Bagi yang sudah pernah belajar bahasa Jepang, pasti tahu bahwa Kasa itu artinya payung. Tapi itu yang kanjinya 傘 yang memang artinya payung, dan memang lebih sering dipakai. Tapi sebenarnya ada lagi kanji lain yang dibaca sebagai kasa juga 笠 yaitu semacam topi kerucut, caping yang dipakai oleh petani. Kata caping ini antara lain dipakai dalam lagu malam ke 88 yang kutulis di sini, dan sebuah picture book kesukaan Kai yang berjudul Kasajizou 笠地蔵 (aku belum sempat menulis tentang ini).
Aku tidak tahu apakah di Indonesia ada tari caping, tari petani misalnya, tapi di Jepang ada tarian yang memakai caping ini. Namanya Hanagasa Ondo, biasanya ditarikan waktu festival hanagasa, yang diselenggarakan bulan Agustus di daerah Yamagata. Matsuri atau Festival ini karena cukup terkenal, menjadi tambahan dari 3 Festival terbesar di daerah Tohoku (Festival Nebuta di Aomori, Festival Tanabata di Sendai dan Festival Kanto di Akita). Aku baru sempat melihat Festival Tanabata dan Nebuta.
Pada hari Minggu kemarin, SD nya Riku akhirnya bisa melaksanakan acara pertandingan olahraga undokai setelah diundur dari rencana hari Sabtu tgl 9 Juni karena hujan. Hari Minggu itu terang seterangnya hari musim panas. Ya… panas sekali menurut kami yang sebelum-sebelumnya masih lumayan sejuk. Matahari terik bersinar dan seketika mengubah warna kulit kami (lebay deh). Acara yang rencananya dibuka jam 9:10 diundur setengah jam, karena perlu ada penyesuaian acara. Ada perubahan acara dan ada acara yang ditiadakan, karena diperkirakan siang hari akan turun hujan (menurut prakiraan cuaca, meskipun akhirnya baru hujan jam 6 sore).
Hari itu kelas empat, tiga kelas bergabung dan menampilkan tarian Hanagasa Ondo ini (mungkin sudah dimodifikasi untuk olahrga juga). Di akhir pertunjukan tarian, mereka membuat lingkaran dengan caping berwarna biru, merah dan kuning. Aku sendiri merasa bagus, karena mereka berlatih di sela-sela waktu belajar dengan persiapan hanya 1 bulan. Setelah tarian Hanagasa Ondo, mereka tampil lagi di acara nomor 9 untuk melaksanakan tarik tambang antara kelompok Merah dan Putih (satu sekolah memang dibagi dua kelompok merah dan putih, Riku masuk kelompok merah).
Sebetulnya setelah itu Riku masih mengikuti lari 80 meter, tapi aku dan Kai tidak kembali ke sekolah setelah makan siang. Kai tidak mau kembali, sedangkan aku sendiri capek sekali karena bangun jam 5 pagi untuk membuat bento (bekal makanan) untuk semua. Papanya yang kembali dan menonton Riku lari, serta membantu beres-beres setelah acara undokai selesai. Riku sih dengan bangganya berkata, “Mama aku bukan yang terakhir loh waktu lari” hehehe.
Undokai tahun ini dimenangkan oleh kelompok Putih, Shirogumi. Yang mengherankan Riku sejak kelas 1 pasti masuk kelompok Merah terus. Nanti kelas 5 dan 6 bagaimana ya? Dan yang lucu waktu Riku kelas 6, Kai akan kelas 1, kalau beda kelompoknya bisa bertengkar deh 😀
Meskipun hari Minggu kemarin panas terik, mulai Senin sampai Kamis mendatang kami diperingatkan untuk membawa kasa yang payung, karena memang sudah pasti turun hujan :D. Tentu saja masih ingat peribahasa, “Sedia payung sebelum hujan”. Peribahasa Jepang yang mirip adalah : 転ばぬ先の杖 Korobanu saki no tsue (Sebelum jatuh siapkan tongkat).