Yah mungkin untuk orang Indonesia yang tinggal di Indonesia tidak bisa mengerti kenapa sih kami-kami yang tinggal di luar negeri seakan “mengagung-agungkan” 4 musim. Mungkin pada mikir, gaya amat deh mentang-mentang di LN…. sok tahu. Tapi percayalah tidak ada maksud begitu, malahan saya ingin menekankan bahwa kita menikmati 4 musim itu lebih karena kita rindu kampung halaman sehingga kita berusaha untuk bisa menyukai apa yang ada. Dan kebetulan itu memang indah. Prinsipnya ENJOY…. Dan kita akan terbawa dengan suasana dan pengaruh masyarakat sekitar kita. Terutama orang Jepang, amat sangat memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di setiap musim dan menikmatinya. Wong rumput yang ada di sebuah bukit saja bisa menjadi obyek wisata. Daun-daun yang berguguran aja dilihat….
Pernah ada seorang murid orang Jepang yang sudah berumur bercerita pada saya. “Sensei saya pernah ke Indonesia, dan di sebuah desa saya pungut sehelai daun yang jatuh. Bentuknya bagus, jadi saya mau bawa pulang. Lalu orang Indonesia yang ada di situ bilang… “Sampah” saja diambil dan bawa pulang!”. Yah mungkin orang Indonesia itu practical, tidak melihat bahwa setiap benda yang ada di alam ini bisa dinikmati sebagai KARYA TUHAN. God’s masterpiece. Karenanya saya suka membaca blog-blog yang menuliskan hal-hal yang lumrah tapi berkesan, yang ada di Indonesia.
Di sini, saya sudah memasuki musim gugur. Ya…saya lebih memilih kata musim gugur untuk mewakili autumn daripada kata musim rontok. Gugur itu kesannya indah…. daun jatuh sesudah paripurna menjalankan tugasnya, sama seperti pahlawan yang gugur di medan perang. Si Daun dan Pahlawan sudah mengorbankan “Jiwa” nya bagi sekelilingnya. Daripada kata rontok, yang kesannya “sakit”. Kita pasti akan berkata, rambut saya rontok… bukan rambut saya gugur kan? Kesannya rontok itu menyebabkan sesuatu yang tidak bagus. Yang sakit.
Tapi memang musim gugur itu selain indah karena warna warni daun, udara yang sejuk…. musim gugur juga membawa kesan “kesepian”. Bagaikan hidup manusia, musim semi adalah masa-masa anak-anak sampai remaja, musim panas adalah masa bekerja dan menikmati hidup, musim gugur pensiun dan bertanya-tanya untuk apa lagi saya hidup, dan musim dingin adalah masa dimana manusia lanjut usia yang merasa dingin karena tidak ada perhatian lagi dari sekelilingnya. Yah di musim gugur ini saya seakan mengalami post power syndrome, perasaan yang dimiliki orang yang memasuki masa pensiun. Dan anehnya bukan saya saja… teman-teman dari Indonesia pun banyak yang moody, have no idea, feel lost dll (baca postingannya Lala dan mas trainer deh… dan ada beberapa yang lain juga sih).
Tokyo beberapa hari ini hujan. Kemarin malam sekitar jam 1 malam sewaktu saya sedang menulis blog, terdengar suara “braaaak”. Saya pikir hmmm pasti ada mobil yang nabrak pagar. Tapi kok selang 10 menit ada mobil ambulans dan polisi datang di depan rumah saya. Memang tidak dengan sirine yang mengaung-ngaung, tapi saya jadi terpikir…ada apa? Lalu saya melongok ke luar dan melihat ke bawah lewat teras apartemen saya. Rupanya ada mobil yang miring, kelihatan habis mengelak atau menabrak sesuatu, dan mobil ambulans. Dari jauh terlihat di jalanan tidak ada “sisa-sisa” kecelakaan…. tapi ada sesuatu yang membuat saya tersentak. Tangisan anak kecil. Duuuh kenapa? Lalu saya melihat ada sebuah sepeda yang dipindahkan… OMG jangan sampai mobil itu menabrak sepeda dan anak yang sedang dibonceng ibunya mungkin …jatuh. Entah anak itu menangisi ibunya, atau dia sendiri menangis karena kesakitan. Langsung saya komat-kamit berdoa, Tuhan lindungi anak itu….
