Bond

3 Jun

Pernah tahu kelompok Bond? Bukan James Bondnya, tapi memang 4 pemain musik gesek ini cukup sexy sehingga bisa saja menjadi gadis-gadisnya Bond. Kelompok Band(?) (agak aneh kalau menamakan mereka band sih) , kelompok ini mulai populer tahun 2000, dan menurut wikipedia cukup laris sampai berhasil menjual 4 juta keping dalam bidang “musik gesek”. Kalau melihat video clipnya di Youtube, mata bisa dihibur dengan pemandangan wanita seksi, telinga dihibur dengan lagu yang riang atau mendayu-dayu, ciri khas alat musik gesek. Indera perasa hanya bisa dihibur jika kita menyiapkan sendiri secangkir teh hangat… hmmm atau mungkin yang cocok segelas wine untuk menikmati lagu-lagu mereka ya?

cover CD yang kupunya

Aku baru saja menemukan kembali CD Bond ku itu, dan kupasang waktu aku menyetir hari Senin lalu. Perjalanan 1 jam tak terasa apalagi waktu mendengar lagunya yang berjudul “Victory”… riang sekali. Beberapa kali aku putar kembali khusus lagu itu. And to tell you the truth, aku menikmati drive ku setiap Senin karena aku bisa mendengar musik kesukaanku sepanjang perjalanan. Bagiku, menyetir = mendengar musik. Suatu kemewahan karena di rumah sekarang aku jarang bisa santai mendengar musik. Aku hanya bisa mendengar musik waktu anak-anak sedang sekolah, selebihnya aku ‘kalah’ dengan televisi 😀

Tapi, terus terang dalam perjalanan pulang aku tidak mau memasang CD ini. Karena sudah gelap (jam 9 malam), anak-anak juga biasanya tertidur, aku terbawa melankolis mendengar ‘sayatan’ suara biola dan teman-temannya 🙁 , jadi aku ganti dengan musik yang lebih netral. Aku suka biola, tapi biola juga membawa kenangan yang sebetulnya tertanam ‘hanya’ karena cerita mama. Mama selalu bercerita bahwa papanya, Opa Johannes Mutter, sangat pandai memainkan biola. Dan mamanya, Julia Kepel, sangat pandai memainkan piano. Dan menurut cerita mama, mereka berduet dengan harmonis. Padahal, aku tahu, Oma Julia Kepel meninggal waktu mama berusia 4 tahun. Jadi semestinya ingatan duet itu adalah ingatan anak seusia Kai 🙂 Ingatan mama terhadap mamanya hanya selama 4 tahun! Sedangkan aku, mempunyai waktu 44 tahun bersama mama! Ingatan yang lebih banyak dan ikatan yang mestinya lebih kuat, yang tak akan pudar, dan kubawa sampai aku mati nanti. Tentunya.

Sabtu, 2 Juni 2012, keluargaku berkumpul di rumah Jakarta untuk mengikuti misa 100 harinya mama. Kecuali aku, yang harus puas dengan mengikuti lewat skype. But…. Thanks to the technology! Benar-benar berterima kasih karena teknologi yang ada, bisa mendekatkan jarak ribuan mil. Selain itu internet atau si mbah google juga banyak membantuku mencari kenangan masa kecil yang kulewatkan bersama mama. Ya, mama sering menyanyikan lagu-lagu bahasa belanda yang aku hanya ingat sepotong-sepotong. Sehingga untuk melengkapinya aku sering mencarinya di internet.

Misa arwah 100 hari Elizabeth Maria Coutrier

Selain lagu Poes is ziek yang pernah kutulis di sini. Aku baru saja menemukan

Eén, twee,
Kopje thee;
Drie, vier,
Glaasje bier;
Vijf, zes,
Kurk op de fles;
Zeven, acht,
Soldaat op wacht;
Negen, tien,
Ik heb een dief gezien;
Tien, elf,
Gij zijt de dief zelf.

Onze oude versjes / geïllustreerd door C. Spoor
Uitgever:   Amsterdam : H. Meulenhoff, 1906

atau

sebuah lagu yang dinyanyikan sambil mendudukkan di atas paha dan menggoyangkan atas bawah.

Hop hop hop paardje hop hop hop dit is je mondje en dit is je kop…

yang akhirnya kutahu itu lirik buatan mama saja hehehe. Lagu sebenarnya adalah Hop! Hop! Hop! Paardje in galop!

Poes is ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
dat zei dokter Jantje itu kata dokter Yance
Zware kou stop haar gauw Flu berat jadi masukkan dia cepat
Warmpjes in haar mandje hangatkan dia di keranjangnya
poes is Ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
poesje jij moet zweten Kamu harus berkeringat

Kenangan-kenangan masa kecil, masa remaja dan masa selama hidup dapat memperkuat ikatan yang tentu saja tidak lekang oleh waktu. Dan aku bersyukur mempunyai banyak kenangan itu, dan bersyukur juga masih bisa mengingatnya.