Melanjutkan kebiasaan kami setiap tahun, untuk menutup tahun 2017 ini aku ingin menuliskan 8 Besar dari Nerima 2017.
- Bulan September 2017, genap 25 tahun lalu aku mendarat di Narita Jepang untuk memulai kehidupan sebagai mahasiswa S2 di Yokohama. Dan tahun ini juga kami deMiyashita merayakan ulang tahun pernikahan orang tuanya Gen yang ke 50. Gold Anniversary. Kami rayakan bersama keluarga, hanya bersembilan di hotel tempat mereka membuat resepsi 50 tahun yang lalu, Chinsanzo Tokyo. Tahun yang penuh berkat bagi kami. Sehingga aku sendiri menentukan kanji tahun ini bagiku adalah 「祝」.
- Riku 14 th, kelas 3 SMP dan sekarang sedang puncaknya belajar untuk masuk SMA. Selama 3 tahun dia mengikuti bulutangkis dan akibatnya bentuk badannya bagus… sangat jauh dibanding waktu dia baru masuk SMP. Tingginya sudah 170cm lebih dan yang paling mencolok adalah celana panjangnya yang kedombrongan sehingga harus pakai ikat pinggang. Untung panjang celana sudah diantisipasi pembuat seragam sehingga bisa dilepas kancingnya. Tadinya kupikir dia akan berhenti tengah jalan, tapi senang juga melihat dia bisa menyelesaikan sampai waktunya “keluar” excul yaitu musim panas dan sempat ikut beberapa pertandingan dan menang beberapa kali. Memang tidak sampai ke tingkat yang lebih tinggi, tapi lumayanlah untuk kami, keluarga yang bukan pelaku olahraga (Miyashita dan Coutrier sama-sama tidak juara dalam olahraga 😀 ). Dia akan mengikuti ujian masuk di bulan Januari nanti, dan semoga hasilnya memuaskan.
- Kai 10 th, kelas 4 SD. Kai selalu anak mama. Dia selalu berkata “Aku tidak bisa tidur tanpa mama” dan karenanya aku selalu membawa dia kalau perlu ke Indonesia dan menginap (2 kali ke Jakarta dalam tahun 2017). Tapi Kai juga yang selalu memperhatikan kalau mamanya sakit. Dia sudah bisa masak sendiri, sehingga kalau dia pulang sekolah dan lapar, dia akan masak nasi goreng sebagai snack timenya dia 😀 Dan akibatnya berat badannya membengkak. Sampai di sekolah semua temannya tahu dan tidak memperbolehkan dia tambah makanan waktu makan siang bersama. Ini akan menjadi PR kami berdua, aku dan Kai supaya Kai tidak menjadi rendah diri nanti jika naik kelas 5. Oh ya, Kai juga sudah mulai mengikuti bimbingan belajar sejak bulan November lalu. Dan kalau SMP Riku tahun 2017 memperingati 70 tahun, maka SD nya Kai memperingati 40 tahun. Aku tidak ikut acara apa-apa di SD Kai karena memang waktu itu aku sedang berada di Indonesia.
- Tahun 2017 merupakan tahun yang sibuk buat keluarga kami. Sehingga kami sudah tidak ada waktu untuk pergi bersama, apalagi mengumpulkan cap untuk 100Famous Castle. Sulit sekali menyatukan waktu aku dan Gen, apalagi Riku yang hampir setiap hari ada latihan badminton. Gen dengan posisi naik di kantor menjadi lebih banyak tanggung jawab sehingga membiarkan pegawai muda untuk ambil cuti di hari libur dan dia yang bekerja di hari libur. Tapi untungnya, tahun ini dia tidak perlu pulang sampai di rumah jam 2-3 pagi untuk kerja lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini juga karena ada larangan lembur dari pemerintah, sehubungan dengan meningkatnya bunuh diri akibat overworked. Jadi aku akhirnya mengambil keputusan bahwa aku yang pergi sendiri saja begitu ada hari kosong. Naik bus sendiri melihat pemandangan di Ibaraki atau naik sepeda ke Taman Tachikawa. Mungkin karena keputusan-keputusanku untuk mengambil libur sendiri ini ternyata bisa membuat balancing kesehatan, pikiran dan hati yang lumayan sepanjang tahun ini.
- 2017 merupakan tahun tersibuk sepanjang sejarah bagiku. Kadang aku harus mengorban janji lain demi pekerjaan yang memang bertumpuk. Sebagai sekretaris PTA kupikir HANYA mengikuti rapat sebulan sekali saja, dan sudah kuplot hari Kamis pagi untuk itu. Eh, ternyata pekerjaan sebagai sekretaris bukan itu saja (ah! memang waktu perekrutan banyak bohongnya nih hehehe). Sebelum rapat bulanan tentu harus membuat rapat pengurus inti, harus membuat agenda rapat, harus membuat laporan rapat dan menerbitkan buletin PTA. Juga harus menghadiri open school karena petugas penjaga di open school harus diarahkan oleh sekretaris! Belum lagi sekretariis ternyata juga harus mengikuti pertemuan dan kegiatan dari asosiasi PTA sekelurahan, serta di barisan pertama pada setiap kegiatan SMP. Puncaknya pada tanggal 28 Oktober yaitu perayaan ulang tahun ke 70 SMP nya Riku (dan untuk mengatur pesta perayaan ini ada rapat setiap sebulan sekali yang akhirnya aku angkat tangan tidak hadir sama sekali). Untung saja ada 3orang sekretarisnya, 1 kerja full time, 2 part time (aku da seorang lagi, tapi dia tidak bisa komputer… jadi kalau urusan hadir rapat biasanya dia yang wakilkan) .