Satu email dari milis SMA saya yang saya terima sore tadi juga sempat membuat saya sedih. Sebuah pemberitahuan bahwa ada seseorang yang merupakan suami teman saya yang saya kenal sejak SD meninggal dunia. Yang pasti dia mustinya masih muda …belum 50 tahun. Saya membayangkan teman saya itu yang menjadi janda. Duh….
Seketika saya merasa sulit bernafas, mulai stress dan sedih… mau menangis. Apalagi kebetulan saya itu saya sedang chatting dengan seseorang yang juga sedang stress. Kita sama-sama stress, dan akhirnya saya bilang… “jalan ke luar, take fresh air, atau bertemu teman-teman”. Huh mudah untuk menasehatkan tapi prakteknya? sulit. Apalagi waktu dia bilang, “adakah temanku?”. Ouw, saya juga jadi berpikir…. saya memang tidak punya teman akrab banyak. Dan menyadari bahwa belum tentu teman-teman saya mau membantu saya pada saat seperti ini. Si Lala aku telepon, dia lagi akan menonton Laskar Pelangi…. so jalan keluar dia adalah menonton film… Sedangkan aku bisa berbuat apa?. Akhirnya sesudah makan malam saya ajak anak-anak main air di bak mandi untuk berendam bersama. Escapism istilahnya mas trainer. Dan its feel good… Kebetulan papanya bisa pulang cepat (itupun sudah jam 9 sih) sehingga bisa main-main di tempat tidur, suatu hal yang langka sekali. Riku lompat-lompat di tempat tidur dan Kai juga ingin meniru tapi dia belum bisa berdiri… How cute is he…
So… musim gugur yang akan saya hadapi masih panjang… dan berlanjut ke musim dingin lagi… Akan banyak saat-saat saya akan merasa kesepian, ingin menangis tiba-tiba, moody dan kehilangan gairah hidup. Tapi untuk menghilangkannya hanya bisa kita sendiri, kita sendiri yang menentukannya. Tidak mudah memang, tapi akan saya coba…Mungkin ada saran-saran apa yang bisa dilakukan seorang ibu dengan bayi yang tidak bisa keluar rumah untuk menghilangkan stress???
Baru masuk musim gugur ya mbak, disini dah spring…tapi Melbourne selalu ga tentu cuacanya…dah seminggu ini malah gloomy banget, mendung, hujan dan angin dingin. Tapi memang musim gugur jadi pemandagan menarik yang kalau kita cermati bisa menjadi pengalaman yang luar biasa, bagaimana daun berubah dari hijau jadi orange, kekuningan, mpe merah…awesome!
Ibu dengan bayi? dirumah? karena lum ada pengalaman, jadi ga bisa kasi saran… 😀
Uuuuh Melbourne…entah kenapa aku suka euy… jalan di shopping mall trus aku inget tuh In, aku beli suit sampe 4 gara-gara obral. Terus aku kan cari size aku tuh…cari di tempat BIG (judul tempatnya Big and Beutiful)… karen aaku bingung size nya trus sama petugas di sana dibilang gini… Mam, you are not BIG, but beautiful… you should go to petite corner hahahhaha. Seneeeeeng banget loh dibilang petite padahal badan segede gini hihihihi.
Pengen deh aku ke sana lagi… Kamu sampai kapan sih programnya hehhehe
EM
menghilangkan stressnya dengan memperbanyak nulis di blog saja mba … menceritakan apa yang mba rasakan, nanti kita komentar hehehehehe, di bdg kayanya udah mulai musim ujan neh
Iya hedy, tulisan curhat saya kan memang jarang atau belum pernah ya. Tapi sekarang saya merasakan hubungan batin antara saya dan yang berkunjung ke blog saya sudah mulai menguat, jadi saya tuliskan saja apa yang ada di pikiran saya (meskipun belum bisa open semua). Terima kasih banyak untuk persahabatan Hedy ya…. Oh ya selamat ulang tahun untuk alm mamamu.
EM
Saya belum pernah berkunjung ke luar negeri saat musim gugur. Saat ada kesempatan seminar di Brisbane musim dingin, namun tak ada salju. Saat ke London dan Paris musim semi. Juga saat keliling Eropa (Athena, Belanda, Jerman) baru mau awal musim gugur jadi pohon masih hijau….
