Beberapa hari yang lalu aku sempat menonton di televisi, seorang presenter pria yang baru kehilangan istrinya karena penyakit kanker di usia 65 tahun. Dia mengatakan bahwa waktu dia melihat wajah istrinya dalam tidur, dia bisikkan bahwa dia cinta padanya. Tapi sayangnya dia tidak ucapkan waktu istrinya masih hidup. Bukan berarti dia tidak memperhatikan istrinya, karena dia langsung mundur dari acara reguler begitu tahu istrinya sakit. Tapi ya mungkin dia merasa kurang mengatakannya. Salah satu ucapannya yang membuat aku menangis adalah bahwa istrinya sebelum meninggal telah memilihkan baju untuknya sampai bulan Juni nanti. Dan mungkin mulai bulan Juli, pakaiannya akan terlihat “tabrakan” karena tidak ada istrinya yang memilihkan. Dia tertawa sambil menangis 🙁
Waktu memang cepat sekali berlalu. Kemarin aku sempat melihat sebuah pemandangan yang menyejukkan hati. Pagi itu begitu cerah dan hangat bahkan cenderung panas. Seorang lelaki seumuranku sedang mendorong kursi roda ibunya yang sudah renta jalan-jalan. Dia sempat bercakap-cakap dengan ibunya sambil menunggu lampu merah berganti warna. Karena hari kerja, mungkin dia mengambil cuti untuk menjumpai dan menemani ibunya di hari yang cerah ya? Menemani dan menggunakan waktunya sebaik mungkin sebelum ibunya tidak bisa dia bantu lagi…..
Di trotoar pinggir jalan rumahku yang sebagian ditanami dengan bunga azalea pink sudah berwarna hijau kembali, Bunga Azalea sebagian sudah berguguran, tapi udara berganti semerbak oleh bunga jasmin (melati) yang juga dipakai sebagai semak penghias di pinggir jalan. Meskipun bentuknya lain dengan melati di Indonesia, wanginya sudah cukup menghibur hati yang rindu tanah air.
Musim ini juga dilengkapi dengan keindahan bunga mawar di mana-mana. Ada satu rumah kecil yang selalu kulewati pada hari Kamis. Taman kecilnya berubah menjadi taman mawar, lengkap dengan pergola lengkung dengan mawar merambat. Seperti rumah impian! Selain itu di beberapa tempat, Ajisai atau Hydrangea sudah mulai menampakkan bunganya. Biasanya kalau bunga ini mulai bermunculan, kami harus bersiap menyambut musim hujan yang lembab. Hujan bulan Juni….
Yah waktu berlalu begitu cepat. Sampai terkadang kita tidak mempunyai waktu untuk berhenti dan memandang ke belakang. Sekedar untuk menikmati kenangan atau menertawakan kebodohan. Atau merasakan perkembangan alam sekitar apalagi perkembangan anak-anak yang semakin besar. Kemarin malam aku teringat perkataan seorang teman, ibu dari dua anak laki-laki, “Mel, punya anak laki-laki enak. Mereka manja pada kita. Udah besar juga masih mencari ketiak mamanya untuk tidur bersama” . Sambil aku membetulkan arah tidurku yang HARUS menghadap ke Kai. Dia selalu mau melihat wajah mamanya sebelum tidur, atau waktu terbangun tengah malam. Duuuh kesal juga rasanya, tapi…harus enjoy karena sebentar lagi dia tidak mau lagi tidur bersama 😀
Apa sih inti tulisan hari ini? Tulisan mendadak karena tiba-tiba saja aku terkesiap melihat angka di komputerku : 2012/05/31. Hari terakhir di bulan Mei, yang tanpa terasa sudah akan berlalu dari hadapanku. Sambil merasa iri pada adikku yang sekarang sedang terbang ke Jakarta untuk menghadiri peringatan 100 hari mama tanggal 2 Juni nanti…… ingin masuk ke dalam kopernya, tapi… pasti overweight deh hehehe.
So, selamat beraktifitas serta menggunakan satu hari ini dengan penuh semangat.
To live life to the fullest!
