Rumah Kelinci vs Rumah Marmut

9 Sep

Sudah tahu kan bahwa rumahku (tepatnya apartemen) di Jepang itu keciiiil sekali. Sampai papaku mengatakan rumahku adalah rumah kelinci!  Kami berempat sekeluarga saja rasanya sudah sempiiit sekali. Untung cuma 4 orang, gimana kalau tambah lagi. No way!

Nah, tanggal 2 Agustus setelah capek bermain di Kidzania (tgl 1 Agustus 2011), aku ingin menemui Mamanya Little O atau Bundosar a.k.a Iyha. Tadinya mau berkunjung pagi-pagi, tapi tiba-tiba papa mama minta diantar ke Lebak Bulus. Jadi aku antar papa dan mama dulu menyelesaikan urusannya. Senang juga bisa melakukan sesuatu untuk kedua orang tuaku itu. Dan waktu pulang lewat jalan arteri Pondok Indah, papa langsung bilang, “Kamu kan udah lama tidak makan di Jun Njan mel… kita mampir situ yuuk” hehehe padahal papa aja tuh yang mau mampir.

Jadi mampir deh di situ dan seperti biasa kami cuma memesan udang rebus, kepiting saus padang dan roti mantau, tanpa makan nasi. Kami memang jarang makan nasi sih. Rasa masakan Jun Njan (pusat di Batu Ceper) nya masih enak seperti dulu, dan udang rebus itu membangkitkan kenangan jaman baheula. Ya dulu yang paling cepat mengupas udang rebus itu aku, jadi biasanya di piring aku dan papa yang paling banyak kulit udangnya. Tidak semuanya aku makan, karena aku cepat menguliti jadi aku menguliti untuk anggota keluarga yang lain. Mereka tinggal cocol ke sambel dan makan. Enak kan tinggal makan hehehe. Aku bisa masuk MURI untuk menguliti udang rebus deh sepertinya hahaha.

Atas kiri udang rebus sebelum dikupas, atas kanan kulit udang rebus di piringku 😀

Nah setelah makan siang yang sudah laat itulah (sekitar jam 3), aku mengantar papa dan mama pulang, baru pergi ke rumahnya Iyha. Dan di sini aku benar-benar diuji kesabarannya oleh supirku hehehe. Memang sih dia belum tahu bahwa ada jalan memotong dari belakang rumahku untuk keluar ke arteri Pondok Indah. Kupikir dia tahu, jadi aku cuma kasih petunjuk ke arah kebayoran lama! RS Medika. Jadi deh aku dibawa muter-muter ke gandaria dulu, lalu masuk ke jalanan yang tadi kami lewati 😀 Mana macet lagi doooh. Seperti mau ke Singapore tapi lewat surabaya dulu 😀 Jadi yang mustinya  20 menit, butuh 1 jam deh.

Well, yang penting akhirnya aku sampai di kantornya Iyha. Begitu turun, tanya tanya, dan diberitahu bahwa Non Triana sudah pulang ke rumah. Tapi rumahnya deket kok. persis di gang sebelahan kantor itu. Ya sudah aku jalan ke situ. Kai tertidur di mobil, jadi aku biarkan dia tidur di mobil saja. Gebleknya aku tidak tanya rumahnya Mbak Triana ini nomor berapa. Jadi deh aku menyusuri jalan itu, sambil melongok-longok, kira-kira yang mana ya rumahnya. Oh ya pas jalan begitu juga ada yang lucu! Ada orang naik kuda datang ke arahku ….waaaah sayang Riku dan Kai tidak ada bersamaku. Kalau ada pasti heboh deh 😀

Nah pas aku bengong begitu si Mbak Triananya datang menggendong Osar. Langsunglah aku tahu bahwa itu si Iyha. Dan kami masuk rumahnya, yang disebut oleh mbak Triana sebagai rumah marmut. Dan aku bisa bermain dengan marmut baby Little O yang cute sekali. Untung sekali baby O tidak rewel padahal dia baru pulang dari “penitipan”. Langsung foto-foto dan tak lama aku pun pamit. Soalnya aku meninggalkan Kai di mobil, dan tahu juga bahwa Iyha kan harus menyiapkan buka untuk suaminya yang pulang jam 5. Ya tak lama setelah suaminya pulang, aku mohon diri.

Kelinci, Marmut dan bayi marmut 😀

Tak kusangka rumah Iyha sedekat itu. Kalau tau dari dulu kan bisa sering-sering ajak Little O bermain ke rumahku. Jadi begitulah, tanggal 2 Agustus pun aku bisa mengadakan kopdar dengan seorang blogger (Iyha) dan calon blogger (Little O).

Rumah itu hanyalah benda mati, dia bisa hangat jika penghuninya juga hangat hatinya. Dan aku senang bisa bertemu langsung dengan Ihya, si penghuni rumah yang hangat itu.
Terima kasih untuk pelukanmu Iyha, really appreciate your hug!

Tulisan kunjunganku kopdar dengan Iyha juga bisa dibaca di

 

Seleb nyasar ke rumah marmut

 

Ihya dan Osar