Kalau melihat foto-foto musim gugur kelihatannya indah sekali, dan membuat romantisme timbul. Mungkin Imelda lagi kangen dan rindu Indonesia, jadi terasa sekali…..dan menurut saya hal ini wajar sekali. Kemarin saya banyak mondar-mandir ke Bandung, karena merasa kehilangan anak sulung yang berangkat ke Amrik, ternyata fisik saya yang rapuh (udah tua gitu lho)….dan akhirnya si bungsu yang lebih sering ke Jakarta. Dia merasa ibu agak kesepian, walau sebenarnya saya juga menyukai rasa sepi, bisa menulis, bisa menyiapkan materi pelajaran, atau sekadar membaca buku dan nonton TV. Kalau jenuh, saya kalan-jalan ke toko buku, membaca buku di sudut cafe sambil menikmati croisant dan hot lemon tea…nanti pulang terasa cape, dan cepat tidur. Tentu hal ini tak mudah dilakukan jika punya bayi…namun bukankah bersama anak-anak membuat rasa lelah, sepi menjadi hilang melihat kelucuan mereka. Betapa lucunya foto Riku dan adiknya….jadi ingin mencubit pipinya. Mudah2an rasa sendu Imelda sudah banyak berkuarang….jadi, menulis lah….
Iya bu…mungkin masalahnya dulu saya terlalu banyak aktifitas di luar rumah. Sekarang merasa terkukung dalam rumah. Gelak tawa anak-anak kadang bisa menghibur, tapi kalau lagi nakal atau rewel malah membuat beban hati. Menulis memang merupakan pelarian saya juga, tapi untuk mendapat waktu yang “tanpa gangguan” itu juga sulit. Terima kasih banyak dukungan ibu. BTW akhir-akhir ini saya lebih sering minum teh loh bu…. mungkin karena saya menghindari kopi, karena saya insomnia saya bertambah parah akhir-akhir ini….
EM
Hmmm… “jalan ke luar, take fresh air, atau bertemu teman-teman” kalau ditujukan ke saya, jawaban saya.. kemana ya teman-teman saya? Rasanya semua sibuk dengan urusan masing-masing, apalagi yang telah berkeluarga. Jika sudah suntuk demikian, paling saya akan “diam”–malah tidak ingin keluar rumah karena kemeriahan yang ada di luar seperti fake, artificial buat saya. Diam nya itu mungkin mencari pelampiasan dengan mendengarkan musik (yang ternyata kadang malah bikin melow dan perasaan jadi makin nggak keruan), membaca (yang malah seringnya jadi nggak kosentrasi), menonton DVD (ini lebih banyak membantu), berdoa, dan jalan terakhir tidur, tanpa mau berpikir tentang apa pun.
Maaf mbak, saya tidak bisa membantu banyak karena belum merasakan di posisi mbak saat ini. Saya berharap hari-hari mbak Imel makin cerah dan indah … 🙂
Yoga …kamu sudah membantu dengan bercakap-cakap di YM dua hari ini …
thanks banyak sekali.
I know that you mean with artificial… Merasa sunyi di tengah keramaian, karena hati kita yang sepi itu tidak terpengaruh kondisi luar.
EM
Hai Sis…
I’m happy now..
Hujan semalam adalah momen yang mengakhiri segala gundah aku, Sis.
Ternyata…
Aku cuman butuh hujan saja, Sis.
Dan secangkir kopi, yang entah kenapa, semalam tadi terasa begitu nikmat ketika aku isap perlahan dari pinggir cangkirnya.. 🙂
Sudah, sudah. Jangan mellow. Aku janji, kalau Sista ngobrol di YM lagi, kita akan banyak ketawa ketiwi nggak jelas.. Biar Sis lupa sama gundahnya…
Oh ya,
hal-hal sederhana seperti main di atas tempat tidur itu, kalau dilakukan dengan hati, pasti efek sampingnya bisa sedahsyat nonton Laskar Pelangi dan hangout sama sahabat lho! 🙂
Siiip aku udah lihat kamu bisa posting segitu banyak lagi.
Ya nanti kita ketawa ketiwi di YM lagi ya
EM
Yang saya kagum dengan budaya Jepang, adalah disiplin dan sangat menghargai segala sesuatu.Dan yang saya suka lagi, orang Jepang kaluk berkunjung suka bawa oleh-oleh yang dibungkus kado nan rapi jali ya, mBak…emang begitu kebiasaannya atau sebenarnya kadang-kadang aja?
