Dua hari yang lalu, Gen pulang ke rumah sekitar pukul 1 malam (menjelang akhir tahun fiskal biasa lembur begini), lalu dia memberikan kepadaku sebuah kotak hadiah, berisi Udon (Mie Jepang yang tebal). Lalu dia menceritakan dari siapa Udon sekotak itu didapat. Ternyata dari seorang Dosen yang bekerja di Universitasnya. Dosen itu meninggal 2 minggu yang lalu. Dan seperti biasa kalau upacara pemakaman di sini, pelayat memberikan “amplop” bernama okoden お香典 (harafiahnya sumbangan untuk insence – hio) . Oleh pihak keluarga atau pengurus rumah duka, pelayat akan menerima “tanda terima kasih” biasanya berupa saputangan, atau teh jepang. Jadi yang membedakan memang tanda terima kasih yang diterima Gen itu berupa Udon, TAPI YANG DIPILIH DAN DIKIRIM OLEH SENSEI YANG MENINGGAL ITU SEBELUM DIA MENINGGAL. Sensei itu memang sudah tahu dia akan meninggal karena dia sakit kanker yang sudah diultimatum dokter umurnya tidak lama. Karena dipilih dan dikirim oleh Sensei itu sendiri, pihak toko yang mengirim juga tidak memberikan lapisan kerta noshi のし yang khusus berwarna hitam-putih (orang meninggal) tapi yang merah-putih, wong yang pesan itu orang ybs. Udon itu dikirim kepada semua pegawai Universitas, dan semua sangat terharu menerima kiriman itu. Saat menceritakan hal tersebut pun mata Gen berkaca-kaca.
Mungkin tidak tepat jika aku katakan Udon itu sebagai wasiat. Tapi aku punya satu cerita lagi yang bisa dihubungkan dengan judul di atas. Aku tahu namanya dari beberapa status teman di Facebook. Teman-teman wanita waktu SMA, dan membuatku curious apakah aku kenal dia? Ternyata ku tidak kenal dia, tapi kulihat teman-temanku yang menulis atau komentar tentang kematiannya adalah teman-teman yang berhubungan dengan New York.Berkat mengintip beberapa tulisan teman-temannya, aku berhasil menemukan blognya…dan terkesima dengan tulisannya. Seorang yang energetik, dan mempunyai masalah jantung. Waktu kubaca tulisan terakhir di blognya, yang memang sudah lama vakum juga, dia menceritakan bagaimana dia mempunyai masalah jantung, yang sudah mengalami operasi besar 5 kali, dan semua pembuluh darahnya sintetis. Kabarnya dia meninggal setelah operasi yang ke 6, akibat perdarahan dalam. Tulisannya di situ mengingatkan pembaca untuk menyayangi tubuh yang diciptakan Tuhan, jangan merubah adikarya Tuhan, karena secanggih-canggihnya manusia tidak akan bisa menyamai karya Tuhan. Ah senang bisa mengenal seseorang seperti dia…meskipun dia baru saja dipanggil Tuhan. Rest in peace Ditta, my new blogfriend! I really enjoy reading your blog. It a pity that you couldn’t write anymore. Dan aku sengaja menyimpan URLnya yang berjudul Now or Never? Aku menganggap Ditta telah meninggalkan wasiatnya dengan tulisan-tulisan di blognya.
“Emangnya apa perlunya sih ente menceritakan tentang kehidupan pribadi di situ? Apa perlu semua dunia tahu dengan hidupmu?”
Ini adalah pernyataan seorang teman Uda Vizon dalam postingan dunia perlu tahu..? Banyak sekali komentar yang disampaikan teman-teman blogger di situ, silakan baca ya, tapi aku paling cocok dengan pendapat Arman. Mungkin karena kami memang tinggal di luar negeri, dan membutuhkan blog sebagai “catatan” kami yang bisa dibaca oleh keluarga dan teman-teman yang berminat 🙂
Meskipun sebenarnya aku telah menulis blog sejak tahun 2005, Twilight Express dimulai tahun 2008 di domain ini dan kuanggap berulang tahun setiap tanggal 1 April. Selama 4 tahun ngeblog tentu banyak sekali manfaat yang kudapat dari kegiatan menulis ini. Bukan “Memberitahukan pada seluruh dunia tentang hidupku” tapi yang terpenting adalah PERSAHABATAN DAN SILATURAHMI. Tak terhitung teman baru yang kudapat dari TE ini, dan beberapa di antaranya bahkan menjadi sahabat karib, dan kami tetap menjaga silaturahmi sampai sekarang. Bahkan aku banyak mendapat dukungan moril dari teman-teman blogger waktu mama meninggal tgl 23 Februari lalu.
Seperti yang bisa dilihat pada daftar Top komentator, daftar nama teman di tahun awal memang berubah dengan daftar nama teman sekarang, tapi bukan berarti mereka yang tidak tercantum itu tidak lagi berteman/bersilaturahmi denganku. Banyak sarana lain yang bisa dipakai untuk saling berhubungan. Dan aku ingin tetap berteman dengan mereka (tentu kalau mereka juga berpikiran sama denganku). Dan khusus untuk tulisan kali ini aku ingin mendoakan kesuksesan operasi seorang TE reader yang akan dioperasi hari senin ini. Aku sudah cukup lama mengenalnya dan meskipun sudah lama dia tidak komentar di TE, kami masih sesekali berhubungan di FB, dan aku kaget sekali waktu dia mohon didoakan untuk sebuah operasi besar yang akan dijalaninya hari ini. Semoga operasinya berhasil…. Amin.
Seperti biasa, aku ingin melaporkan performance TE selama ini. Jumlah postingan sampai dengan posting hari ini, tepat di hari Ultah TE ke 4 adalah 1102 posting, dengan 21.933 komentar. PR nya masih 3, dengan Alexa yang belum naik-naik dari tahun kemarin. Target berikutnya adalah 1111 posting dan 22.222 komentar. Semoga Anda yang menjadi komentator ke 22.222 ya… Pasti ada sesuatu yang kukirim dari sini.
Posting paling banyak komentarnya adalah Belajar terus sampai mati, sebuah cerita dari Watanabe san, mantan muridku yang tetap memegang buku pelajaran bahasa Indonesianya sampai hari terakhir beliau meninggal tanggal 7 Maret yang lalu dalam usia 96 tahun. May he rest in peace.
Memasuki tahun ke 5 aku akan berusaha meningkatkan semangat menulis seperti yang kupunyai pada awal-awal TE dibuat. Aku ingin tertular kembali semangat menulis dari teman-teman blogger, sambil menanamkan kembali keinginan awalku waktu membuat blog ini yaitu untuk mencatatkan kehidupanku di Jepang dan memberikan info yang kira-kira berguna bagi yang membacanya. Semoga saja kelak TE bisa menjadi wasiat, paling tidak bagi anak-anakku dan keluargaku.
Selaksa terima kasih untuk perhatian dan dukungan teman-teman semua.