2019 – 8 dari Sayama

16 Mar

Sebetulnya saya terbiasa menuliskan pencapaian setahun dalam tajuk 8 dari Nerima. Tapi karena tahun 2019 saya sudah pindah ke kota Sayama di Saitama, seharusnya saya menulis 8 dari Sayama di akhir tahun 2019 lalu. Tapi…. ya tidak keburu. Kenapa? Karena bapak mertua menghabiskan tutup tahun di rumah kami, menginap, sehingga aku harus mempersiapkan semuanya, tempat tidur, dan makanan.

1. Tahun 2019 merupakan tahun pernikahan yang ke 20 tahun, sekaligus 1 tahun menjadi warga Sayama. Kami rayakan secara sederhana saya di sebuah restoran Jepang yang berada antara rumah kami dan stasiun. Jadi dari rumah kami ke stasiun 5 menit, ke restoran itu setengahnya deh. Restoran itu memang baru buka, tapi Gen sudah pernah makan di situ dengan teman kantornya, sehingga mau mengajakku juga mencoba makan di situ. Karena agak mahal, perlu ada “timing” yang tepat. Jadilah aku memesan tempat pas hari ultah pernikahan kami . Restoran ini buka juga siang hari, tapi tetap harus pesan tempat. Makanannya enak dan dikeluarkan satu-satu (istilahnya: kaiseki ryori 会席料理). Waktu pihak restoran mengetahui bahwa kami memperingati wedding anniversary, mereka memberikan hadiah berupa sashimi ikan buntal (fugu) yang cukup mahal juga (dan enak!). Ntah kapan lagi kami akan ke sini……

Makan malam bersama di restoran Jepan Ootsu

2. Meskipun kami pindah rumah, yang pindah sekolah hanya Kai. Dia harus masuk ke SD negeri di dekat rumah. Tapi sedekat-dekatnya juga butuh 20 menit untuk jalan kaki ke SD! Cerita pindah sekolah akan aku tulis terpisah, tapi yang pasti setelah pindah sekolah, Kai lebih banyak tertawa dan banyak teman! Ternyata sekolah yang baru jauh lebih baik daripada sekolah di Nerima. Dan ini melegakan kami selaku orang tua. Karena biasanya terdengar kasus bully pada anak yang pindah sekolah.

setiap pagi mereka harus berangkat bersama dalam kelompok

3. Riku tetap bersekolah SMA yang sama. Yang waktu di Nerima jauh, tetapi sekarang menjadi dekat. Memang kami pindah ke kota yang dekat dengan tempat kerja Gen, dan SMA nya Riku. Untuk Riku tidak ada masalah. Tapi di tahun 2019, dia mendapat dua penghargaan, yaitu satu penghargaan tentang catch phrase bertemakan lingkungan hidup dari pemda kota kami, dan satu lagi penghargaan dari perusahaan teh botol Itoen atas haiku yang dibuatnya. Sebagai hadiah, haiku dan nama Riku dicantumkan dalam label botol, dan kami dikirimkan satu kardus teh hijau botolan dengan haiku Riku. Riku juga mengikuti test bahasa Inggris dan mendapat nilai yang lumayan, mengingat dia baru “bersemangat” belajar bahasa Inggris sejak masuk SMA.

4. Waktu Riku masuk SMA, dia tanya apakah dia boleh pergi ke Inggris. Saat itu kami katakan, dengan bahasa Inggrisnya yang sekarang (kelas 1) tidak mungkin bisa. Lebih baik, brush up bahasa Inggrisnya dulu selama setahun, dan di kelas dua, pada musim panas boleh summer camp di LN Dia setuju dan berusaha belajar bahasa Inggris lebih giar. Aneh sekali memang anakku ini, dia nomor 1 untuk bahasa Jepang, tapi untuk bahasa Inggris, yah sedikit di bawah rata-rata deh. Kadang merasa malu juga, tapi aku sendiri tidak pernah mau memaksa anak-anak harus bisa. Percuma deh dipaksai. Dengan janji bahwa dia boleh ke LN di kelas dua, dia jadi semangat deh. TAPIIIIIII, aku lupa akan janji aku. Jadi waktu sekitar bulan Februari dia katakan, “Ma, aku kan naik kelas 2 nih, aku mau ke Inggris pada libur musim panas”… jreeeeng. Panik deh mamanya 😀 tidak siap keuangan. Tapi… ya, akhirnya aku cari dong tiket yang murah dan atur sana sini. Ceritanya terpisah ya? Yang pasti tahun 2019, Riku pergi ke UCLA di Amerika, Inggris (London dan sekitarnya), Belanda, Singapore dan Malaysia. Beuh, kayak anak kaya aja! Satu musim panas dihabiskan di 5 negara! 😀

Foto kenangan di dalam gereja, yang letaknya hanya 50 meter dari apartemen papa di London, dan aku bisa menemukan tempat ini. Napak tilas. Difoto oleh supir kami dari Afganistan: Ash.