Btw, kami kirim award untuk twilight express di Duo Kribo…
iya Ernut… memang orang jepang disiplin, tapi tidak dengan mereka yang memandang rendah indonesia dan menganggap “Ahhh orang Indonesia toh jam karet jadi saya juga boleh jam karet hehehe”. Tentang Oleh-oleh itu memang benar dan sebetulnya saya kurang setuju. Karena packaging itu dilakukan oleh toko dan….sampahnya rek banyak tuh.
Terima kasih untuk awardnya nih
EM
Musim Gugur … Musim Rontok …
But iya ya … arti sama … namun nilainya bisa berbeda … Gugur jauh lebih positif “feel” nya dibanding rontok
Yang jelas … I hope someday … somehow … aku bisa menikmati suasana musim gugur atau musim semi atau musim dingin … di belahan bumi yang lain …
… walaupun cuma satu minggu …
hehehe
Mengenai Ide …??
(jangan kuatir … aku masih ada stok 21 judul tulisan kok yang belum aku posting … tapi celakanya 6 diantaranya sudah kedaluarsa alias tidak “in” lagi …
Salam saya
I hope your dreams will come true mas…
Salam juga
EM
Duh, untung ndak ada musim huja.
Tau ndak? kemarin aku tuh mau cari hari baik “married” Hurray….. nyarinya penting bukan “musim hujan” hehehe
Di sini juga ada musim hujan yaitu sekitar Mei dan musim badai ya di bulan september ini.
Hayoooo kapan nih undangannya… Kasih tahu ya..
EM
ps:
Mbak Imel, you must be a happiest mum in the world… Look at Riku and Kai!:)
Iya Yoga… I am ….
EM
i know its too late…
and maybe not in good post..
but, please let me say this..
taqabalallahu minna wa minkum
taqabalallahu yaa kariim
minal aidin wal faidzin…
merayakan atau tidak, mohon maapkan presty lahir batin yaaa…
^_^
masih banyak kan stok maapnya?
^_^’
Untuk Presty… stok maafnya masih setinggi gunung Fuji…
Lagian mustinya aku yg minta maaf, lama ngga berkunjung ke sana dan meninggalkan komentar.
apa kabarnya? sibuk terus ya?
Gambatte ne
jadi kangen mba-Q… 🙁
hayooo kamu kemana aja sih hehhehe
EM
Kalau hidup di tempat dengan 4 musim kelihatannya ada rasa mengenai siklus. Habis musim gugur lalu musim dingin, mesti mengeluarkan “perlengkapan” untuk itu dan persiapan lainnya, demikian seterusnya. Meski musim gugur terasa romantis tapi kebayang mau musim dingin saya dulu suka sedih karena tidak terlalu senang musim dingin. Tinggal di asrama dan apartemen murah sistem pemanasannya kurang baik … hehehe
Saya paling suka musim gugur pak…cool. Musim dingin juga suka karena bisa ikutin fashion tanpa harus “mengekspos tubuh”. Gaya burbery yang turtle neck dan rok kotak-kotak lalu pakai mantel hehehhe. Classic and elegan… Mana bisa saya fashion begitu di Jakarta . Sistem pemanasan yang terbaik dan hangat adalah gas heater pak. Dan mungkin di eropa jarang adanya oil heater yang mahal itu, karena pakai listrik juga kan.
EM
Selama tinggal di Jakarta, saya senang sekali pada musimnya yang cuma dua dan suhu udaranya yang rata-rata sama.
Memang negara yang mempunyai 4musim membuat manusia susah hidup. Saya sendiri tidak suka hidup di negara yang punya empat musim, malahan tubuh saya tidak mau menerima keadaannya.
Perubahan suhu udara memberi stres pada tubuh manusia karena syaraf sibuk untuk menyesuaikan suhu badan dengan suhu udara.
Akibatnya jiwa kita juga sangat terpengaruh.
Btw, mudah-mudahan saya nggak termasuk teman-teman yang kiramu belum tentu mau membantumu.
Aduh Melati san, kamu datang ke rumah aja udah kayak pembantu, aku selalu dibantuin masa aku bilang kamu belum membantu aku sih?….
Saya sebetulnya sukaaaaaaaaaa sekali musim gugur. tapi entah kenapa tahun ini saya stress terus.
mungkin saya udah kelamaan di jepang ya?
