Kalau ‘beta’ dalam bahasa Indonesia, artinya saya (digunakan orang-orang besar pada zaman dahulu dalam cerita klasik Melayu, penyair dalam karya sastra masa kemudian, atau masyarakat di Maluku, KBBI daring), tapi ’beta’ dalam bahasa Jepang artinya bodoh, misalnya Kuchibeta 口下手 (tidak pandai bicara). Tapi kalau diulang dua kali menjadi beta-beta, artinya pliket (apa sih bahasa Indonesiaya yang baik dan benar? Peliket atau pliket tidak ada dalam KBBI sih hehehe). Kondisi lembab sehingga membuat keringatan, lalu terasa semua menempel ke badan. Kondisi itu juga yang membuat aku tidak suka ke pantai di Indonesia atau di sini pada musim panas. Well, you know what I mean kan? 😀
Hari ini beta-beta! Pagi dibangunkan alarm pukul 5 (padahal baru tidur jam 3 loh), kemudian aku menyiapkan sarapan dsb dsb. Di luar matahari sudah tinggi dan bersinar teraaaaang sekali (maksudnya terang gitu). Panas! Pada pukul 8 pagi saja suhunya sudah 27 derajat, dam maksimum suhu hari ini adalah 31 derajat, hari terpanas dalam tahun 2012. Ya memang musim panas sudah siap menghampiri Jepang.
Tadinya jika langit mendung, sudah bisa aku pastikan bahwa anak-anak TK tidak akan jadi menjalankan kegiatan panen kentang bersama di TK. Tapi karena terik, tanah juga pasti cukup kering, malah bagus tidak terlalu kering, sehingga bisa memudahkan anak-anak untuk menggali. Kai kuberitahu bahwa hari ini pasti bisa memanen kentang. Dan aku siapkan peralatan yang harus dibawa yaitu kantong plastik yang kuat untuk memasukkan hasil panen, kaus tangan gunte 軍手(untung aku sudah lama beli dan siapkan karena kaus tangan untuk anak-anak itu susah carinya. Ini aku beli di toko 100 yen) dan sepatu boot karet yang biasa dipakai waktu hari hujan. Sesudah memberi nama peralatan yang dibawa, aku menyiapkan sarapan untuk Riku dan bekal makanan untuk Kai. Sebelum berangkat ke TK aku bisikkan ke telinga Kai : “Gali yang banyak ya…” (kan lumayan tuh tidak usah beli kentang untuk beberapa waktu hihihi).
Jam 2 kurang 10 menit aku menjemput Kai di TK. Aku sempat bingung apakah bisa menjemput pakai sepeda, karena suara angin yang bertiup cukup keras. Tapi untung yang keras bunyinya saja, terutama kalau pas buka pintu, kekuatannya sendiri tidak terlalu besar sehingga aku masih bisa mengayuh sepeda ke TK. Dan dengan bangganya Kai menyerahkan tas berisi bungkusan kentang yang masih berlapir tanah. Lumayan berat untuk anak TK, karena setelah di rumah aku timbang beratnya 1,6 kg.
Sambil pulang naik sepeda, aku sempat membahas soal beta-beta (擬態語・擬音語 onomatope) dengan Kai.
“Mama, beta-beta itu apa?”
“Hmm beta-beta itu ya seperti sekarang Kai merasa keluar keringat tapi tidak banyak kan? Ngga enak rasanya badannya. Tidak kering. Misalnya nih sekarang Kai taruh tangan di atas kertas, kertasnya nempel deh”
“Ohhh nanti kalau mandi bisa jadi tsuru-tsuru?”
“Iyaaaaa kalau mandi tsuru-tsuru jadi licin (biasanya mengkilap juga karena sering dipakai juga untuk kepala gundul hehehe), kering dan enak rasanya badannya.”
“Bukannya kasa-kasa ya ma?”
“Bukaaaaan kalau kasa-kasa itu terlalu kering, jadinya kulitnya seperti banyak yang pecah, gatal. Kalau Kai tidak akan kasa-kasa deh, karena Kai masih kecil. Biasanya yang kasa-kasa itu orang dewasa. Kalau Kai yang bagus itu sube-sube (kata yang paling cocok untuk kulit bayi). Lembuut deh.”
dan tambahan onomatope hari ini ditutup dengan ucapan Kai:
“Aduh hari ini aku kuta-kuta (capeeeeek) deh!”
dan aku teringat ucapan guru pembimbingku: “Bari-bari hataraite,kuta-kuta naru made Kerja keras banting tulang sampai capek sekali”…. Well di BALI memang ada KUTA 😀
Semoga percakapan ini bisa menjadi referensi penggunaan onomatope bahasa Jepang, terutama untuk mereka yang sedang belajar bahasa Jepang.