Hari ini , Senin aku memaksakan diri pergi mengajar. Sudah sejak hari Jumat malam, punggungku bermasalah. Mungkin karena aku selalu bawa belanjaan sepulang mengajar sehingga terlalu berat. Atau karena aku terlalu banyak kerja yang duduk saja, sehingga tidak banyak bergerak sehingga otot punggung menjadi tegang. Atau karena perubahan suhu naik turun, sehingga badan tidak bisa terima. Pokoknya aku merasa punggungku seperti baal, mati rasa. Dipakai duduk sakit, dipakai berdiri sakit, apalagi buat membungkuk. Sebentar-sebentar aku harus meluruskan punggungku dengan berbaring. Duh seperti lansia saja! Dan kondisi ini amat menyebalkanku, karena otomatis aku tidak bisa pergi ke mana-mana, dan tidak bisa membereskan rumah padahal waktu beberes itu pas Sabtu Minggu. Jadi aku tinggal di rumah Minggu siang-sore, karena anak-anak pergi dengan papanya menangkap kupu-kupu di sebuah sungai di Saitama.
Kondisi punggungku agak mendingan kalau aku berendam di air panas, lalu memakai shippu (koyo besar mengandung obat). Tidak tanggung-tanggung, satu kotak berisi 6 lembar shippu kupakai semua sekaligus (jadi satu punggung warna putih tuh hihihi) dan aku bisa tidur semalam. Demikian juga tadi pagi sebelum berangkat ngajar jam 7 pagi, aku sempatkan berendam di air panas dan pasang shippu lagi.
Tapi hari ini ternyata muridku sakit. Mukanya pucat sekali, sehingga aku juga tidak tega mengajar terus. Semestinya ada 4 jam pelajaran dan kami hanya selesaikan 1 jam saja, kemudian dia minta ijin untuk istirahat. Senang juga aku bisa pulang lebih cepat dari semestinya, dan aku pulang sampai rumah jauh sebelum Kai pulang.
Tak lama terdengar suara pintu masuk dibuka, Kai membuka pintu dan kaget melihat aku. “Kok mama sudah pulang?” Aku langsung memeluk dia… Dan dia dengan bangganya mengatakan, “Lihat ma, aku selalu begini loh kalau pulang sekolah” Dia taruh topi sekolahnya di tempatnya, lalu memasukkan kunci ke dalam ranselnya, dan mengeluarkan PR. Sambil mengerjakan PR nya, dia berkata, “Meskipun mama tidak ada, setiap hari aku langsung buat PR dan tidak menyalakan TV loh”…. seakan ingin menegaskan perbuatannya dan bahwa dia tidak berbohong. Tentu saja nak, mama tahu kok. Dan mama juga tahu bahwa begitu PR selesai, dia akan menonton TV atau bermain dengan DS nya. Eh tapi aku lihat dia juga bermain dengan legonya. Katanya dia mau membuat shopping arcade 😀
Tugas Kai di rumah setiap hari ya hanya itu, membuat PR dan makan kalau dia lapar, sekitar jam 4. Biasanya aku sediakan makanan kecil, tapi kalau tidak ada, dia akan mengambil nasi dan membuat onigiri sendiri. Atau mengambil roti dan membuat roti sendiri. Dia tahu bahwa dia belum boleh pakai api atau air panas.
Tapi di sekolah ternyata Kai mempunyai tugas yang sudah disepakati bersama satu kelas. Tugasnya setiap hari adalah memberi makan ikan mas yang berada di dalam kelas mereka. Selain tugas memberi makan ikan, ada tugas-tugas lain seperti petugas listrik (bertanggung jawab mematikan listrik kalau tidak ada orang di dalam kelas), petugas meja (mengatur meja-meja supaya lurus), petugas yang memberi air tanaman, petugas menghapus papan tulis dll. Sudah sejak kelas 1 SD, murid-murid ini diberi tugas dan tanggung jawab dalam kelas. Belum lagi mereka juga bergiliran menjadi petugas pembagi makanan untuk makan siang.
“Ma, Tadi aku jadi petugas membagi makanan siang. Aku bagikan sumpit dan piring ke teman-teman”
“Oh kamu jadi kyushoku touban 給食当番 ya? Sudah pernah jadi nicchoku日直?”
“Kemarin dulu jadi nicchoku”
“Emang kalau nicchoku ngapain aja?”
“Ya aku harus memberi salam di depan kelas, mengajak murid beri salam guru pagi hari dan waktu pulang. Lalu kalau ganti pelajaran mengajak murid bersiap mengikuti pelajaran berikutnya deh.”
“Lain sama touban waktu TK ya. Kalau TK kan malah guru tanya-tanya ke toubansan hobinya apa dan lain-lain. Kai bisa berkata dengan jelas di depan kelas? (aku ragu dia bisa bicara jelas…kedua anakku bukan tipe pemimpin soalnya heheh)”
“Ya bisa dong. Aku mesti berdiri di depan loh….”
“Mama dulu waktu SD pemalu sekali tidak bisa berdiri di depan. Sekarang malah berdiri di depan terus…soalnya jadi guru hahaha”
“Hahaha iya ya!”
Ah senangnya hari ini bisa bercerita banyak dengan Kai tentang sekolah dan tugas-tugasnya. Aku senang kalau anak-anakku bisa jadi pemimpin, tapi kelihatannya untuk ini gen nya Gen lebih dominan, masih pemalu kalau berdiri di depan orang banyak hehehe.
Gak papa, Mbak…sekarang masih malu jadi pemimpin, tapi ntar besarnya Riku dan Kai mungkin berubah dan bisa jadi pemimpin….Aamiin 🙂
amiiin
semoga saja
Kai pinter banget ya dan sangat mandiri… Sama kayak ribu ya… 🙂
Aih pinternya Kai, rasanya baru kemarin ya Mbak Imel dia masih TK sekarang sudah setingkat SD dan mandiri waktu cepat berlalu yaa…
iyaaaaa aku sudah 6 tahun ngeblog nih
ternyata sudah tua nih hehehhe
Ah, pinternya Kai 🙂