Rabu kemarin aku diundang sahabatku, Lisa untuk makan siang di rumahnya. Ceritanya dia ada arisan ibu-ibu Tokyo, jadi sekaligus aja datang, katanya. Aku sendiri tidak ikut arisan sih. Tapi Kai harus ke TK dan setiap hari Rabu tidak ada perpanjangan kelas, berarti harus pulang pukul 2 siang. Hmmmm. Aku ingin pergi, meskipun jauh dari rumahku, karena aku sering tidak bisa datang kalau Lisa yang mengundang. Mesti ada aja yang menghalangiku pergi. Apalagi menurut prakiraan cuaca, hari Rabu itu hujan, dengan kemungkinan bersalju.
Karena sudah pasti aku tidak bisa menjemput Kai tepat waktu, jadi aku menuliskan surat pada gurunya minta ijin supaya Kai tidak masuk TK. (Dulu Gen sering marah kalau aku memboloskan anak-anak untuk acara pribadi, tapi sekarang sepertinya sudah bisa mengerti bahwa mumpung masih TK, masih bisa bolos, jadi OK saja :D). Kupikir aku akan mengajak Kai pergi bersama.
Seperti sudah diperkirakan Tokyo hujan, tapi tidak deras. Kadang rintik, kadang berhenti dan waktu kulihat ke luar pukul 10 pagi, tidak berubah menjadi salju. Jadi aku bersiap-siap untuk pergi dong. Tapi ada yang mengebel, rupanya dari Amazon membawa Lego pesanan Kai. Ya, Kai bayar pakai uang sakunya sendiri, uang saku yang dia terima dari neneknya 😀 Senang sekali dia bisa belanja pakai uang sendiri, bisa menyamai Riku yang “kaya” karena setiap ulangan dapat 100 yen (Aku tidak memberlakukan sistem uang saku, tapi memberlakukan sistem reward, jadi kalau dia belanja untukku juga aku “gaji” 50 yen). Jadi deh Kai membuat Legonya dulu dong, sebelum berangkat. Tapi untung dia cukup bisa cepat mengerti buku manual sehingga dalam waktu 30 menit bisa jadi rakitan Lego yang sebetulnya untuk usia 7-12 tahun :D.
So kita bersiap untuk berangkat ke dalam kota! Rumahnya Lisa berada di Tokyo agak ke arah chiba, dan stasiunnya stasiun subway a.k.a kereta bawah tanah. Ups… aku kan memang anti subway, bisa panik dan pusing kalau naik subway. Perasaan tertekan di bawah tanah, sehingga aku menghindari naik subway. TAPI…. hari itu aku enjoy pergi dengan Kai, sehingga mau coba naik subway! Kami bercerita atau gantian main game di iPhoneku sehingga tak terasa sudah dekat rumahnya Lisa. Senang sekali aku bisa mengalahkan rasa takutku. Mungkin karena aku merasa bertanggungjawab membawa Kai (padahal Kai yang sebetulnya “membawa” aku hehehe).
Senang sekali waktu sampai di rumah Lisa pun di meja makan sudah terhidang masakan Indonesia buatannya. Empalnya top deh. Aku suka empal tapi malas sekali masak empal 😀 Jadi deh makan pakai tangan berdua Kai, tapi Kai hanya bisa makan yang tidak pedas. Sekitar pukul 3:45 aku pamit untuk pulang, dan berniat pulang naik subway yang bisa langsung ke arah rumahku. TAPI makan waktu 45 menit. Duh sengsara sekali karena kereta Oedo Line itu PANAS, heaternya terlalu panas, sehingga sumuk rasanya. Dan itu membuat aku mulai panik. Kai sebetulnya sudah mengajak aku pindah kereta yang lain yang lebih dingin, meskipun harus berputar…. tapi kupikir coba alihkan pikiran saja dulu. Kalau perlu aku turun di Roppongi dan naik bus ke Shibuya. Tapi akhirnya aku berhasil menahan diri dan sampai di stasiun dekat rumah sekitar pukul 5:10.
Kemudian aku mengajak Kai untuk beli makanan jadi. Gen tidak makan malam karena dinas ke luar kota, jadi aku malas masak. Tapi, mau tahu apa Kai bilang?
“Mama, langsung pulang aja. Makan apa yang ada…”
“Tapi ngga ada apa-apa Kai..”
“Aku mau langsung pulang. Mama harus hemat kan? Nanti uangnya bisa beli barang yang mama mau…..”
Ampuuuun cerewet! Akhirnya aku mengalah, dan langsung pulang ke rumah, dan memberi Riku makan malam dengan Empal dan sayur lodeh yang dibawakan Lisa.
Kata Riku: “Mama…INI ENAK!”
Ah, aku harus ganti judul! Seharusnya bukan gara-gara karena gara-gara itu berkesan negatif.”Gara-gara Kai” 櫂のせい。Sedangkan yang tepat “Berkat Kai!” 櫂のおかげです。Berkat Kai, aku bisa naik subway, bisa bertemu teman-teman Indonesia, bisa makan masakan Indonesia, bisa HEMAT 😀 juga. (Tapi empal yang kubawa jadinya habis, aku tidak kebagian!!! rugi dong ya hihihi)