Mumpung masih keburu, saya mau menulis sedikit. Hari ini tanggal 23 Mei adalah hari kura-kura sedunia. Memang hari peringatan yang baru, karena baru dimulai tahun 2000 di Amerika, tepatnya oleh American Tortoise Rescue. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk menarik perhatian warga dunia terhadap keberadaan kura-kura dan penyu dan mendorong manusia untuk menyelamatkan spesies yang terancam. Hari kura-kura dan penyu sedunia dirayakan di seluruh dunia dengan berbagai cara, mulai dari gerakan sosial, pembelajaran mengenai kehidupan kura-kura dan penyu, hingga pembuatan kerajinan tangan berbentuk kura-kura dan penyu.
Bagi Jepang, kura-kura juga penting. Ingat, ya, cerita Urashimatarou. Dan di Jepang ada istilah 鶴は千年、亀は万年 (つるはせんねん、カメはばんねん)yang artinya Bangau seribu tahun dan Kura-kura 10 ribu tahun. Apakah benar mereka bisa hidup sekian lama? Tentu tidak sampai sekian lama, tapi memang kura-kura bisa berumur lebih dari 100 tahun. Ini hanyalah ungkapan mensyukuri hidup (めでたいmedetai) terutama untuk mereka yang bisa hidup sampai lanjut usia. Karena itu waktu memberikan hadiah kepada lansia, biasa memakai lambang bangau atau kura-kura.
Kita dapat melihat lambang itu juga pada kue dorayaki どら焼きyang berbentuk kura-kura亀どら kamedora, buatan dari toko kue “亀屋Kameya” yang berlokasi di Kawagoe. Saya sering mendapat dorayaki ini terutama untuk acara yang “medetai (bersyukur)” misalnya kelulusan sekolah. Selain tentunya kue manju berwarna merah putih.
Anak saya membeli kura-kura saat dia masuk SMP, dan sekarang dia sudah masuk universitas. Saat itu dia ingin tahu sampai kapan si Kamechan (saya memanggil kamechan dengan KUYA) itu hidup. Meskipun si Kame sebetulnya peliharaan anak saya, setiap hari saya yang memberi makan. Saya juga yang ganti airnya kalau sudah bau. Waktu kami pindah ke Saitama, Si Kuya kami taruh di akuarium besar di halaman rumah kami. Banyak anak-anak kecil mampir dan memanggil si Kuya, mengatakan “可愛いねkawaii ne “.
Nah, sebelum musim dingin yang lalu, sekitar November 2021 saya mau menidurkan dia di dalam rumah, untuk hibernasi selama musim dingin. Memang saya tidak beri makan satu minggu, persiapan tidur panjang. Eh, waktu saya mau ambil, si Kuya tidak ada! LENYAP! Entah siapa yang mengambil dia. Tapi yang pasti saya dan suami saya sedih sekali. Suami saya sampai membuat pengumuman “Siapa yang mengambil atau menemukan kura-kura, harap memeliharanya dan jangan membuang di sungai/kolam”. Kami memang menandatangani pernyataan bahwa kami tidak akan buang ke sungai. Tapi kalau diambil orang bagaimana, dong?
Oh ya, satu lagi. Bagi yang pernah/akan pergi ke Benteng Rotterdam di Makassar, bisa coba naik ke atas dan membayangkan bahwa bentuk keseluruhan benteng adalah kura-kura!