5. Kai tidak ikut ke Inggris, dia sendiri mengatakan tidak mau. Alasannya dia tidak suka makanan di pesawat. Jadi, Kai tinggal di rumah selama 2 minggu bersama papanya. Dia hanya pergi ke Nikko bersama rombongan sekolahnya. Tapi di karya wisata itu, dia menjadi kepala kelompok. Kelihatannya dia cocok menjadi “ketua” karena termasuk pendiam dan serius. Mana badannya lebih besar (dan tinggi) dibandingkan teman lainnya. Dia juga ketua kelompok untuk berangkat sama-sama ke sekolah setiap pagi!

Kai berangkat ke Nikko, masih gelap waktu dia harus berangkat sendiri ke sekolah.

6. Mama Imelda selama tahun 2019 menemani Riku ke Inggris dan Belanda. Pertama kalinya aku LIBUR dua minggu dari tugas rumah 😀 dan 2 minggu itu lama booo… kelamaan 😀 Sebetulnya mungkin kalau bisa pakai bath tub untuk berendam, aku tidak merasa lama. Ternyata aku sudah menjadi orang Jepang yang merindukan berendam air panas hehehe. Selain ke Inggris dan Belanda, aku juga ke Osaka untuk seminar, dan ke Jakarta untuk menghadiri konferensi Leksikografi dari Badan Bahasa. Bulan Desember, aku ke Niigata untuk mengadakan kegiatan RBI di Niigata.

Salah satu tujuanku ke Belanda adalah untuk bertemu Kiki! Sahabat maya yang kukenal hampir 15 tahun, dan pertama kali bertemu muka. Kiki menjemput aku di Schiphol! Karena Kiki, aku ngeblog….. (Foto di sebuah cafe di Den Haag)

7. Dari segi kerjaan, aku masih seperti tahun sebelumnya. Mengajar di 3 universitas/sekolah, di kemenlu dan kursus bahasa dari KBRI dan mengelola Rumah Budaya Indonesia (RBI) yang menampilkan kegiatan bulanan. Yang terbesar adalah yang ke Niigata, karena membawa rombongan 17 orang pengisi acara. Itu di bulan Desember (tgl 7 ) dan seminggu sesudahnya, aku juga harus mengurus pelaksanaan kebaktian Natal KMKI, karena kebetulan aku yang menghubungi penyanyinya. Dua minggu itu aku kebanyakan tinggal di hotel (Jumat-Sabtu-Minggu) karena ya rumahku jauh sedangkan badanku tidak kuat lagi. Desember adalah bulan yang sibuk! Makanya aku tidak bisa menuliskan 8 Besar th 2019 hehehehe (alasan!)

Mengantar Michael ke Haneda bersama Sanchan. Terima kasih atas suara yang merdu ya Mike!

8. Pada tahun 2019 ada sebuah film yang menceritakan tentang Saitama, daerah tempat tinggalku. Judulnya Tonde Saitama 跳んで埼玉, film berdasarkan komik mangga. Sepertinya setiap warga Saitama wajib menonton deh. Tapi deMiyashita yang menonton baru Riku (dia menonton di bioskop dengan temannya), dan SAYA! yeay! Biasanya kan aku tidak suka menonton, tapi kali ini aku menonton loh…. bukan di bioskop tapi di dalam pesawat hahaha. Perjalanan ke Inggris kan lama, jadi aku bisa menonton banyak deh. Ada 4 judul film yang aku tonton, dan salah satunya ya Tonde Saitama ini.
Tahun 2019 merupakan tahun yang bersejarah untuk Jepang juga, karena Kaisar baru dan nama tahun juga baru. Tahun Reiwa. Tahun kedatangan Paus ke Jepang. Tahun pembukaan Moomin Park yang berada 20 menit naik mobil dari rumahku. Aku sudah 3-4 kali ke Moomin Park ini.
Tapi tahun 2019 juga ditandai dengan bencana taifu yang cukup membawa korban. Dan satu lagi yang tidak boleh dilupa, pajak pembelian naik dari 8 % menjadi 10%!

Moomin Park di bulan Desember 2019

Akhirnya selesai deh 8 besar dari Sayama edisi tahun 2019. Sedapat mungkin akan kuteruskan kebiasaan menulis 8 besar kejadian yang terjadi dalam keluarga kami satu tahun, sebagai pengingat dan kenangan.