Korean Boom

6 Jun

Teman-teman blogger pasti sudah tahu bahwa salah satu teman kita, Erry a.k.a. bibi titi teliti, si birthday girl lady, hari ini berangkat ke Korea. Pecinta drama Korea ini berhasil mewujudkan impiannya ke Korea lewat ngeblog loh! Kebetulan kemarin waktu aku mengajar di kelas bahasa Indonesia yang diikuti oleh karyawan/ibu rumah tangga, mereka membicarakan soal K-Pop. Kata mereka, “Wah J-Pop kalah pamor deh dengan K-Pop di Indonesia!” Mereka memang sering ke Indonesia untuk urusan keluarga, kantor atau cuma bersenang-senang. Gurunya saja (aku) paling ke Indonesia sekali setahun hehehe. Jadi sudah pasti mereka jauh lebih tahu dan up-to-date kecenderungan minat orang Indonesia. Sedangkan aku?

Aku mulai menyadari Korean Boom di Tokyo ya sejak diputarnya Winter Sonata di televisi Jepang, itu berarti tahun 2003. Diputar pertama kali dari bulan April sampai Oktober 2003 di NHK BS, drama korea ini berhasil memikat penggemar Jepang, terutama wanita (boleh juga dibaca: ibu-ibu)! Aduuh aku tidak habis heran melihat liputan TV yang memperlihatkan ibu-ibu Jepang “mengejar-ngejar” Yon – SAMA (biasanya pakai san aja deh….) baik di Tokyo jika dia datang, atau mengikuti tour ke Korea. Meskipun ibu mertuaku belum sampai se”fanatik”ibu-ibu Jepang Fans Yon-SAMA ini, dia juga pernah mengikuti tour khusus ke Korea mengunjungi lokasi-lokasi yang dipakai dalam pengambilan drama Winter Sonata. Dalam sekejap Korea menjadi tujuan wisata yang laris. Aku? Belum pernah menonton drama ini, meskipun suka dengan lagu opening theme nya.

Setelah itu aku melihat bahwa demam Korea memang melanda Jepang, dan generasinya menjadi lebih muda, dan tentu lebih dinamis. Ah aku tidak pernah bisa hafal nama-nama artis atau Band Korea yang populer di sini…. (wong artis Jepang saja aku tidak hafal). Tapi aku tahu dari beberapa liputan TV bahwa selain musik dan film, demam korea juga merambah ke dunia kuliner. Ada sup penuh kolagen yang disajikan restoran Korea yang sempat populer juga di sini, padahal kupikir itu kan hanya merebus satu ekor ayam sampai ayamnya hancur, sehingga banyak kolagen (dari tulang muda) yang keluar sebagai kaldu. Aku bisa juga kok masak Soto Ayam sampai ayamnya hancur, dan tidak kalah enak hehehehe.

Aku tidak akan menulis soal artis-artis Korea, tapi justru kali ini aku ingin bercerita tentang orang-orang Korea yang pernah kutemui. Yang pertama seorang ibu Korea bernama Lee. Aku bertemu dia di sebuah misa, awal-awal aku datang ke Jepang 20 tahun lalu. Dalam misa, aku sempat menangis, dan dia ada di sebelahku. Dia menyapaku dan mengajak bicara setelah misa. Dan dia mengajak aku ke rumahnya. “Nanti aku masakin!”, mungkin dia kasihan melihat mahasiswa yang kesepian ini. Dan memang dia selalu membuatkan benar-benar-banyak makanan untuk aku sendiri! Haduhhh…

Wanita Korea kedua yang kukenal adalah announcer di radio tempatku bekerja. Namanya Um. Masih muda dan cantik! Bahasa Inggrisnya juga lancar. Sayang dia cepat kembali ke Korea, dan kami putus hubungan. Yang pasti dari kedua wanita, Lee dan Um ini aku tahu cara merawat kulit wajah orang Korea. Ya, katanya mereka makan bawang putih, sebanyak-banyaknya setiap hari 😀 Kalau dari Lee, aku pernah pergi bersamanya ke sebuah pemandian air panas, hot spring, di Yamagata. Dan di situ aku takjub melihat dia mandi, masuk air panas, keluar dari bak dan langsung shower air dingin, lalu masuk lagi ke pemandian air panas….berulang kali. Katanya cara mandi yang begini membuat kulit orang Korea kencang dan halus…. Hmmm aku sih tidak berani mengikutinya. (Tentunya orang yang berpenyakit jantung atau darah tinggi tidak boleh melakukan hal ini).

Setelah lama aku tak bertemu secara langsung dengan orang Korea, baru tahun lalu aku bertemu lagi dengan mahasiswa Korea. Seorang mahasiswi yang ikut pelajaran bahasa Indonesia di universitasku mengajar itu sudah cukup pandai berbahasa Indonesia, sehingga selalu mendapatkan angka 100 di setiap test. Waktu kutanya kenapa dia mau belajar bahasa Indonesia, ternyata….. bapaknya tinggal di Bandung (tentu saja asli Korea) dan mempunyai (bekerja) di sebuah hotel terkenal. Jadi buat dia, jika liburan musim panas, dia bukannya “mudik” ke Korea, tapi “mudik” ke Bandung. Weleh…weleh….

Dan satu lagi mahasiswa yang ingin kuperkenalkan adalah mahasiswa program pertukaran. Dia mengikuti kelas bahasa Indonesia tingkat dasar semester sekarang ini. Dan nilainya selalu bagus! Jangan-jangan…. Ternyata dia sudah lama ingin belajar bahasa Indonesia, tapi di Korea sedikit sekali universitas yang menyediakan kuliah bahasa Indonesia. Kalau mau dia harus masuk universitas bahasa asing. Jadi kesempatan, begitu dia tahu ada kuliah bahasa Indonesia waktu dia program pertukaran di Tokyo, dia langsung bertekad untuk mengambilnya. Bahkan dia ikut dua kelas, kelas dasar dan kelas menengah sekaligus. Dan… minggu lalu dia minta padaku kalau ada bahan lain yang bisa dia kerjakan karena dia ingin cepat bisa. Kupikir dia bercanda saja, jadi aku minta dia mengirim email dan aku akan mengirimkan bahan lewat email. Tadi pagi waktu aku memeriksa email, ternyata ada email dari dia meminta bahan tambahan… nah! Senangnya punya murid yang rajin. Semoga saja dia bisa cepat menguasai bahasa Indonesia dan menjadi guru bahasa Indonesia di negaranya. Siapa tahu kan?

Apakah kamu punya teman orang Korea? Atau apa yang mengingatkanmu jika mendengar kata Korea?

Ssstt ada satu masakan Korea yang aku suka, bernama KOMUTAN KUPPA. Karena masakan ini mengingatkanku pada Sup Buntut! Waktu awal-awal datang ke Jepang, aku tidak punya dapur sendiri dan belum tahu apa-apa soal beli bahan masakan. Jadi kalau aku kangen masakan Indonesia, kalau di restoran Jepang aku pesan Motsunikomi (seperti soto babat) dan kalau di restoran Korea, aku pesan Komutan Kuppa ini. Lumayan bisa menghilangkan homesick sedikit 😀

foto diambil dari http://takadanobaba.drivemenuts.com/archives/html/2007_01_31_211100.html