- Sebagai pengelola Rumah Budaya Indonesia, yang dimulai bulan Agustus 2017, selain harus merencanakan kegiatan termasuk dekorasi dsb, aku juga membuat pamflet, membuka pendaftaran via email, dan pada hari H kerja serabutan sebagai MC atau kameraman :D. Dan tidak terlupa… laporan, laporan, laporan hehehe. Selain RBI, aku juga harus membuat laporan kegiatan untuk APPBIPA Jepang (Afiliasi Pengajar dan Pengiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di Jepang) yang baru terbentuk bulan November 2017.
- Mulai tahun ini aku memakai buku cetakan sendiri untuk mengajar. Memang perlu modal yang cukup besar tapi dengan adanya buku tata bahasa untuk kelas dasar ini, aku tidak perlu lagi boyong-boyong fotokopian untuk mengajar. Bagi anak yang pintar dan mau belajarpun jadi bisa mempersiapkan sendiri bagian-bagian yang tidak aku ajarkan. Kemudian pada bulan Oktober aku mencetak buku ajar untuk kelas menengah yang berisi tulisan-tulisan mengenai Indonesia. Buku ini merupakan perkembangan buku yang dulu sekali pernah kutulis untuk kelas Bahasa Indonesia di Keio University (dan sudah habis). Ada 35 judul cerita umum mengenai Indonesia dalam 65 halaman, yang bisa kupilih untuk bahan mengajar kelas menengah yang tentunya sudah menguasai tata bahasa dasar. Dengan adanya buku ini aku jadi tidak perlu repot-repot lagi memilih bahan dan foto copy deh. Sekarang aku juga sedang menyusun lagi edisi ke duanya, yang isinya lebih banyak pendapatku (esai).
- Sebagai penutup tulisan, sengaja saya pilihkan kegiatan ini sebagai nomor 8. Jadi sebetulnya selama 3 tahun terakhir ini, aku ikut aktif dalam pembuatan kamus bahasa Indonesia-Jepang v.v. karena diajak Ibu Funada (Ketua/Tim Penyusun). Tentu banyak orang yang ikut serta dalam pembuatan kamus ini. Sebagai penulis, kami diberikan sejumlah kata untuk ditulis dalam kamus, dan kami juga harus memikirkan contoh kalimatnya. Setelah semua kata terkumpul, pada tahun ke-3 yaitu awal tahun 2017 ini, sebagai anggota tim editor, kami harus memeriksa lagi semua tulisan yang masuk. Apakah sudah benar jenis katanya, contoh kalimatnya. Ini masih berupa halaman file. Dan tahap terakhir membaca lagi semua dalam bentuk buku apakah sudah benar letaknya, apakah tidak ada salah tulis, atau terlewati. Pekerjaan yang berat yang baru pertama kali aku geluti tapi aku merasa senang mengerjakannya. Sulit memang untuk menyisihkan waktu di antara semua pekerjaanku, apalagi kalau pas dapat halaman yang isinya kata-kata membosankan, yang sulit diekspresikan dalam bahasa Jepang, atau kata-kata aneh dan jarang yang sudah selayaknya dihapus dari kamus. Untung saja tugas penulisanku dalam 1 tahun pertama bisa dilaksanakan dalam jangka waktu yang diberikan (biasanya sekian ratus lema/turunan kata dalam satu bulan), meskipun kadang aku masih “nawar” minta perpanjangan waktu. Tapi untuk bagian editing yang terakhir, aku merasa memang aku cocok untuk pekerjaan editing yang perlu kecepatan tapi tetap harus teliti. Senang loh bisa menemukan passionku di mana, meskipun aku yakin aku tidak mau mengerjakan editing melulu hahaha. Jadi nanti tanggal 26 Februari 2018, sudah bisa dibeli di toko-toko besar sebuah kamus Progressive Indonesiago dari penerbit Shogakukan dengan harga 4,900 yen (+tax) . 『プログレッシブ インドネシア語辞典』
B6版 1104ページ ISBN978-4-09-515811-2, 定価: 4,900円+消費税
Tahun 2017 penuh dengan pencapaian dan peringatan. Semoga aku bisa melanjutkan pekerjaan yang sudah kupegang selama ini di tahun 2018 dengan lebih baik lagi. Dan tentunya bisa mulai menulis lagi di blog ini ya 😀
Happy New Year 2018!