….. where your heart is.
Ya, kami sudah kembali ke Tokyo, ke rumah kelinci kami lagi.
Dan ternyata, menjadi Infal ART di Jakarta itu beraaaaaat sekali.
Masak dan mencuci pakaian buatku, sama sekali no problem! Tapi, yang bikin berat adalah, tidak bisa pergi ke mana-mana. (Lagian ART mau pergi ke mall :P) Sibuk buka pintu untuk tamu dan anggota keluarga yang pergi dan pulang. Sibuk mengatur siapa orang dewasa yang perlu jaga rumah, jika anak-anak (5 krucils) pulang sekolah. Dan orang dewasa yang bisa diandalkan hanya papa (opa) dan aku 😀 Papa tentu punya kesibukan sendiri dengan acara mengajar di Lemhanas, rapat-rapat di gereja… dan yang aku kagum, papa SETIAP HARI mengikuti misa di gereja 🙁 Jadi deh pembantu infalan dari Tokyo yang harus menjaga rumah. Pernah aku lari ke PS bertemu teman-teman lintang (lintas angkatan) Sastra Jepang sampai jam 2:30, dan anak-anakku kelaparan tidak ada makanan 😀 . Kebetulan ada adik laki-lakiku, jadi dia telepon delivery MacD.
Ya, memang sekarang lebih canggih, bisa delivery berbagai masakan. TAPI aku tidak suka masakan cepat saji seperti itu. Aku tidak suka masakan china, dan bosan dengan bakmi kesohor G* yang kalau di Tokyo aku ngiler melihat fotonya. Ya, selera makanku sudah berubah total. Meskipun ya, aku masih suka makan sate padang dan ketoprak! Mungkin tahun depan daftar keinginanku untuk kuliner akan menjadi lebih pendek lagi 🙁 🙁 🙁 (Hey, maybe I am sure getting old)
Selain itu tiba-tiba aku ada permintaan mengerjakan translation dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia. Chance dong! Aku iya-kan, dan menyesal sesudahnya, karena liburanku menjadi rusak karenanya. Tolong ingatkan aku untuk tidak menerima pekerjaan waktu liburan tahun depan 😀
Ya, aku lebih banyak di rumah, tapi ada tiga angel, yang menghiburku, karena mereka tidak sungkan untuk datang ke rumah, kapan saja. Yang jauh adalah Liona, dari Solo, yang datang persis waktu aku berencana pergi ke rumah dunia tanggal 4 Agustus, untuk mengikuti acara Kado Lebaran. Yang dekat, dari Jakarta adalah Ria (Jumria Rahman), saudara Galesong-ku yang sering mampir sesudah pulang kantor, hanya untuk mengajak makan malam, atau membawa makanan untuk dimakan bersama di rumahku. Dan satu lagi anakku ketemu gede, karena dia selalu memanggil aku “Mommy”. Kai bertanya padaku, “Ma, mommy apa artinya?”, dan kujawab “Ibu, mama, mother…jadi Kakak Lia (Priskilla) memanggil mama seperti ibunya”
dan Kai protes, “NGGA BOLEH, INI KAN MAMAKU!!!”
Meskipun diprotes, meskipun kadang anak-anakku bosan dengan cerewetnya Kakak Lia (Sampai sampai mereka memanggil Oma LIA :D) , Kakak Lia amat membantuku untuk menjaga anak-anak waktu pergi memancing, atau mengajak bermain di Rumah Dunia dsb. Dan puncaknya Tante Ria dan Kakak Lia datang pada malam terakhir aku berada di Jakarta. Lia membantuku packing koper, dan Ria membawakanku Bakwan Malang yang benar-benar memenuhi impianku. ENAK!
Ria dan Lia, juga Liona, juga teman-teman lain yang sempat kutemui di Jakarta. Terima kasih banyak. Kalian membuat liburanku berarti, dan tentu saja aku masih hutang tulisan tentang perjalanan kita bersama. Satu-per-satu akan kutulis, tapi paling tidak fotonya sudah kupasang di FB. Semoga kita diberi umur dan rejeki oleh Tuhan sehingga dapat berjumpa lagi, dalam waktu dekat!
Kai berkata, “Ah lega bisa berbicara bahasa Jepang, dan menonton bahasa Jepang” Padahal dia sudah amat pandai memakai bahasa Indonesia selama di Jakarta.
Riku berkata, “Mama, semoga tahun depan bisa datang lagi ya… (dan tentu saja sambil berurai air mata di bandara, waktu berpisah dengan opanya). Aku mau ikut sepupu-sepupuku pergi ke Solo naik mobil”.
Gen berkata, “Wah anak-anak terutama Kai bertambah besar dan tinggi ya. (Dan memang banyak bajunya yang terpaksa kutinggal di Jakarta untuk dibuang karena sudah kekecilan).
Dan aku berkata, “Semoga… semoga aku masih bisa pulang kampung lagi, karena perekonomian dunia saat ini sudah mulai kritis (ah mungkin perekonomian DeMiyashita saja)”
Dan akhirnya aku lega sudah bisa menulis di Blog lagi. I AM HOME!