Carpe diem! Rejoice while you are alive; enjoy the day; live life to the fullest; make the most of what you have. It is later than you think. (Horace)
bener mbak.. waktu emang berlari…
makanya harus bener2 dimanfaatkan sebaik2nya… terutama untuk mensyukuri dan melewatkannya dengan orang2 yang kita cintai…
Yah, gimana sik, Bang? Pan Bu Imel bilangnya waktu terbang, bukan lari. :p
Seandainya waktu itu memang terbang, maka kita yang ada di dalam waktu sungguh seperti berada di dalam pesawat. Maka apabila kita merenungi sang waktu, niscaya kita seperti memakai baling-baling bambu sehingga terlihat keindahan taman bunga di bawah kita. Seandainya pula kepalaku tidak pening, maka aku tidak akan mengatakan hal yang demikian. 😀
Di kantor juga ada tuh bunga jasmin semacam itu, Bu. Katanya cepat berbunga dan bakal lebat, tak kenal musim dalam berbunga. Tapi sampai sekarang masih saja itu bunga segitu-segitu saja. Apa salah tanam, ya?
Hari terus berganti dengan begitu cepatnya. tanpa terasa sudah banyak yang kita alami dan lalui. Namun tak urung banyak pula yang kita lalai dan lewatkan. Semoga, saat waktu terus berlari itu, kita menyesali lantaran terlalu sibuk dengan diri sendiri, dengan ambisi-ambisi kosong yang justru menjauhkan kita dari orang-orang yang kita sayangi.
tulisan yang indah, mbak Em..
dengan melati dan mawar putih itu
dengan iringan james blunt.
One day your story will be told..
iya mbak..waktu cepaaat banget…abis baca postingan mbak ini, jadi mikir ..apa yg udah ny buat ya..rasanya setiap hari lewat gitu aja..
makasih mbak…
hihi… nggak mungkin overweight deh… naik di buntut pesawatnya bu. xixi
—
iya, waktu sangat cepat hingga kadang yang datang hanya penyesalan jika kita tidak memanfaatkan dengan maksimal 🙁
semoga kita bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin 😀
salam
waktu seperti berlalu ya mbak. belum lama ini aku menemukan majalah Tempo terbitan tahun 2000. rasanya baru seperti kemarin saja tahun itu. baru 12 tahun yang lalu. tapi kenapa iklan barang-barang yang ada di majalah itu tampak seperti barang kuno? tahun 2000 itu aku baru lulus kuliah. rasanya baruuuu kemarin aku keluar dari asrama. hmmm… *kok jadi ngelantur sendiri sih?*
SEMANGAT mba..! aku semangat sekai mau menikmati soto mie nya Kak dini hehehe
telpon mama dulu. 🙁 *tiba2 jadi kangen*.
Seandainya kita punya sayap, pasti Bu eM nggak perlu masuk koper…
Cukup mengepakkan sayap lalu terbang ke Jakarta.
Dan sayapun pastinya mabur ke Kudus, menemui Ibuk saya selagi masih ada kesempatan
Iyaaa… time flies, indeed. terima kasih pengingatnya nechan.
dan entah kenapa aku jd pengen menanam bunga mawar 😀
Ya..memang.. hari berlalu begitu cepat sampai kita tak menyadari nya.
Mari berhenti sejenak untuk memandangi langit biru diangkasa.. 😀
Sharing berharga dalam mensyukuri waktu yang tak bisa diputar balik dan menikmatinya bersama kelg terkasih, Salam
Bener Kak, waktu melesat seperti jet… (padahal laju detiknya tetap sama ya… 😀 )
Gak sempat menoleh ke belakang, sekalinya menoleh, lhoo…kok udah jauh banget…tapi kok aku masih di kondisi yg sama dengan yg jauh banget itu?? #curcol 😀
Doakan dari Jepang aja Kak buat mama.. 🙂
iyaaa bener mbak…. aku juga merasa waktu kok cepet banget yak.. inget waktu masa remaja pengen banget umur 17 atau 20.. eh sekarang malah pengen waktu itu pelan-pelan aja,, biar semua yang aku ingin perbuat seperti traveling, sekolah dan menabung itu cukup.. hehehe
aahhh,,, mengenang itu memang menyenangkan,, yang kelam juga tampak bodoh dan lucu dilihat sekarang 🙂
Aku juga pengen punya anak laki-laki Mba, karena kalo cewe ga bisa bayangin deh pasti cerewet kaya aku juga, hahaha
betul waktu berjalan cepat sekali… saking cepatnya tidak terasa sudah mau bulan november 2012 saja… yang katanya mau kiamat itu… sedangkan saya belum buat apa apa.
hiks…
jadi sedih denger kisah sang presenter
drpd menyesal berarti mulai dr skrg sering2lah say i love u pd pasangan qta ya…..
terlihat kecil tapi sangat berarti besar ya kak walaupun hanya mengucapkanI Love You