa (meskipun nada marahpun) dia akan LEGA kalau aku bilang, “Mama tidak marah”. Duh nak,…… kamu ini benar-benar menguji kesabaran mama.

Kadang papanya juga dengar aku ngomel-ngomel ke Kai di dalam kamar waktu dia pulang (sekitar pukul 10 -paling cepat) , tapi kalau dia masuk kamar dan ikut campur, bisa-bisa Kai malah tidak tidur dan mau menemani papanya makan. Jadi dia cuma bisa dengar di luar saja.

Yang kasihan kalau aku tidak tahu papanya sudah pulang, dan aku ketiduran, berarti dia makan sesudah aku bangun jam 11/12 an atau dia musti ambil makanan sendiri deh. Jadi? Imelda jam berapa tidurnya? Entahlah, aku sendiri tidak tahu jam berapa biasanya aku tidur hehehe, yang pasti aku tidak bisa tidur lebih dari 4 jam (dulu max 3 jam, sekarang sejak mengurangi kopi bisa lebih lama).

Jadi begitulah ritual malamnya keluargaku. Heboh ya? hihihi tidak kalah deh padatnya ritual malam dengan ritual paginya. Bagaimana dengan teman-teman? Kalau yang berkeluarga mungkin sama hebohnya ya? hihihi

kalau masih jreng, Riku juga suka membacakan utk adiknya, sayangnya Riku cepat ngantuk, jadi mamanya deh musti mendongeng untuk Kai....

sssst aku mau cerita lagi: tadi malam Kai menguji kesabaranku lagi, tapi waktu dia berusaha memperbaiki mood aku dia memandang aku dan berkata:
“Mama, aku besok mau kencan sama mama ke restoran deh”
“Kenapa?”
“Soalnya mama cantik” hahahaha….. bukannya bilang “aku sayang mama” atau yang lainnya tapi “mama cantik”… duuuh masih kecil udah pinter ngerayu! 😀  😀  😀