EM
Kai is so cute … jadi pengen cepet punya jagoan juga …
saran menghilangkan stress buat seorang ibu yg ga bisa keluar rumah? .. hmmm .. apa yaa? … blogwalking mungkin yaa ?
ayo mascayo….buatttt hihihi
EM
Memang perasaan Orang Jepang dan Orang Indonesia tidak sama ya, Orang Jepang pada suka kan musim gugur karena musim gugur adalah musim panen. Musim gugur untuk olah raga, musim gugur untuk nafsu makan, musim gugur untuk baca buku, musim gugur untuk kebudayaan, banyak kata untuk musim gugur juga.^^ Tapi aku sih benar2 Orang Indonesia hatinya, jadi aku punya perasaan yang sama dengan Imelda, aku rasa sepi dan samishii, jadi mau nangis tanpa ada alasan yang jelas kalau aku rasa mulai dingin. Mungkin karena itu juga aku rasa ENAAAAK di Indonesia dengan matahari yang genki selalu.
Pasti banyak stress membesarkan anak di Tokyo deh. Suami sibuk jadi harus urus anak sendiri, tapi susah keluar dari rumah juga. Kalau di desa kan kita ganpang ke mana2 dengan mobil sendiri, dan selalu ada orang yang HIMA, temanin kita. Tapi kita harus ada teman untuk memagi perasaan dan bicara2. Sebenarnya aku mau pindah ke situ hi hi, jadi kita saling bantu dan sama2 urus anak2, tapi utk sementara nggak bisa, jadi Imelda harus keluar dari rumah dan menikmati ice cream atau makanan enak, karaoke, ngobrol dengan teman, drive, dll. Atau kita ngobrol di telpon ! ^0^
iya Kim….pindah sini dan sebelahan tinggalnya
pasti asyiiik loh hehehe
EM
Saya jadi nggak bisa ngomong apa2 bu Ikkyu,ketika saya membaca paragraf ke6 tulisan anda. Memang hanya perubahanlah yg abadi, seperti musim yang berganti dan kematianlah yang memisahkan kehidupan kita semua.
so nice and take care.
iya pak…. buat kita yang tinggal di luar Indonesia, jauh dari keluarga membuat kita “kesepian” lebih dari jika di indonesia kan…
take care juga pak
EM
wuah….baca2 tentang hidup di daratan dengan 4 musim buat orang yang belom pernah bikin ngiri, tapi ternyata buat orang yang ngerasain ga seindah cerita ya?? :p
anyway, hidup memang harus selalu disukuri…. punya 2 anak yang lucu2 adalah berkat bu 🙂
main2 dengan anak atau sesekali minta bapaknya gantian untuk jaga anak mungkin ide yang bagus??? hehehehe (so tau mode = on). wong belom nikah n punya anak, gimana mau ngasih tau yang tuaan ya?? hehehehe
hehehe shierly kata kuncinya memang hidup perlu disyukuri.
anyway terima kasih loh kunjungannya. Kedatangan shierly ke sini saja sudah bisa menghibur saya
GBU
EM
Setuju sama sarannya si Hedy ajah deh. Banyak ngeblog atau blogwalking berbincang dengan orang lain walau tidak melihat wajahnya… P Dan seperti kata kak Imelda sendiri, perasaan gembira datang dari diri sendiri jadi be happy with your 2 cute boys. thanks
iya yulis terima kasih sarannya.
EM
jujur gak ngebaca semuanya..cuma mo komentar foto 2 bocah cilik yg cute (kayak gw – narsis kumat :D)lucu bgt..kapan ya gw punya baby yg lucu gini.. 🙂
pertama cari cowok, nikah lalu kawin heheheheh
EM
“Akan banyak saat-saat saya akan merasa kesepian, ingin menangis tiba-tiba, moody dan kehilangan gairah hidup.”
Mbak… ID YM-ku akan selalu ada untuk Mbak Imel kontak setiap saat (keluali mandi dan tidur lho ya… Hehe).
“Tapi untuk menghilangkannya hanya bisa kita sendiri, kita sendiri yang menentukannya.”
Terdengar manis tapi tetap tangguh, Mbak…
Mana Danny? Mana???
Aku Buzz kamu tidak ada???
ehhh ternyata saya salah buzzz orang hahahaha
Terima kasih banyak Danny…aku tahu kamu suka online pada jam-jam aneh kan hihihi.
EM
aku juga sering ngerasain hal yang sama. tapi berhub di indo ga ada musin gugur jadi biasanay aku lebih moody klo musim ujan. rasanya sendu ajah… hehehe… *dasar cewe!*
bener caroline aku juga biasanya moody di musim hujan sebelum ke jepang ya. sekitar desember tuh apalagi menjelang natal ya….
GBU
EM